Minggu ini, UKM teater jadi lebih sering dilaksanakan karena sudah mendekati peringatan hari teater internasional.
Lia sedang ada kesibukan untuk acara keluarganya, oleh karena itu, Ryujin berangkat menuju basecamp teater bersama dengan Chaeryeong.
Semenjak menjadi wakil ketua teater, gadis itu kelabakan, matanya terlihat lelah namun tetap menunjukkan eskpresi ceria. "Lo pasti kecapekan Chaer, jangan lupa jaga kesehatan." Ryujin mengingatkan.
Chaeryeong tersenyum simpul sembari memeluk lengan Ryujin "Iyaa bestie, perhatian banget deh".
Ryujin hanya memandangnya dengan tawa geli "Ngomong-ngomong, gimana rasanya jadi partner kerja Jaemin?" Tanya Ryujin.
Chaeryeong berdeham "Ya gitu deh, dia perfeksionis." Balasnya sembari memautkan bibir. "Kadang-kadang ceria, kadang-kadang diem banget." jelas Chaeryeong keheranan "Gue baru tahu kalo Jaemin kaya gitu."
"Masih untung lo ketemu Jaemin, belum ketemu makhluk aneh bernama Hyunjin"
"Ohya, hubungan lo sama kak Hyunjin gimana?" Chaeryeong menatap Ryujin penasaran.
Ryujin mengangkat alisnya tinggi-tinggi "Ya kaya biasanya kali, lo pikir kita bakal jatuh cinta pada pandangan pertama gitu?" balas Ryujin ketus.
Chaeryeong memukuli dada Ryujin "Ya santai aja dong, gue kan cuma nanya."
Ryujin meringis kesakitan "Lihat-lihat dong kalo mukul, lo pikir gue cowok?"
Tingkah mereka berdua sukses mendapatkan tatapan aneh dari mahasiswa yang berlalu lalang. Chaeryeong tak mampu menahan tawanya. Ryujin memang tidak suka menjadi pusat perhatian tapi ia tidak sadar bahwa dirinya adalah penarik perhatian alami.
𖦹𖦹𖦹
Setelah mengikuti UKM teater, Ryujin tidak langsung pulang. Ia menghabiskan waktu di kost Chaeryeong hingga menjelang malam, kemudian mereka berniat mampir ke Joein Mall di Busan bersama dengan Lia untuk membeli beberapa perlengkapan teater. Lia yang sudah selesai dengan acara keluarganya menjemput Ryujin dan Chaeryeong dengan mobilnya.
Selama di Mall mereka memang fokus mencari bahan yang diperlukan untuk teater. Namun tentu saja di beberapa kesempatan, Ryujin harus mengikuti Lia dan Chaeryeong yang masih melihat-lihat kosmetik.
"Guys, gue laper, apa nggak mau cari makan dulu?" Keluh Lia memanyunkan bibirnya.
Chaeryeong mengangguk setuju "Boleh nih, gue juga laper. Lagian barang yang kita butuhin udah lengkap semua."
Tanpa menunggu komentar dari Ryujin, mereka bertiga langsung bergegas mencari resto yang ramah di kantong.
Merekapun mampir di sebuah resto rice bowl dan mencari tempat duduk yang nyaman.
"Ayo kalian mau pesen apa, gue pesenin." Ryujin akhirnya membuka suara.
"Lo bayarin nih?" Lia bersemangat.
Ryujin menoyor bahu Lia. "Jangan ngadi-ngadi, tega bener lo morotin anak kost."
Chaeryeong tertawa renyah. "Harusnya lo Jul yang bayarin, lo kan sultan." timpal Chaeryeong.
Lia membungkam mulut Chaeryeong "Sstt jangan keras-keras, nanti kekayaan gue terbongkar terus menarik perhatian perampok, kan eyke takut." Lia memasang wajah serius.
Ryujin hanya geleng-geleng kepala melihat kelakuan random Lia yang tidak ada habisnya.
"Permisi, selamat malam Chingu kalian ingin pesan apa?" tanya seorang pelayan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love is Art
Fanfiction[DALAM PROSES REVISI] Ryujin, seorang mahasiswi antisosial dengan relasi sempit, hanya bisa pasrah ketika dosen yang mengampu salah satu mata kuliah seni harus membuatnya berkenalan dengan Hyunjin, sosok superstar Universitas Gidae yang memiliki rep...