Jungkook tahu bahwa ciuman Lisa ini tidak lebih dari sekedar penebusan rasa bersalah, ingin menghentikan aliran darah dibibirnya agar tak lagi merembes keluar. Jadi seharusnya Lisa segera bangkit dari posisi ini. Atau minimal, Jungkook melepaskan pelukan itu hingga mereka kembali membuat jarak.
Namun sampai lima belas menit setelahnya, mereka berdua tak juga melakukan hal itu. Jungkook dengan sabar menunggu tangis Lisa mereda dan kembali tenang. Lisa juga tampak tidak keberatan mendapatkan usapan lembut pada punggung dan kepalanya, kendati beberapa saat yang lalu ia sempat mengancam ingin mematahkan leher Jungkook jika saja pemuda itu berani menyentuhnya.
Mereka berdua seolah melupakan fakta bahwa mereka tak lagi terlibat dalam sebuah hubungan spesial. Tak lagi ada kata cinta, tak lagi ada kerinduan, pun dengan kasih yang semula hadir didalam dada.
Seperti kemarin-kemarin, insiden kali ini juga diakhiri dengan momen awkward. Lisa bangkit dari posisinya dan mendudukkan diri diatas ranjang--membelakangi Jungkook. Sementara si pemuda juga ikut bangkit, memegang tengkuknya sendiri dengan canggung karena bingung harus bagaimana.
"Hei, anak-anak.." tiba-tiba Jisoo membuka pintu kamar lagi. Ah, tepat sekali! Apa jadinya kalau Ibu muda tersebut melihat putra dan calon menantu-nya sedang dalam posisi yang ambigu? Mungkin ia akan segera membawa keduanya untuk dinikahkan saat itu juga. "Ibu sudah membuatkan puding cokelat dan susu hangat. Keluarlah. Kita menonton film bersama." lanjutnya dengan penuh senyuman.
Jungkook dan Lisa menuruti ucapan Jisoo. Keduanya lantas mendaratkan diri diatas sofa yang berada diruang televisi, mengambil jarak sekitar tiga puluh sentimeter yang terbentang ditengah-tengah mereka.
Jisoo mengerutkan kening, memerhatikan keduanya. Lisa dan Jungkook sama sekali tidak saling bicara. Hanya fokus menonton dan menyantap apa yang disediakan oleh Jisoo. "Kalian masih bertengkar?"
"Hm?" Lisa dan Jungkook memberikan respon secara bersamaan.
"Apa kalian masih bertengkar?" ulang Jisoo, gemas.
"Uh? Oh, t-tidak." kata Jungkook.
Jisoo menghembuskan napas pelan. Dilihat dari sudut manapun, dua anak remaja ini memang tampak menyimpan sebuah fakta tersembunyi. "Kalian ini... masih berpacaran, 'kan?"
"Ti--"
"MASIH." Jungkook memotong ucapan Lisa.
Si gadis membelalak lebar. Ia menoleh pada Jungkook, dan tak menemukan ekspresi mencurigakan dari wajahnya.
"Kalian terlihat masih berjarak." kata Jisoo. "Selalu ada solusi untuk setiap masalah. Ibu senang melihat kalian bersama. Tapi kalau masalah itu memang tidak bisa diperbaiki hingga perpisahan adalah satu-satunya jalan terbaik, maka tidak apa-apa." Jisoo mengulum sekelumit senyum meskipun ada sedikit guratan kecewa diwajahnya, seakan ia tahu bahwa hubungan Jungkook dan Lisa memang sedang tidak baik-baik saja, namun masih tidak ingin mengucapkannya secara gamblang.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Ex | Lizkook✔️
Fanfic[M] Agaknya, nyaris tiada hari tanpa pertengkaran dalam hidup Lalisa Hwang beserta Ahn Jungkook. Beragam makian serta sumpah serapah seakan tak ada habisnya terlontar dari belah bibir masing-masing. Mereka selalu saling menatap tajam, seolah siap me...