Rasanya Tetsuya ingin sekali meledak. Bayangkan, sudah seminggu ini Tetsuya tidak bisa minum vanilla milkshake kesukaanya karena sang kakak melarangnya setelah tahu kalau Tetsuya membuang brokoli dalam piringnya ke tempat sampah.
Pokoknya sampai Seijuro mencabut larangannya, Tetsuya tidak mau makan! Vanilla milkshake-nya tidak berhak diperlakukan begini!
"Jangan seperti anak bayi, Tetsuya."
"Aku mau pulang!" Tutur Tetsuya yang tidak mau menurunkan pertahanan.
"Sabtu depan kita pulang."
"Tidak mau! Disini Sei-kun menyiksaku." Ucapnya menekan kalimat akhir.
"Kalau kau makan brokolinya, aku tidak akan melarangmu meminum minuman tak berguna itu."
Vanilla milkshake bukan minuman tidak berguna! Batin Tetsuya berteriak.
"Tapi ibu selalu membuatkanku setiap hari. Dan Sei-kun tidak pernah protes."
"Ibu membuatnya menggunakan bahan-bahan yang benar-benar sudah teruji beda dengan restoran langgananmu disana." Seijuro menjawab dengan tenang, seakan menanggapi rengekan seorang balita yang tantrum didepannya.
"Dimanapun vanilla milkshake itu sama. Pokoknya aku mau pulang."
"Sabtu depan."
"Tidak mau. Kalau begitu, aku pulang sendiri."
Seijuro hanya menaikkan satu alisnya, dan tersenyum menjengkelkan, "..."
"Aku pulang ke Kyoto sendiri." Ulang Tetsuya.
"Baiklah, sabtu besok kita ke Kyoto."
"Bohong." Tuntut Tetsuya, "Sei-kun berbohong."
"Kapan aku pernah membohongimu, Tetsuya?"
"Minggu kemarin Sei-kun bilang mau pulang, tapi- tapi Sei-kun malah berkutat dengan tugas-tugas OSIS. Nanti pasti begitu lagi."
"Itu tuntutan."
"Baiklah, aku tidak akan menuntut Sei-kun. Aku bisa pulang sendiri." Tetsuya menggeloyor pergi.
Pokoknya pulang, Tetsuya mau pulang!
Bruk! Namun, bukannya menuju pintu, tubuh Tetsuya malah tertarik dan terbanting sekarang.
Seijuro melempar tubuh Tetsuya ke ranjang miliknya. Tangannya mengunci pergerakan Tetsuya dengan posisi yang pasti membuat para fudan dan fujoshi histeris saat melihat posisi mereka berdua.
"..."
"..."
"Sei-kun?" Tanya Tetsuya seakan mempertanyakan tindakan sang kakak.
Wajah mereka begitu dekat hingga Tetsuya merasakan nafas mint milik Seijuro.
"Kalau aku bilang sabtu besok, ya sabtu besok. Tidak ada bantahan. Mengerti Tetsuya?" Mata Seijuro menatap begitu tajam. Bertanya namun tidak menerima sedikitpun bantahan.
Dan Tetsuya juga tidak menolak. Dia langsung menganggukkan kepala, setuju dengan kakaknya.
"Sekarang siap-siap." Wajah Seijuro mulai menjauh, "Kita berangkat sekolah bersama."
Seijuro menarik tangan adiknya untuk membantunya bangun. Dengan cekatan, Seijuro memperbaiki dasi Tetsuya yang sedikit lusuh akibat tindakannya. Tetsuya pun hanya menatap kakaknya, dan merasa dia memang harus bicara mengenai ini.
"Sei-kun," Dibalas tatapan kakaknya yang meminta Tetsuya melanjutkan, "Kau tidak usah menyelipkan celemek bayi ini untukku."
Tetsuya sudah SMA, yang benar saja pakai celemek begini!
KAMU SEDANG MEMBACA
RESTRAINT
FanfictionTetsuya hanya tidak mengerti, mengapa Seijuro harus mengekangnya seperti ini. Tidak boleh begitu, tidak boleh begini, ya Tuhan, mereka hanya seorang kakak dan adik dengan selisih 42 hari!