Taman kota Busan selalu ramai seperti biasa. Tidak ada spot yang pas untuk menyelesaikan tugas desain Hyunjin.Ia mendelik kesal. Ingin rasanya Hyunjin mengusir semua orang di taman ini sehingga ia dapat merasakan keindahan taman kota secara privat.
Di sisi lain, Hyunjin tak habis pikir dengan Felix. Ia menginginkan tempat yang nyaman untuk menyelesaikan tugas. Tapi malah diajak ke tempat ramai seperti ini.
"Rame banget Lix, ini bukan tempat yang ideal buat gue." ucap Hyunjin ketus.
Felix tersenyum jahil. "Gapapa, gue sengaja biar lo ngga nugas mulu hahaha." balas Felix sambil nyengir."Salah sendiri gue dikacangin." lanjutnya dramatis.
Hyunjin memutar bola mata malas.
"Makanya lo produktif kaya gue.""Dih, gue juga bukan pengangguran kali."
Hyunjin terkekeh "Gue bercanda kali, jangan dimasukin ginjal dong."
Lelaki itu menoyor kepala Hyunjin "Omongan lo tuh pantes masuk usus terus keluar jadi tai."
Hyunjin hanya mengelus dada seolah-olah merasa bahwa omongan Felix itu sudah menyakiti hatinya, padahal tidak sama sekali.
"Iya Lix terserah lo aja dah." balas Hyunjin berlagak pasrah
Wajar taman itu selalu ramai pengunjung, karena tempat itu memiliki gazebo yang nyaman dan pemandangan bunga yang cukup memanjakan mata.
Akan tetapi, Hyunjin tetap tidak suka jika harus mengerjakan tugasnya di tempat seramai itu.
Merasa bahwa mereka dari tadi hanya berjalan mondar mandir tak tentu arah. Hyunjin akhirnya mengajak Felix untuk ke kafe saja. Felix yang sudah haus tentu saja mengiyakannya.
Cuaca di Korea sedang sangat panas, karena ini adalah puncak musim kemarau di bulan Agustus.
Oleh karena itu, berjalan - jalan sebentar saja sudah dapat membuat tenggorokan terasa kering.Setelah berjalan sebentar menjauhi keramaian taman kota. Mereka menemukan sebuah kafe dengan logo kucing yang terpapang jelas di bagian atapnya.
"Kayanya ini cafe kucing, cari kafe yang lain aja deh." ajak Hyunjin.
"Udah disini aja." paksa Felix.
"Tapi gue kan dog lovers." jelas Hyunjin.
Mendengar hal itu, Felix hanya mendelik dan memukul punggung Hyunjin sebagai isyarat bahwa ia tidak menerima protes.
"Mau lo dog lovers, mau lo babi lovers, mau lo kuda lovers kita disini ngga makan wetfood." balas Felix nyeleneh.
Hyunjin hanya terkekeh mendengar jawaban sahabatnya itu. Tentu saja, ia juga tidak masalah nongkrong di tempat manapun, asal di situ ada kopi americano.
"Gue tau lo mau pesen apa, jadi lo duduk aja dulu, ntar gue pesenin." ucap Felix singkat padat dan jelas.
"Oke, gue duduk di pojok, yang paling deket sama AC." balasnya.
Felix hanya mengangguk, membiarkan Hyunjin melewatinya,
"Btw lo baik banget hari ini, gini terus dong biar hidup gue bahagia." bisik Hyunjin.Felix hanya membalas dengan pukulan kecil di bahu Hyunjin, namun ia berhasil menghindarinya.
Hyunjin tersenyum puas dan berlalu melewati beberapa meja yang ada di ruang depan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love is Art
Fanfiction[DALAM PROSES REVISI] Ryujin, seorang mahasiswi antisosial dengan relasi sempit, hanya bisa pasrah ketika dosen yang mengampu salah satu mata kuliah seni harus membuatnya berkenalan dengan Hyunjin, sosok superstar Universitas Gidae yang memiliki rep...