Jungkook nyaris tahu segalanya mengenai Lisa, termasuk pada traumatik yang dialami oleh gadis itu. Sewaktu listrik mendadak padam, tungkai kakinya seolah membawanya berlari untuk mencari keberadaan Lisa. Kekhawatirannya mencuat tanpa diperintah. Ia bertanya pada dua murid yang tersisa, yang mengatakan bahwa mereka melihat Lisa memasuki toilet beberapa saat yang lalu.
Dan disinilah ia sekarang--memeluk tubuh bergetar Lisa, berusaha menenangkannya sebisa mungkin.
Setelah merasa bahwa isakan si gadis mulai mereda, Jungkook segera menggiringnya menuju koridor. Suasana kembali berubah canggung ketika mereka menyadari apa yang baru saja terjadi.
Jungkook segera menyingkirkan kedua tangannya dari pundak Lisa, sementara Lisa hanya menyelipkan surainya kebelakang telinga setelah sebelumnya mengusap jejak air matanya dipipi lebih dulu. Mereka tak saling menatap, sama-sama mengalihkan wajah kemana saja asalkan tidak bertemu pandang. Berdehem kaku pun terasa begitu berat.
"Terima kasih." Kata Lisa.
Jungkook mengangguk pelan.
Hujan sudah mulai mereda, melenyapkan kilat dan petir yang semula menggelegar menghias langit. Tanpa kata pamit yang terucap, mereka lantas berbalik--saling memunggungi satu sama lain dan melangkah ke arah yang berbeda. Seolah tak pernah terjadi apa-apa. Seakan apa yang baru saja mereka lakukan bukanlah sesuatu yang salah dimata orang lain.
"Astaga, Lalisa! Aku mencarimu kemana-mana." Rose menghembuskan napas lega ketika menemukan eksistensi Lisa. Sebagai seorang sahabat, tentunya ia merasa sangat khawatir ketika listrik padam dan tak kunjung menemukan kehadiran Lisa. Terlebih lagi, ia juga tahu mengenai traumatik yang dialami oleh gadis bermarga Hwang ini.
Lisa mengulum sekelumit senyum. "Aku baik-baik saja, kok."
"Hah, syukurlah kalau begitu. Aku sungguh mencemaskanmu." Ujar Rose. "Memangnya kau darimana saja? Aku sampai mencarimu ke gedung sebelah, tapi tidak ada."
Lisa menghembuskan napas berat. Kini mereka melangkah ke luar sekolah untuk menuju halte bus. "Aku terkunci ditoilet."
"What?!" Rose terkejut. Ia bisa membayangkan bagaimana sahabatnya ketakutan didalam sana, terlebih lagi pada keadaan gelap gulita. "Lalu siapa yang menolongmu?"
Lisa berdehem pelan dan mengalihkan pandang. Ia terlihat sedikit kaku, dan hal itu membuat Rose mengerutkan dahi.
"Jungkook yang menolongku." Jawab Lisa. "Dia mendobrak pintunya."
Rose menahan senyum dibibirnya. Mungkin sedikit menggoda Lisa tidak apa-apa. Jadi tepat setelah mereka mendaratkan bokong dikursi halte, gadis bermarga Park itu segera bertanya, "Lalu, apalagi yang Jungkook lakukan?"
"Apa maksudmu dengan apalagi?" Lisa mendelik. "Tentu saja kami segera keluar dari ruang sempit itu."
"Benarkah?" Rose bertanya setengah menggoda. "Tidak ada pelukan, kecupan, maupun usapan menenangkan seperti apa yang selalu dia lakukan dahulu?"
KAMU SEDANG MEMBACA
My Ex | Lizkook✔️
Fanfic[M] Agaknya, nyaris tiada hari tanpa pertengkaran dalam hidup Lalisa Hwang beserta Ahn Jungkook. Beragam makian serta sumpah serapah seakan tak ada habisnya terlontar dari belah bibir masing-masing. Mereka selalu saling menatap tajam, seolah siap me...