WARNING: MATURE CONTENT
Jam sudah menunjukan pukul 10 malam waktu Korea dan seperti biasa, semua barista membereskan caffee sebelum tutup. Hari ini yang bertugas tidak banyak, hanya ada Vernon, Sana dan dua rekan lainnya.
"Hey Vernon.." Panggil Sana sambil menepuknya yang sedang duduk setelah mengelap cangkir.
"Nde.."
"Aku boleh tanya sesuatu" tanyanya hati-hati
"Tanya aja" jawabnya.
"Maaf kalo ini mengusik privasimu" kalimatnya terpotong. Vernon yang sedang mengelap cangkir mengalihkan pandangannya pada Sana.
"Privasiku?"
"Lebih tepatnya hubunganmu dengan Jennie"
"Jennie? Ada apa emangnya?" tanya Vernon dengan nada tidak suka. Sana yang mendengar nada seperti itu berusaha berpikir keras bagaimana menyampaikan niat baik Kris.
"Kemarin Kris berniat untuk menyelesaikan masalah ini setelah kami menyelesaikan ujian akhir semester" ujar Sana to the point.
"Dia berjanji untuk menyelesaikan masalah ini dengan baik" tambahnya untuk meyakinkan rekan kerjanya.
"Baiklah. Kapan hari terakhir ujian akhir semester sekolahmu?"
"Selasa minggu depan.."
"Eoohh? Lama banget?" tanyanya sambil mengkerutkan dahinya karena hari ujian akhir semester adiknya tidak selama sekolah Sana.
"Satu hari hanya satu mata pelajaran" ujar Sana memberi penjelasan dan Vernon mengangguk mengerti.
"Baiklah pulang ujian kita selesaikan di taman deket rumahku" Sana mengangguk dan melanjutkan pekerjaannya. Pekerjaan mereka akhirnya selesai dan pada saat Sana mengunci pintu.
"Sana" seseorang menepuk pundaknya.
"Yuta-kun?" Namja itu hanya menyengir kuda. Vernon yang berada di situ memandang sahabat Sana dengan tatapan aneh.
"Ahh Vernon, ini laki-laki yang aku maksud. Dia sahabatku, Yuta" Yuta memberikan tangan kanannya dan mereka saling berjabat tangan tanda saling mengenal karena ini adalah pertemuan mereka.
"Vernon aku duluan ya.." pamit Sana.
"Baiklah, salam untuk bibi" jawabnya. Sana menggangguk dan tanpa buang waktu, Yuta menyalakan motor dan mengedarainya menuju kediaman Sana.
"Jadi itu yang namanya Vernon?" tanya Yuta ditengah perjalanan sambil fokus mengendarai motornya.
"Iya.." jawab Sana
"Aksen koreanya unik ya. Agak gimana-gimana gitu. Sound like Korelish?"
"Haha.. dia lahir dan besar di tanah kelahiran ibunya dan dia pindah kesini belum dua tahun" Jawab Sana. Yuta mengangguk mengerti.
"Dia kekasihmu?" tanya Yuta tiba-tiba.
"Nani?"
"Dia kekasihmu?" ulangnya.
"Ani. Kami hanya sebatas rekan kerja" jawabnya dan Yuta tidak menanyakan lagi karena fokus dengan motor yang ia kendarai.
"Nyampe.. yuk masuk" Yuta memasukan motornya ke halaman rumah Sana. Malam ini adalah malam kedua Yuta menginap di rumah Sana sampai bibinya pulang.
"Tadi aku mendapat makanan dari Siwon sajangnim. Aku tadi udah bikin nasi ini jadi lauknya aku panasin dulu ya.." ucap Sana kemudian mengeluarkan kotak makan besar.
"Ahh chicken teriyaki rupanya.." ujar Yuta saat melihat makanan yang hendak dipanaskan Sana. Yuta berinisiatif mengambil piring saji.
"Ahh thank you.." Yuta membalasnya dengan senyuman.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ever(LAST)ing Love
Fanfiction"Jadi ini rasanya cinta?" -Minatozaki Sana "Apakah aku pantas menjadi cinta pertama dan terakhirmu?" -Kris Wu