C#16

879 149 7
                                    

  Jennie terbangun setelah merasakan sesuatu jatuh di pahanya,tapi ia kesulitan melihat karena kain yang menutupi matanya.

  "Kau tak ingin mencoba memintaku melepaskanmu?"ucap jungsik yang masih duduk di samping jennie

  "Untuk apa? Kau tak akan begitu saja melepaskan aku,'kan?"ucap Jennie diakhiri dengan senyum yang ia buat-buat.
  "Kenapa kau melakukan ini,paman. Kau orang yang paling dekat dengan kedua orang tuaku"lanjut Jennie menanyakan sesuatu yang sedari tadi berputar-putar di pikirannya.

  "Uang,menurutmu apa?"ucap Jungsik menyalakan rokok yang sedari tadi ia pegang.

  "Aku tau bukan itu satu-satunya alasan kau melakukan ini... Apa mungkin,kau yang membunuh kedua orang tuaku?"ucap Jennie yakin

  "Untuk yang pertama ku akui kau pintar. Namun,membunuh kedua orang tuamu? Kau yakin aku yang melakukannya?"ucap jungsik membuat Jennie menautkan alisnya bingung

  "Kekasihmu itu,kau tak mencurigainya?"lanjut jungsik langsung mendapatkan sebuah ludah yang dengan sangat lancar keluar dari bibir Jennie

  "Hahaha,paman. Kau pikir aku akan mempercayai ucapanmu itu?"ucap Jennie dengan tawa yang menggema di ruangan itu.

  "Sepertinya kau melupakan video yang kau lihat beberapa pekan lalu. Kau melihat taehyung disana,'kan?"ucap jungsik mengelap ludah Jennie yang mengenai bajunya.

  "Aku melihatnya,lalu apa hubungannya dengan kematian orang tuaku?"ucap Jennie dengan sebuah senyuman licik terpampang di wajahnya.

  "Kau benar-benar tak mengingatnya?. Rumah yang sempat kau tinggali dengan kekasihmu itu,kau benar-benar tak mengingatnya?"

  Jennie kembali menautkan alisnya bingung.

  "Aku pikir aku harus mengatakan hal ini padamu. Aku mengatakannya karena aku menyayangimu, jennie-ah."ucap jungsik memegang tangan Jennie yang masih terikat pada kursi

  "Rumah itu milik kedua orang tuamu. Kau benar-benar tak mengingatnya?. Disana kedua orang tuamu dibunuh"ucap jungsik langsung membuat tubuh Jennie bergetar.

  Kejadian belasan tahun lalu,yang selama ini berusaha Jennie lupakan kini kembali terputar di dalam otaknya.

 

"Jennie-ah,tetap di sini,jangan keluar dari lemari jika ibu belum menjemputmu, mengerti?"

  Jennie kecil mengangguk dengan sebuah senter di tangannya.

  Setelah kepergian ibunya,Jennie sendirian di dalam lemari itu. Jantungnya berdegup kencang setelah mendengar suara pistol beberapa kali.
  Setelah itu, seseorang berjalan memasuki kamarnya,nasib baik tubuh kecil Jennie sempat di tutupi oleh pakaian oleh ibunya.

  Jennie berjalan keluar dari lemarinya dengan hati-hati setelah tak mendengat sesuatu yang menakutkan,namun baru beberapa langkah ia keluar dari dalam lemari,kembali terdengar suara pistol hingga membuatnya berlari ke atas ranjang kecilnya,ia lalu menyelimuti seluruh tubuhnya yang masih berdebat hebat itu.

  "Ibu..."gumam Jennie dengan tangan mencoba untuk menyalakan senter yang ibunya berikan.

  Jennie bertahan di dalam selimut hingga seseorang menepuk pundaknya.

  "Paman!"

  Jennie memeluk pria di depannya yang sering ia panggil paman,tentu saja jungsik. Pria itu lantas membawa Jennie ke dalam gendongannya,lalu berjalan keluar dari kamarnya,ia menutup mata Jennie setelah melewati ruang tengah.
  Namun naas,mata Jennie tetap menangkap penampakan ayah dan ibunya yang sudah bersimbah darah di lantai.

  "Paman,kenapa ayah dan ibuku tidur di lantai"

  Jungsik yang mendengar hal itu langsung berlari keluar dari rumah itu,hingga bertemu dengan banyak orang yang langsung memintanya membawa Jennie dari sana.

  "Astaga,sungguh jahat orang yang melakukan hal keji itu pada kedua orang tuanya. Kau,jungsik,bawa dia ke panti. Wajahnya pucat,dia mungkin terkendali dengan apa yang baru saja dia lihat"ucap wanita itu segera berjalan mengantar jungsik dan Jennie ke mobil yang sudah terparkir di luar rumah Jennie.

  "Paman,bagaimana dengan ayah dan ibu"ucap Jennie setelah menyadari ia pergi tanpa kedua orang tuanya.

  "Mereka harus istirahat setelah bekerja,'kan? Jennie tenang saja'ya?"ucap jungsik mengelus rambut jennie lembut.

  Jennie tersadar dari lamunannya saat merasakan sesuatu menempel pada bibirnya.

  "Kau suka roti dengan selai strawberry,'kan?"ucap jungsik berusaha menyuapinya dengan roti yang tadi ia bawa

  Jennie diam saja,kini pikirannya benar-benar tak berada disana,ia kembali menerka-nerka apa yang terjadi padanya setelah itu.

  "Taehyung pasti akan datang menyelamatkanku"ucap Jennie setelah diam lama

  "Dia pasti akan menyelamatkanmu. Karena hanya itu yang bisa ia lakukan setelah membunuh kedua orang tuamu,'kan?"ucap jungsik masih mencoba menyuapi jennie roti yang sudah dia siapkan.

  "Sudah aku bilang jangan bicara macam-macam tentang dia!"ucap Jennie sedikit berteriak.

  "Wah,Jennie. Setelah mengetahui fakta yang sebenarnya,kau masih membela pria itu?,apakah rasa cintamu pada kekasihmu lebih penting dari nyawa kedua orang tuamu yang dia renggut? Dia juga merenggut kebahagiaan masa kecilmu. Kau harus melewati masa kanak-kanak tanpa orang tuamu karena dia?"ucap jungsik meletakkan roti yang tak kunjung Jennie makan lalu mengelus rambut jennie lembut.

  "Jangan menyentuhku!"ucap Jennie menghindari tangan jungsik yang menyentuh rambutnya.

  "Sebentar lagi dia mungkin akan datang. Kau benar-benar percaya padanya'kan? Menurutmu apa yang akan dia katakan jika kau bertanya perihal kematian kedua orang tuamu. Aku tak berfikir dia akan mampu menjawabnya"ucap jungsik menarik kursi yang di duduki Jennie,dan membawanya masuk ke sebuah ruangan kecil,lalu meninggalkan Jennie setelah melepaskan ikatan di matanya,dan mengunci Jennie sendirian di ruangan gelap itu.

  Jennie kembali merenungi apa yang jungsik katakan,ia kembali teringat video yang sempat ia lihat dulu. Dia bilang rumah yang taehyung tinggali adalah rumahnya,tapi kenapa dia tak mengingat apapun saat ada disana?. Dan tentang taehyung yang menembak seseorang di dalam video itu,siapa yang dia tembak?. Apa mungkin yang dikatakan jungsik adalah kebenaran? Dan seseorang yang taehyung tembak adalah.. kedua orangtuanya?.

  Jennie dengan tanpa sadar menjatuhkan air matanya,kepalanya tiba-tiba saja pusing,hingga akhirnya ia jatuh tak sadarkan diri dengan posisi duduk terikat di kursi kayu itu.

  Selama tak sadarkan diri,Jennie terus di perlihatkan sebuah memori tentang pembantaian di hari itu. Kini ia dapat mengingat kembali setiap setiap sudut rumah taehyung. Dan,semua yang dikatakan jungsik memanglah sebuah kebenaran,rumah itu benar-benar rumahnya.

  Mata Jennie akhirnya kembali terbuka setelah mendengar suara tembakan di luar ruangan. Tubuhnya sudah di penuhi oleh keringat,dia bahkan tak bisa membohongi dirinya sendiri setelah merasakan tubuhnya yang gemetar ketakutan.

  Lalu jungsik masuk,ia melepaskan ikatan Jennie dan membawa wanita itu keluar dengan pisau yang ia letakkan di depan leher jennie,yang bisa menggoresnya kapanpun jungsik mau.

  "Jennie!"ucap taehyung setelah berhasil membuka ruangan itu

  Jennie menatap taehyung lama,ia meyakinkan hatinya yang ragu,apa benar-benar taehyung yang membunuh kedua orang tuanya,tapi untuk apa?.

  "Kau... Pembunuh"

Criminal | TaennieTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang