Keesokan harinya setelah pulang sekolah..
"Ehh besok temenin aku nonton sparing basket ya?" pinta Shannon sambil mengguncang-guncangkan pundaknya.
"Shannon, minggu depan kan udah ujian akhir" ujarnya sambil memutar bola mata malas.
"Ohh ayolah Sana. Please temenin aku ya.. pleaseeeee" Shannon semakin merajuk dengan puppy eyes mautnya. Sana menghela nafas pasrah kalau Shannon sudah mengeluarkan jurus mautnya.
"Mau ya Sana.." pintanya sekali lagi.
"Baiklah baiklah. Besok aku temenin kamu nonton sparing"
"Jinjja? Really? Sana-chan?" Tanya Shannon tidak percaya dan Sana membalasnya dengan anggukan sambil tersenyum.
"Yeaayyyy baiklah Sana-chan. Sebagai imbalannya, besok kau akan berangkat bersamaku jadi kau tidak perlu ngerluarin uang sepeserpun. Dan untuk makan, akan kutanggung. Okey?" ucap Shannon panjang lebar dengan girang. Sana pun menanggapinya dengan senyuman seperti yang Yuta ajarkan kepadanya ketika menghadapi Shannon yang seperti ini.
"Nah, sekarang aku pulang dulu ya Sana. Byeee" Kedua gadis itu saling melambaikan tangan dan mereka berpisah. Setelah Shannon hilang dari pandangan Sana, ia berjalan menuju halte bus untuk menuju caffee dimana ia biasa bekerja sebagai part-timer. Tidak memerlukan waktu lama untuk tiba di
"Ehh Sana tumben ke sini? Kok gak ngabarin?" tanya Vernon saat melihat Sana di ruang loker sambil menyantap bekal makan siang yang ia bawa.
"Iya nih. Udah gak ada tugas. Jadi bisa kesini. Ya sekalian nambah-nambah uang jajan hehe" jawabnya sambil cengengesan. "Kau sendiri? Tidak mempersiapkan diri untuk kuliah?" tanyanya balik sambil mengambil seragam barista dan apron dari loker.
"Guruku ada keperluan lain yang tidak bisa ditinggal dan ia memintaku untuk rescedule. Daripada bosen, mendingan aku kesini. Buat nambah-nambah uang jajan juga hehe" Sana hanya ber-o ria.
"Oya, kamu ingat laki-laki yang kamu layanin minggu lalu?
"Ya, dia ternyata murid baru di sekolahku"
"What? He's your school mate?"
"And he's also my classmate" timpalnya. Vernon pun menganga tidak percaya.
"Wae?"
"Nothing" jawabnya singkat.
"Vernon.."
"Nde?"
"I just want to ask you something about your relantionship with Jennie. Sorry if."
"Just ask me, it's okey" ujarnya santai.
"Are you serious?" tanyanya untuk meyakinkan namja bermarga Chwe ini.
"Come on just ask me, before I change my mind" ujarnya.
"Ohh okey.. Hmm.. Jennis is your first love?" tanyanya to the point dengan hati-hati. Ia hanya ingin memastikan sekali lagi kalau Vernon adalah cinta pertama Jennie.
"Yes. But she cheat behind me" Jawabnya singkat dan Sana menggangguk. Ia tidak berniat untuk menanyakan hal itu lebih jauh lagi karena tak ingin rekan kerjanya kembali terluka dengan masa lalunya, walaupun sebenarnya ia penasaran.
Sangat penasaran.
"I'm sorry Vernon.."
"Hey, it's okey Sana" jawabnya sambil tersenyum. Sana pun menghela nafas lega mengetahui Vernon tidak keberatan menjawab pertanyaan tersebut. Sana berharap, Vernon mengerti maksud Sana menanyakan hal tersebut.
Ia ingin menolong Vernon agar keluar dari masalah ini.
"Aku akan beristirahat sejenak di luar untuk menenangkan pikiran. Kamu gak keberatan kan gantiin aku sebentar?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Ever(LAST)ing Love
Fanfiction"Jadi ini rasanya cinta?" -Minatozaki Sana "Apakah aku pantas menjadi cinta pertama dan terakhirmu?" -Kris Wu