The Painter - 7

1.5K 133 11
                                    

Krystella mendorong Kainan menjauh dari tubuhnya. Ia tiba-tiba membenci pria itu sekarang. Hatinya sakit setelah mendapat perlakuan seperti tadi. Ia hanya bagaikan pelampiasan nafsu Kainan bukan sebagai kekasih.

"Kamu menyakitiku, Kainan."

"Maafkan aku, Klee. Aku tadi sangat marah melihat Steven melecehkanmu seperti itu."

"Kamu juga melecehkanku, Kai. Kamu tidak ada bedanya dengan Steven."

Kainan menarik lengan Krystella yang hendak pergi.

"Klee, aku benar-benar minta maaf. Aku sangat marah tadi, berani-beraninya dia menyentuhmu. Aku sudah bilang kamu hanya milikku, Klee."

Krystella menatap nyalang pria itu masih dengan mata sembabnya. "Kamu selalu mengatakan aku milikmu tanpa pernah berusaha untuk itu. Bawa aku pergi dari sini dan jadikan aku milikmu sepenuhnya, Kai."

"Klee, kamu tahu itu bukan hal yang mudah."

"Lihat? Kamu berkata seolah-olah tidak mau memperjuangkan aku. Apa aku hanya penghangat ranjangmu selama ini, hah? Apa hubungan kita hanya sebatas sex?"

"Bukan begitu, Klee. Aku mencintaimu, sungguh."

"Kalau kamu mencintaiku maka buktikan itu. Jangan hanya bicara omong kosong."

Krystella menghempaskan tangan Kainan yang memegangi lengannya. Sebelum keluar ruangan itu ia memakai gaunnya terlebih dahulu tentu saja.

Sementara itu Kainan menyesali perbuatannya sendiri. Karena emosinya yang tak terkendali ia malah jadi menyakiti Krystella, wanita yang sangat ia cintai. Sepertinya Kainan harus mulai menjalankan rencananya untuk membawa kabur Krystella.

"Tunggu aku, Klee. Aku janji akan membawamu keluar dari sini."

***

Sudah beberapa hari sejak kejadian itu hubungan Krystella dan Kainan semakin rengang. Keduanya tidak pernah bertemu sama sekali karena Krystella memang tidak pernah lagi mengunjungi Kainan ke ruang kerjanya.

Hubungan Steven dan Krystella pun makin seperti kucing dan anjing. Mereka selalu bertengkar satu sama lain karena Steven yang pemaksa dan Krystella yang penolak. Keluarga Aiden masih tinggal di Kediaman Johnson atas permintaan Steven dengan alasan pernikahan keduanya sudah semakin dekat.

Pagi ini setelah hampir satu minggu tidak melihat Krystella, akhirnya Kainan bertemu juga dengan wanita itu. Rasa rindunya sangat membuncah saat ini. Ingin sekali Kainan menarik wanita itu ke dalam pelukannya lalu mengucapkan seribu kali maaf untuk menebus kesalahannya kemarin.

Namun keadaanya berbeda, hari ini Kainan akan melukis Krystella dengan calon suaminya, Steven. Kainan harus berusaha menahan rasa rindunya terlebih dahulu.

"Silahkan Tuan dan Nona duduk disana," ucap Kainan berusaha terlihat biasa.

Krystella hanya menatap Kainan sekilas. Wanita itu masih terlihat marah membuat Kainan benar-benar merasa bersalah. Steven menarik Krystella yang dari tadi hanya diam untuk duduk disampingnya.

"Hmm ... aku ingin dilukis dengan pose yang lain, apakah bisa?" Request Steven.

"Bisa, Tuan."

Steven menarik Krystella untuk ia peluk dari belakang kemudian menopangkan dagunya di perpotongan leher wanita itu. Posisi ini membuat mereka menjadi sangat intim dengan Steven yang sangat menempel pada Krystella.

"Begini?"

Kainan menggertakkan giginya menahan amarah. Sungguh dia ingin meninju wajah Steven sekarang juga dan menjauhkan tangan itu dari tubuh Krystella. Namun apa daya, ia harus mengontrol emosinya saat ini.

The Painter [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang