The Painter - 4

1.6K 137 9
                                    

Hari pertemuan antara Krystella dan calon suaminya sudah ditentukan. Krystella diajak oleh ayah dan ibunya berkunjung ke negeri seberang meninggalkan Kainan di rumah dengan penuh kegelisahan.

Bagaimana kalau Krystella goyah melihat calon suaminya yang kaya?

Bagaimana kalau cinta Krystella berubah?

Kemungkinan-kemungkinan buruk terlintas di kepala Kainan. Sementara Krystella kini tengah menatap bosan ke arah makanan didepannya. Sekarang dia sedang berada di meja makan dengan keluarganya dan keluarga calon suaminya.

"Perkenalkan dia putriku Krystella"

"Sayang beri salam kepada Tuan Aiden dan Nyonya Jessie"

Krystella mengangguk patuh kemudian memberikan senyumannya sekadar untuk menghormati kelurga bangsawan itu.

"Selamat malam, saya Krystella"

"Putrimu cantik sekali Tuan Johnson lebih dari lukisan yang anda tunjukkan padaku. Bukan begitu Stev?" tanya Tuan Aiden pada anaknya disebelah.

Pria yang tadi dipanggil Steven itu hanya tersenyum. Memang benar Steven sudah jatuh hati pada gadis didepannya itu. Kecantikan Krystella langsung menghipnotis dirinya.

"Oh iya Stev perkenalkan dirimu sayang" tanya Nyonya Jessie.

"Kenalkan saya Steven. Saya harap Tuan Johnson dan Nyonya Yuna dapat menerima saya menjadi suami Krystella kelak"

Ucapan Steven membuat Tuan Johnson dan istrinya tertawa.

"Tentu saja, nak"

Krystella hanya memandang tidak suka pada pria didepannya itu. Tampan sih tapi maaf, hati Krystella sudah terpaut lebih dahulu pada Kainan.

***

Krystella dan Steven kini tengah berdiri dengan canggung di sebuah taman belakang rumah pria itu. Krystella yang memang dingin dan pendiam sedari tadi hanya memandang lurus ke depan memikirkan sedang apa Kainan di rumahnya sekarang. Malam ini Krystella dan keluarganya akan bermalam di rumah ini, sudah cukup larut untuk kembali ke rumahnya.

Sementara Steven dia masih tampak mencari-cari topik obrolan yang tepat agar dapat mencairkan suasana. Wanita didepannya ini sangat kentara aura dingin dan tak tersentuhnya. Tapi jangan panggil dia Steven kalau tidak bisa menaklukan hati wanita itu dengan paras tampannya.

"Kryst emmm apa tidak sebaiknya kita saling mengenal? Kita sebentar lagi akan menikah bukan?"

Krystella menatap tajam mata pria tampan didepannya itu, "Memang penting? Bukankah kita hanya akan menikah karena bisnis?"

"Setidaknya kita akan menjadi suami istri, tinggal bersama, dan mungkin akan memiliki----"

"Berhenti berhayal, Tuan Steven. Jangan harap aku sudi menikah denganmu"

Krystella mengatakan itu lalu berjalan ingin kembali masuk namun Steven menghalangi jalannya.

"Maksudmu? Kamu tidak ingin menikah denganku?"

"Kalau aku bilang iya, apa kamu akan membatalkan pernikahan ini?" tanya Krystella penuh harap, tatapannya melunak kali ini, ia rasa membujuk Steven akan menjadi cara yang tepat.

Steven menyunggingkan senyum liciknya, "Tentu tidak Nona, siapa yang akan melepaskan wanita secantik dirimu hmm?"

Steven mengelus pipi Krystella yang langsung ditepis oleh wanita itu.

"Kurang ajar, berani-beraninya kamu menyentuhku!"

"Kenapa tidak? Jangankan menyentuhmu, menciummu pun aku berani"

The Painter [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang