10. A night with you

180 28 3
                                    


Selama berada di pesta ulang tahun Nakyung, perhatian Hyunjin masih terpaku pada Ryujin. Ia memang sudah bertemu dengan teman-temannya. Namun hal itu masih belum bisa mengalihkan perhatiannya dari Ryujin.

Gadis itu memang cantik, namun pakaian dan riasan di wajahnya saat ini membuatnya menjadi semakin terlihat cantik. Sebenarnya sejak awal, mereka berdua sudah menjadi pusat perhatian. Namun Ryujin berpesan agar sebaiknya dirinya dan Ryujin berpisah saja. Hyunjinpun menyetujuinya.

"Sst kenapa lo nggak sama Ryujin?"

"Dia sendiri yang minta mencar biar gue sama dia nggak kelihatan terlalu deket."

Han Jisung manggut-manggut "Ah gue paham." lelaki itu menyeruput es jeruknya. "Tapi lo pasti pengen deket dia kan?"

Hyunjin menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. Memang sulit untuk menyembunyikan sesuatu dari Han Jisung. Sudah pasti lelaki itu tahu jika Hyunjin sangat ingin mendekati Ryujin saat ini. 

"Yap" balas Hyunjin singkat.

"Ya buruan sana. Apa yang lo tunggu?"

Hyunjin menghela nafas. "Kalo gue nekat kesana bakal ada dua kemungkinan."
"Ryujin bakal marah sama gue, atau cewek-cewek di sini bakal benci sama Ryujin. Dan gue gamau dua-duanya terjadi."

Han Jisung terkekeh. "Jin, kalau lo emang pengen deketin dia, ya deketin aja. Kalo nanti Ryujin marah sama lo, ya tenangin dia. Dia nggak akan kenapa-kenapa selama lo ada disampingnya, karena gamungkin cewek-cewek itu berani nyakitin Ryujin didepan lo."

Ucapan Han Jisung memang ada benarnya. Tapi apakah pengorbanan itu akan setimpal untuknya? 

Ya, Hyunjin tidak menampik bahwa ia memang merasa senang berada di samping Ryujin. Bahkan ia ingin bisa bersama gadis itu sepanjang waktu. Namun ia juga masih berpikir rasional. Jika pada akhirnya Ryujin tidak merasakan perasaan yang sama, maka untuk apa dia melakukan itu?

Entahlah pemikiran lelaki itu memang sulit dipahami.

Han Jisung menatap Hyunjin lekat-lekat. "Jin, percaya sama gue. Lo itu lagi jatuh cinta sama Ryujin. Memang perasaan itu bakal menyiksa kalo nggak mendapatkan balasan yang sama. Tapi, lo harus inget kalo ngebuat Ryujin juga suka sama lo itu butuh tindakan. Dan ini adalah saatnya lo untuk bertindak."

Hyunjin terdiam sejenak. Ternyata benar, ini adalah perasaan jatuh cinta. Mungkin ia terlalu gengsi untuk mengakuinya karena gadis itu selalu menunjukkan penolakan. Jadi sudah dipastikan, jika ia langsung mengutarakan perasaannya saat ini, Ryujin pasti menolaknya. Itulah mengapa Han Jisung menyarankan untuk bertindak terlebih dahulu.

Hyunjin menghela nafas. "Kalo gitu, lo harus bantuin gue Han."

Han Jisung mengernyitkan dahinya. "untuk?"

"Dapetin hati Ryujin."

Han Jisung tersenyum simpul. "Asal lo bisa ngebahagiain dia, gue pasti bantuin lo."

Hyunjin terkekeh "Lo mau jadi temen yang protektif nih ceritanya."

"Ryujin itu cewek baik Jin, kalo bersama lo nggak bikin dia bahagia, mending gue nyariin lo cewek lain."

"Gue cuma mau Ryujin."

Han Jisung menatap Hyunjin berusaha mencari sirat kebohongan dimatanya. Namun lelaki itu memang tampak serius. Tentu saja Hyunjin pasti sangat menginginkan Ryujin, mengingat gadis itu menjadi faktor utama perubahan drastis Hyunjin.

Han Jisung tahu jika Hyunjin sudah berubah, namun ia belum mempercayai hal itu sepenuhnya karena ini adalah pertama kalinya Hyunjin jatuh cinta lagi setelah sekian lama.

Love is ArtTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang