The Painter - 6

1.6K 119 20
                                    

WARNING!!!
mature content🔞

Kainan menarik Krystella untuk bersembunyi dibalik rak-rak anggur. Pria itu menutup mulut Krystella agar tidak bersuara.

"Ada siapa disana?"

"Apa kucing ya tadi? sudahlah"

Suara seorang maid terdengar tidak jauh dari tempat persembunyian mereka. Namun beberapa detik kemudian maid itu pergi kembali membuat Kainan dan Krystella bernafas lega.

"Pergilah Klee. Kita bisa ketahuan disini"

"Iya iya aku pergi, malam nanti aku akan ke ruang kerjamu. Aku menantikan malam yang panas, Tuan Kainan"

Krystella mengedipkan matanya menggoda membuat Kainan tertawa kecil.

"Gadis nakal"

Sebelum Krystella pergi, Kainan mengeluarkan sesuatu dari saku celananya. Ia memberikan sebuah kain panjang yang mirip selendang pada Krystella, yang sempat diambil dari kamar.

"Pakailah ini, tutupi dadamu aku tidak suka orang lain melihatnya"

Krystella dengan senang hati menerima itu, "Orang lain hanya bisa melihatnya tapi hanya kamu yang bisa menyentuhnya. Aku pergi"

Kainan memandang kepergian Krystella dengan heran. Kenapa wanita itu makin hari makin suka menggodanya? Seingatnya saat pertama kali bertemu dulu ia adalah wanita yang dingin kenapa dalam sekejap menjadi wanita panas seperti itu.

***

Perjamuan ditutup dengan meminum anggur di malam yang dingin ini. Steven mengikuti Krystella pergi setelah acara itu selesei. Krystella menoleh ke belakang dan mendapati calon suaminya itu disana.

"Ada apa mengikutiku?" tanya Krystella dingin.

Steven tersenyum kemudian mendekat ke arah gadis itu, "Malam ini dingin, apa tidak sebaiknya kita saling menghangatkan?"

Krystella menatap nyalang pria itu, "Apa kamu selalu kurang ajar pada wanita hah?"

"Bukan kurang ajar sayang. Aku hanya ingin memberimu kehangatan apa itu disebut kurang ajar hmm?"

Steven mulai mengelus pipi Krystella membuat wanita itu merasa jijik dan menampis tangannya.

"Aku bilang jangan menyentuhku!"

Steven mengeluarkan smirknya lagi, "Semakin menolak aku jadi semakin ingin menerkammu, Krystella"

Steven menarik Krystella ke sebuah celah sempit di lorong. Dia menghimpit Krystella ke tembok kemudian mengunci tubuh wanita itu. Dilumatnya bibir Krystella ganas membuat wanita itu kewalahan.

"Eummhhh...."

Krystella mengeluarkan suara desahannya karena Steven meremas payudaranya. Sungguh dia tidak menikmati ini, itu hanya reaksi alami tubuhnya saja. Wanita itu berusaha kuat mendorong tubub Steven menjauh tapi apa daya tenaganya tidak bisa menang.

Sementara itu Steven masih membungkam mulut Krystella, menikmati lembutnya bibir wanita itu yang sedari kemarin ia bayangkan. Tangan Steven juga nakal meremas payudara Krystella. Sesuai dugaan, bulatan besar itu terasa kenyal ditangannya.

"Lepwashhhh"

Steven tersenyum miring kemudian melepas tautan bibirnya, "Diamlah sayang, nikmati dan mendesahlah"

Krystella mengangkat tangannya berniat menampar Steven tapi pria itu segera mencegahnya.

"Jangan gunakan tanganmu untuk menamparku. Bagaimana dengan mengocok juniorku? Pasti akan terasa nikmat dengan tangan halus ini"

The Painter [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang