Enjoy bacanya....
.
.
.
.
.
.
.
.
..........................................................."Hah, baiklah sekarang apa yang harus kita lakukan?" tanya Wei Wuxian yang jegah dengan tatapan tajam dari Jiang Cheng.
"Tentu saja kita harus bermimpi bodoh!" kesal Jiang Cheng pada manusia absurd di hadapannya kini. Pemuda Jiang itu yakin jika Wei Wuxian tak ia telpon tadi mana mungkin akan ingat dengan dunia nyata mereka dan malah bersenang-senang dengan suami semunya itu.
"Bentar-bentar, mohon maap ya, A-Cheng, jadi kita tuh mau mimpi didalam mimpi gituh? Kalau kaya gituh sama aja,dong kalau dunia kita gak nyata. " pernyataan dari Wei Wuxian membuat Jiang Cheng sedikit berpikir. 'benar juga, tapi dulu kita kembali dengan cara tidurkan?' pikir Jiang Cheng sedikit mendalam dan membuat kepalanya pusing tujuh keliling."Bodoh! Bukannya dulu kita kembali dengan cara tidur!" Wei Wuxian tertawa bodoh setelah melihat Jiang Cheng yang terdiam sebelum mengumpati dirinya. "Hahaha, benar juga apa katamu."
Kalian tahu bagaimana rasanya Jiang Cheng ingin sekali menjual sepupunya ini pada tukang rongsokan sampah ketika mereka kembali. jiang Cheng menghela nafas lelah menghadapi dunia aneh dan makhluk absurd yang ada di hadapannya ini.
"Kuharap ide ini tetap berhasil." ujar Wei Wuxian tiba-tiba dengan wajah sendunya membuat Jiang Cheng bingung. "Maksudmu?"Entah mengapa perasaan Wei Wuxian mengatakan bahwa mereka tak akan kembali dengan semudah itu. "Bagaimana jika kita tak bisa kembali, A-Cheng?" tanya Wei Wuxian tiba-tiba dengan wajah seriusnya dan membuat Jiang Cheng mematung sesaat. "Mungkin, kita harus menerima takdir kita terjebak disini." jawab Jiang Cheng ragu. Bagaimanapun ia ingin sekali kembali agar bisa mengerjakan novelnya ketika ia diberi waktu libur oleh atasan.
(tipe-tipe perkerja keras karena dunia itu memang keras.)
"Dan kau akan menerima suami semu kita, A-Cheng?"
"Kita jalani dulu, tapi jangan sampai diantara kita malah jatuh cinta dengan suami semu itu, aku tidak ingin kerepotan dengan hal sepele karena tidak mau berpisah."
Wei Wuxian tersenyum kemudian menyondorkan jari kelingkingnya di hadapan Jiang Cheng. "Akan ku pegang kata-katamu, A-Cheng." Jiang Cheng tersenyum simpul kemudian menyambut salam kelingking Wei Wuxian. "dan aku akan mengawasimu, A-Xian."
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Jiang Yanli, gadis cantik yang sudah berstatus istri dari pengusaha resto terkenal, Jin Jixuan. Gadis itu tersenyum lembut ketika berada di depan pintu apartemen dua adik yang ia rindukan selama ini.Jiang Yanli mulai menekan bel apartemen, namun tidak ada jawaban dari dalam. Jiang Yanli mengerutkan alisnya karena ia sudah diberi tahu oleh Wen Qing jika Wei Wuxian diliburkan hari ini, begitu juga dengan Jiang Cheng yang dapat libur.
Entah mengapa Jiang Yanli merasa aneh. Dari dalam apartemen ia tak mendengar keributan demo yang biasanya terjadi.
Dan entah mengapa hati Jiang Yanli lumayan gelisah sekarang dan ia juga tak tahu kenapa gelisah dengan kedua adiknya.Karena terlalu lama tidak dibukakan pintu akhirnya jiang yanli memilih menekan pin pada pintu apartemen tersebut. Keberuntungan bagi Jiang Yanli karena dua adiknya itu selalu lapor kepadanya tentang pin apartemen mereka.
Ketika gadis cantik calon mamud itu membuka pintu, kedua matanya menatap dua tubuh yang sedang tertidur pulas di sofa. Senyum manis terukir di wajah Jiang Yanli. Baginya sudah lama tak melihat kedua adiknya sedang bertingkah manis seperti ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Beliving Dream [TAMAT]
RandomKehidupan duo yummeng berubah ketika mereka bisa memiliki kehidupan lain di mimpi mereka setelah meminum teh teratai mint. "APA INI?!!!" teriak duo yummeng ketika membuka mata. Gimana rasanya kl buka mata terus ada org bilang. "aku suamimu" ? Kl A...