Malam ini turun hujan. Seharusnya Lisa bisa cepat terbuai ke alam mimpi. Terlebih lagi, tidak ada petir yang menggelegar diluar sana. Biasanya dua hal itu sangat cukup untuk membantunya tertidur lebih lelap. Namun hingga pukul tiga dini hari, Lisa hanya bisa terdiam sembari membalut diri dengan selimut tebal sembari memikirkan ucapan Gyuri.
Jungkook masih mencintaiku?
Lisa menghembuskan napas pelan, memeluk gulingnya lebih erat. Meskipun Jungkook masih mencintai dirinya, namun jika pemuda itu juga masih memerlakukan Gyuri dengan spesial, maka apa gunanya? Percuma. Rasanya akan tetap menyakitkan. Masih akan tetap terasa pedih bagi Lisa jika mereka berdua memutuskan kembali bersama.
Mungkin, sudah seharusnya seperti ini. Sudah seharusnya mereka benar-benar berhenti untuk saling mencintai, sebab tetap bersama hanya akan menghasilkan luka.
Lisa memejamkan mata ketika rasa sesak datang merambati dadanya. Iya, benar. Rasa sakit akibat kehilangan hanya akan timbul sementara. Rasa sakit ini akan sirna seiring berjalannya waktu. Kalau mereka kembali merajut kasih, mungkin rasa sakit tersebut akan muncul secara terus-menerus untuk menyiksanya, seperti yang sudah pernah terjadi sebelumnya.
Suatu saat nanti, akan hadir seseorang yang hanya akan memerlakukan Lisa selayaknya ratu. Seperti hanya dialah satu-satunya ratu didunia ini. Sebab, yang menduduki posisi ratu hanya satu, 'kan? Hanya satu. Bukan dua orang pada tempat yang sama.
Iya, begitu. Lisa yakin, pasti begitu. Kendati malam ini air matanya kembali menetes, suatu hari nanti akan datang seseorang yang bisa menghapusnya dengan segenap rasa. Tidak apa-apa, Lisa. Tidak apa-apa. Menangislah sekali lagi, hanya untuk malam ini saja.
Lisa sudah meyakinkan dirinya sekuat tenaga, berusaha menanamkan pemikiran bahwa perpisahan memanglah jalan terbaik untuk mereka berdua. Jadi ketika pagi hari telah menyambut, dan tungkai kaki telah mendarat dikoridor sekolah--Lisa tetap mempertahankan sikapnya seperti biasa tatkala mendapati eksistensi Jungkook yang melangkah dari arah berlawanan.
Biasanya Jungkook gemar sekali menjahilinya. Ketika disaat-saat seperti ini, pemuda itu akan dengan sigap menarik ikat rambutnya, membuka resleting tasnya, atau melakukan hal-hal menyebalkan lainnya sampai membuat Lisa berteriak karena kesal.
Namun kini, Jungkook justru malah melangkah begitu saja--melewati presensi Lisa tanpa menoleh sedikitpun.
Yah, seharusnya Lisa merasa senang. Jadi ia tidak perlu membuang-buang tenaga dan mengisi pagi harinya dengan marah-marah. Tapi, entahlah. Rasanya justru agak sedikit aneh. Seperti ada secuil bagian yang hilang dalam diri Lisa.
"Hai, baru sampai?" Ah, itu suara Younghoon. Lisa tidak tahu sejak kapan pemuda ini mendaratkan diri disisi kirinya.
Lisa memasang sekelumit senyum. "Iya."
"Ibuku memaksa ingin membawakanku bekal berisi sandwich." kata Younghoon, sembari menunjuk tasnya sendiri. "Ada dua buah. Mau sarapan bersama?"
Younghoon adalah pemuda yang baik. Apa mungkin Lisa harus mencoba untuk membuka hati dan memberikan kesempatan untuk laki-laki ini? Tapi, apakah Younghoon akan memahami maksudnya? Lisa hanya takut ketika ia mencoba dan gagal, kemudian memilih untuk menyerah--Younghoon justru akan merasa tersakiti karena sudah terlanjur semakin mencintainya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Ex | Lizkook✔️
Fanfic[M] Agaknya, nyaris tiada hari tanpa pertengkaran dalam hidup Lalisa Hwang beserta Ahn Jungkook. Beragam makian serta sumpah serapah seakan tak ada habisnya terlontar dari belah bibir masing-masing. Mereka selalu saling menatap tajam, seolah siap me...