PART 17

29 7 0
                                    

Setelah  makan malam, sembari menunggu makanan yang mereka santap benar-benar turun ke sistem pencernaan mereka, Sana, Kris dan Nini memutuskan untuk bermain bersama. Kali ini mereka bermain "siapa aku". Cara bermainnya cukup mudah, secara bergantian, mereka harus memperagakan sebuah profesi dengan anggota tubuh mereka dan tidak boleh menggunakan suara. Apabila menjawab dengan benar akan mendapat lima poin dan apabila salah, poin akan dikurangi tiga dan kesempatan menjawab dilempar kepada peserta lain.

"That.. hmm.." Nini berpikir keras saat Kris melebarkan kedua tangannya kemudian berganti seperti mengendarai mobil.

"Ahhh I know! That's pilot?" Kris mengangguk

"Yeaaayyyy!" pekik Nini senang. Ia melihat kertas kecil dan melihat nilai dari mereka.

"Woow seri" ucap Sana saat melihat skor pada kertas kecil itu

Drrtt drrtt 

Tiba-tiba ponsel Sana bergetar tanda ia mendapatkan notifikasi yang masuk. Kris mengagguk dan mempersilahkan Sana untuk membuka notifikasi tersebut, barangkali penting.

"Momoka-san?" tanya Sana heran karena tidak biasanya kakak dari sahabat masa kecilnya menghubungi lewat pesan singkat. Ia membuka pesan singkat itu dan membacanya.

To: Sana-chan

From: Momoka-san

Kau dimana? Pergi kok gak pamit-pamit. Pulang jam berapa kamu?

*reply

Dengan cepat ia membalas pesan singkat itu kepada Momoka bahwa ia berada di kediaman Kris dan ia sudah berpamitan dengan ibunya. Dan ia juga memberitahukan bahwa ia akan tiba di rumah pukul 10 malam. Apabila lewat dari itu , artinya perjalanan terhenti karena badai salju. Setelah mengirim pesan itu, ia memasukan ponselnya kembali ke dalam tasnya. 

"Hoaammmm...." Nini menguap yang tandanya ia sudah mengantuk.

"Nini mau tidur?" tanya Kris dan Nini mengelengkan kepalanya sebagai jawaban karena ia ingin masih menghabiskan waktuny bersama Sana.

"Matamu tidak dapat berbohong Nini.." ucap Kris kemudian ia berdiri kemudian memberikan tangannya kepada adik kecilnya.

"Ayo, kakak temani" ajak Kris namun Nini kembali menggelengkan kepalanya.

"Nini masih mau sama Sana jiejie" Mendengar itu, Kris melotot karena kaget. Sana yang sedari tadi tidak mengerti dengan bahasa yang mereka gunakan hanya memasang muka bingung.

"Sana.." panggil Nyonya Wu dari arah taman belakang. Kris mengangguk kepada Sana sebagai isyarat agar Sana segera mendatangi ibunya. Nini pun tidak dapat menahan rasa sedihnya saat Sana berdiri dan berjalan menuju taman belakang. Sebelum air mata gadis kecil itu jatuh, Kris membawa adik kecilnya menuju kamar ibunya untuk dinasehati. Beruntung, gadis kecil itu mengerti dan tidak jadi menangis, bahkan ia sudah tidur di pelukan kakaknya.

Mungkin karena ia lelah bermain setelah makan malam atau karena suhu udara di luar yang hangat karena Nyonya Wu menyalakan penghangat ruangan guna mengurangi hawa dingin yang masuk dari luar.

Sementara itu di taman  belakang, Nyonya Wu tampak bahagia bersama gadis cantik dikagumi oleh putra semata wayangnya.

"Sana.." 

"Ya Bu.." 

"Ibu seneng deh denger kamu manggil saya ibu tanpa malu-malu" ucap Nyonya Wu yang sukses membuat Sana salah tingkah.

"Ahh liat kamu Ibu jadi inget Kris waktu masih SMP. Gak tau kenapa.." Kini ibunya membuka topik obrolan.

"Maksud Ibu?" tanya Sana tidak mengerti.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 11, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Ever(LAST)ing LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang