"Kamu yakin mau pulang dulu ke rumah Yuta? Gak mau langsung aja ke rumah sakit" tanya Kris menyakinkan sebelum Paman Wong mengemudikan mobilnya menuju kediaman Yuta.
"Ya, semalam aku dan Momoka-san berjanji untuk pergi ke runah sakit bersama" jawab Sana.
"Ahh baiklah balo begitu" jawab Kris. Tanpa diperintah, Paman Wong mengemudikan mobilnya menuju kediaman Yuta yang tentunya tidak ia lupa. Nyonya Wu benar-benar tidak salah memilih supir pribadi keluarga.
"Sana.."
"Yees"
"Kamu gak apa-apa kan?" tanya Kris khawatir. Ia tidak hanya khawatir dengan keadaan Sana namun ia juga khawatir dengan Yuta bila mengetahui peristiwa yang menimpa Sana di mall beberapa jam yang lalu, Ia tidak ingin kejadian beberapa bulan silam terulang lagi yang membuat Yuta murka.
"I'm okey Kris, it's okey" jawab Sana kemudian memberikan senyuman.
Lebih tepatnya senyuman yang sulit diartikan. Apakah senyuman palsu yang menutupi hatinya yang terluka atau memang benar-benar tulus dari hatinya.
Perjalanan menuju kediaman Yuta memakan waktu singkat karena Paman Wong menggunakan jalur alternatif untuk mempersingkat waktu tempuh.
"Kris Wu.."
"Ndee"
"Gumawo"
"Sama-sama cantik.." jawabnya kemudian mengacak-ngacak rambut Sana dengan gemas. Tidak perlu waktu lama, Sana sudah tiba di depan kediaman Yuta.
"Kris Wu, Paman Wong, terima kasih"
"Sama-sama Sana" jawab Paman Wong di kursi kemudi. Sana keluar dari mobil dan tidak lupa mereka saling melambaikan tangan. Setelah mobil mewah itu hilang dari pandangannya, Sana melangkahkan kaki dan berjalan menuju rumah Yuta. Belum sempat mengetuk...
"Holaaaaa Sana-chan" Sana tersentak saat tuan rumah tiba-tiba membuka pintunya.
"Yuta-kun.." ucap Sana dengan nada malas.
"Hohoho.. kau berhutang cerita denganku Sana.." Yuta pun mulai menjahili sahabatnya. Mendengar kata "bercerita", Sana pun terdiam sejenak mengingat kejadian yang menimpa dirinya beberapa jam yang lalu di toilet wanita.
"Seru.." jawabnya singkat sambil berusaha menepis kejadian yang menimpanya beberapa jam yang lalu.
"Yeaahh I know it Sana-chan. Mana ada kencan yang tidak seru? Maksudku apa yang membuat kencanmu seru?"
"Bukan kencan ishh!" Sana mengerutu dan Yuta mengacak-ngacak rambut sahabatnya gemas melihat Sana menggerutu.
"Baiklah.. kuanggap bukan berkencan karena sepertinya Kris masih mencoba mendekatimu.. Okey kalo gitu, apa yang membuat jalan-jalan singkatmu seru?" Ralat Yuta.
Maksudnya ia meralat pertanyaannya.
"Aku membelikanmu sesuatu tapi ada di rumah" jawabnya asal yang memang kenyataannya Sana memang membelikan sesuatu untuk Yuta saat bersama Kris.
"Jinjja? Wahh kenapa kamu gak bawa aja kesini sih? Kan penasaran apa yang kamu beli"
"Hehe.. kejutan dong" jawabnya kemudian menjulurkan lidahnya. Yuta memasang muka malas.
"Ehh Momoka-san mana? Kok daritadi gak keliatan" tanya Sana tiba-tiba yang menyadari bahwa sedari tadi ia tidak melihat batang hidung kakak dari sahabatnya.
"Belum pulang dari solo travelnya" jawab Yuta.
"What? Jinjja?"
"Buat apa aku boongin kamu? Biasalah penyakit food hunternya kambuh kalo di sini" jawabnya Sana tertawa terbahak-bahak mendengar jawaban Yuta.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ever(LAST)ing Love
Fanfiction"Jadi ini rasanya cinta?" -Minatozaki Sana "Apakah aku pantas menjadi cinta pertama dan terakhirmu?" -Kris Wu