Gabriel

153 14 2
                                    

HALLO SEMUANYA...

SEBELUM LANJUT KE PART SELANJUTNYA, AKU MAU NGASIH WARNING DULU :

1. Cerita ini cuman karangan semata.
2. Part ini mengandung kekerasan.

Jadi kalau kamu gak bisa baca cerita yang ada kekerasannya, boleh diskip ya. Terimakasih

- - -

"Naya, dia anak papa sama selingkuhan barunya." Minibus itu kembali berjalan perlahan.

"Dia secara keturunan emang adik gw sama Cakka, entah harus gw bilang adik tiri atau adik apa, gw nggak paham. Beberapa hari yang lalu papa nitipin Naya ke salah satu yayasan yang emang dipercaya sama papa. Tapi ternyata dia dipindah sama mama tiri gw ke panti asuhan yang sekarang."

"Papa uring-uringan, Naya diculik kata selingkuhannya, ketidak adaan Naya di yayasan itu jelas bikin papa kalang kabut, bahaya banget sampe Naya muncul kehadapan masyarakat. Image papa yang sayang anak dan keluarga pasti tercoreng, apalagi naya anak diluar nikah." Semua orang terdiam, Cakka sedang berkosentrasi dengan jalan di hadapannya.

"Gw, Cakka, bahkan mama tiri gw nggak tau kalau papa selingkuh, ngelihat naya umur 5 tahun, berarti dia lahir pas papa masih nyalon jadi politisi. Jaman-jaman papa keliatan sayang-sayangnya sama bunda dan jaman bunda dalam kondisi kritis."

"Naya nggak tau apa-apa, bahkan dia nggak inget namanya." Imbuh Sivia menengahi.

"Sini." Ucap Ray sembari merentangkan tangannya.

Gadis kecil itu menghambur ke dalam dekapan Ray, gadis kecil itu memandang luka yang ada di wajah Ray, ia tidak tahu hal apa yang terjadi setelah ia meninggalkan rumah.

"Kakak kenapa?" Tanya gadis kecil itu lirih, Ray tidak menjawab ia hanya tersenyum simpul kepadanya.

"Mama gw gak bisa ngasih papa keturunan, padahal mereka udah nikah selama 3 tahun. Gw nggak tau soal itu lebih lanjutnya. Beberapa hari yang lalu juga papa marah besar sama mama, bahkan kekerasan fisik juga papa lakuin karena papa pengen punya anak lagi."

"Terus sama dugaan adiknya Rio?" Tanya Alvin menggantung.

"Kayanya papa ada dibalik semua ini, dia gak mau naya kecium media. Dan gw rasa Bang Rio sadar soal ini..." Kalimat Ray seolah dipaksa berhenti, ia mengamati Rio yang terlihat begitu tenang.

"Lo, juga dalang di balik semua inikan bang?" Imbuh Ray dengan tatapan dinginnya kepada Rio.

Semua hening, kepala mereka seolah terasa kosong, semua kalimat yang Ray ucap hanya lewat sebentar kemudian menghilang dari kepala mereka.

"Gw tahu, Septian ..."

Tilulilulilulilulilut tilulilulilulilut.

Kalimat Rio terpotong panggilan masuk ke ponsel Gabriel cukup mengejutkan mereka, harusnya sudah tidak ada lagi barang yang bisa dilacak, namun Gabriel masih mengantongi ponselnya.

"Gw bisa jelasin" Gabriel sejenak membaca nama di layar ponselnya, Nama yang ia tunggu untuk menghubunginya.

"Kamu di mana? Semua orang udah mulai ngelacak kamu, hpmu udah kamu buangkan?" Suara itu penuh dengan ke khawatiran, semua orang yang ada di dalam minibus itu heran mendengarnya.

"Udah, makanya aku aktifin nomor ini. Terimakasih Shilla." Ashilla, kekasih Gabriel yang telah lama ia sembunyikan, mantan narapidana kasus pembobolan bank dan pembunuhan.

"Kamu dimana sekarang? Aku mau ikut."

"Sorry shill, kita belum bisa ketemu ya. Nanti, kalau aku udah nggak tau kemana harus pergi. Aku bakal pulang ke kamu." Ucap Gabriel dengan nada yang entah bagaimana.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 14, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

#NEWSTORY : MARIOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang