PART 13

22 9 4
                                    

Bibi Sana masih belum pulih walaupun kini sudah sadar dari koma. Sana yang merupakan pribadi yang tidak menyukai menunda rencana tetap melanjutkan rencana Kris dan Vernon ntuk saling bertemu untuk menyelesaikan masalah mereka walau keduanya menolak dengan alasan kesehatan bibinya. Namun rupanya gadis itu tetap keras kepala sehingga kedua laki-laki itu menyerah.

Dan hari ini tepat dua hari setelah bibi Sana dilarikan ke rumah sakit sekaligus hari dimana Kris, Vernon dan Jennie akan menyelesaikan masalah cinta segitiga mereka di taman dekat kediaman rumah Jennie. Lisa berangkat menuju kediaman Jennie bersama dengan Yuta atas usulan Vernon agar menghindari masalah baru yang tidak diinginkan. Kris, Vernon dan Jennie sudah tiba di taman dekat kediaman rumah Jennie.

"Mana gadis miskin itu? Ahhh dasar lamaa.." gerutu Jennie sambil melipat tangannya dan melihat itu, Kris dibakar rasa amarah. Namun ia berusaha menahannya karena ia tidak ingin m

"Annyeonghaseyo" sapa seorang gadis yang berhasil membuat hati Kris berdebar-debar. Berdebar karena gadis pujaannya datang dengan sangat cantik walaupun dengan pakaian sederhana namun ia juga tidak menapik bahwa ia juga gugup dengan apa yang akan terjadi.

Sana menatap satu persatu ketiga orang yang berada di depannya dengan sopan -termasuk kepada Jennie yang sedari tadi sudah memberikan tatapan tidak suka kepadanya.

"Cepatlah gadis miskin! Kau hanya membuang wakyu berhargaku!" 

"Jennie, jaga ucapanmu!!" gertak Kris memberi peringatan.

"Ohh jadi kamu membela gadis miskin ini hmm?" tanya Jennie dengan nada sarkas. Mendengar hal itu, Kris hanya mengepalkan kadua tangannya sambil berusaha menahan rasa marahnya.

"Hmm.. jadi kedatanganku kesini untuk.."

"Sudah sudah aku gak butuh basa-basimu! Cepat katakan apa yang mau diomongin?!" potong Jennie kasar dan Sana berusaha sabar menghadapi Jennie yang angkuh.

"Tanpa mengurangi rasa hormatku terhadap privasimu, bolehkan Jennie bercerita sedikit perihal hubunganmu dengan Vernon sebelum bersama Kris?" tanya Sana hati-hati dan sopan walaupun ia siap menerima hinaan dan kata-kata kasar darinya.

Mendengar pertanyaan itu, Jennie menundukan kepalanya menahan rasa sedih. Pikirannya kembali kepada kenangan sedih lima tahun silam saat ia masih menjalani asmara dengan Vernon. 

"Bila kau keberatan menceritakan semuanya, langsung ke intinya juga gak apa-apa. Aku mengerti" tambah Sana sambil tersenyum. Melihat senyuman yang terlihat ikhlas itu, Kris tidak dapat dapat menahan senyum sumringah -walaupun ada Jennie di sisinya.

Jennie pun menceritakan semuanya bermula dari bagaimana ia bisa menjalin kasih dengan lelaki blasteran bermarga Chwe itu hingga keputusan Vernon untuk melanjutkan pendidikan di tanah kelahirannya yang dijuluki Paman Sam.

"Saat itu aku bingung apakah aku harus mengakhiri atau melanjukan hubungan" ucap Jennie sambil menahan tangis. Rupanya Jennie tidak sanggup melanjutkan ceritanya.

"Sana.."

"Ya Vernon"

"Aku boleh melanjutkan?" tanyanya. Sana mengalihkan pandangannya kepada Jennie karena memberi isyarat apakah ia mengizinkan atau tidak karena pada dasarnya Sana berniat hanya sebagai mediator. Jennie yang mengerti, menganggukan kepalanya pelan. Vernon pun melanjutkan cerita Jennie yang terpotong.

"Waktu itu aku menunggu keputusan dari Jennie, apapun itu. Kalo dia menemukan seseorang yang lebih pantas bersamanya selama di Korea, aku rela tapi aku mau ia harus mengatakannya kepadaku bahwa ia ingin mengakhiri hubungan kita" 

"Rupanya tidak. Ia tidak mengatakan apapun mengenai keputusannya untuk mengakhiri atau melanjutkan hubungan sampai akhirnya saat kembali ke Korea, aku mendapati kalian..." kalimatnya terpotong untuk menghindari masalah.

Ever(LAST)ing LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang