The Painter - 10

1.1K 112 14
                                        


Hari ini Tuan Johnson menjadwalkan ulang acara melukis untuk sang pengantin Steven dan Krystella. Padahal lukisannya sudah jadi atas kecerdasan Kainan dalam membuat sketsa. Tapi Stven bilang tidak puas dengan hasilnya, dia menginginkan penjadwalan ulang. Krystella sempat menolak karena jujur saja dia sangat malas melihat wajah Steven tapi apa daya ayahnya sangat tidak bisa ditolak.

"Baik, kita akan mulai." Ucap Kainan.

Kainan juga sebenarnya malas, tentu saja dia tidak suka melihat Krystella sering dekat-dekat dengan Steven. Namun karena tidak ingin membuat Tuan Johnson kecewa makanya ia lakukan.

"Mulai saja, aku akan mengatur poseku sendiri."

Steven melirik Kainan yang terlihat sangat tidak nyaman. Dalam hati dia tersenyum penuh kemenangan.

Cih, bagaimana rasanya melihat wanitamu bersamaku?

Steven menarik Krystella mendekat dan duduk di atas pangkuannya. Tentu Krystella terkejut tiba-tiba ditarik seperti itu. Saat akan bangun Steven menahan pingangnya.

"Tetap lah diposisi ini," desis Steven.

"Lepaskan, aku tidak sudi berada dipelukanmu."

Krystella membalas ucapan Steven tajam namun tidak membuat pria bangsawan itu takut. Dia malah semakin mengeratkan pelukannya di pinggang Krystella.

"Bisa kah kamu diam, Nona Krystella? Atau kamu lebih senang anak buahku menembak pria miskin itu?"

Krystella melihat ke arah pengawal yang ada di belakang tubuh Kainan. Terlihat pria berbaju seragam itu memegang sebuah senapan yang diarahkan di kepala Kainan. Dengan sekali kedipan mata dari Steven bisa saja peluru sudah menancap menembus kepala kekasihnya. Krystella tentu tidak ingin itu terjadi, dia akhirnya hanya pasrah saat Steven memeluk pinggangnya.

Kainan memegang kuasnya cukup kuat, dia harus menahan perasaan cemburunya kini. Padahal ingin rasanya ia singkirkan tangan kotor Steven dari tubuh Krystella.

"Bagus, tetaplah seperti ini, Krys. Kamu terlihat semakin cantik saat menjadi penurut."

Krystella menahan nafasnya, ia ingin acara melukis ini cepat berakhir karena tidak tahan dengan perlakuan Steven. Waktu terasa berjalan sangat lama, satu jam rasanya seperti satu abad untuk Krystella.

"Lukisan Nona dan Tuan sudah selesai," ucap Kainan lalu berdiri memperlihatkan kanvas yang sudah berubah menjadi lukisan indah wajah Krystella dan Steven.

"Aku suka lukisannya. Bukankah kami terlihat sangat serasi?" tanya Steven dengan smirknya, ia menatap Kainan tajam.

Tangan Steven menarik pinggang Krystella mendekat untuk ia peluk. Sementara Kainan rasanya semakin terbakar api cemburu. Namun sekali lagi, pria itu berusaha menahannya.

Kainan mengangguk kecil, "Tentu, kalian cocok satu sama lain."

"Kamu dengar, sayang? Kita sangat sangat cocok satu sama lain. Tentu saja karena kita berada di kasta yang sama."

Steven mengatakan itu sembari tertawa mengejek. Krystella yang sudah muak dengan tingkah laku Steven akhirnya melepaskan tangan pria itu dari pinggangnya kemudian berjalan pergi.

Steven mengeram kesal saat Krystella pergi meninggalkannya kemudian mengejar sang wanita. Sementara Kainan diam-diam tersenyum meremehkan. Dasar pria sombong!

***

Hari pernikahan Steven dan Krystella semakin dekat. Semua orang sibuk bersiap untuk itu. Namun sang pemeran utama malah sibuk dengan kekasihnya yang lain. Steven sudah pulang ke rumahnya sendiri, dia harus mempersiapkan keperluannya juga disana. Awalnya Steven menolak pergi, dia tidak bisa meninggalkan Krystella dengan pelukis miskin itu seorang diri, namun persiapan pernikahannya membawa ia harus pulang.

The Painter [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang