[M] Agaknya, nyaris tiada hari tanpa pertengkaran dalam hidup Lalisa Hwang beserta Ahn Jungkook. Beragam makian serta sumpah serapah seakan tak ada habisnya terlontar dari belah bibir masing-masing. Mereka selalu saling menatap tajam, seolah siap me...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Jungkook sudah tidak tahan lagi. Ayah dan Ibunya benar-benar membuatnya malu hingga memerah sampai ke telinga. "Ibu! Itu rahasia kami," ucapnya, dengan ekspresi muram.
"Ibu hanya ingin tahu, sayang." kata Jisoo. "Kalian masih memerlukan pengarahan dari Ibu dan Ayah."
Jungkook mendecak pelan. "Iya, tapi itu privasi. Apa kami juga harus bilang pada Ibu dan Ayah tentang gaya apa saja yang kami pakai?!"
Lisa membelalak. Ia tersenyum kaku, kemudian mencubit pinggang Jungkook dengan keras hingga si pemuda meringis kesakitan. Rasanya Lisa ingin sekali menyumpal mulut Jungkook dengan vas bunga yang ada diatas meja, serius!
"Ya, kalau mau, tidak apa-apa." Jisoo berucap enteng.
Lisa tidak tahu apakah kedua orang tua Jungkook ini menikah diusia yang terlalu belia, ataukah memang mereka dianugerahi sifat yang terlampau santai hingga memiliki jiwa muda seperti ini. Tapi, sungguh, Lisa sudah tidak tahu lagi bagaimana caranya berekspresi tatkala mendengar rentetan konversasi mereka.
Beruntung, Jisoo tidak menahan Lisa terlalu lama. Setelah makan malam, Jisoo memerintahkan Jungkook untuk mengantar Lisa pulang.
Motor sport milik Jungkook sudah dinyalakan. Seokjin dan Jisoo mengantar kepergian anak-anak itu dengan lambaian dan juga senyum hangat.
"Pegangan." kata Jungkook pada Lisa ketika motor yang mereka tumpangi sudah berjalan sekitar satu kilometer dari rumahnya.
"Tidak mau."
"Pegangan."
"Tidak mau."
"Pegangan."
"Tidak mau, Ahn Jungkook!" Lisa bersikeras. "Jangan mencari kesempatan dalam kesempitan, ya!"
Mungkin ini akan terlihat seperti dalam drama-drama televisi. Bedanya, tatkala Jungkook menarik gasnya dengan kuat--bukan hanya sebuah pelukan yang ia dapatkan, tapi juga pukulan dikepala bagian belakangnya.
Tentu saja Lisa terkejut setengah mati. Bahkan jantungnya nyaris terhempas entah kemana. Ia tahu Jungkook meringis kesakitan sembari menahan kesal. Apalagi, pukulannya lumayan kuat tatkala mengenai helm yang dipakai Jungkook, hingga membuat pemuda itu merasakan pening dikepala.
"Dasar barbar!" ucap Jungkook.
"Aku bisa memelukmu sampai kau kehabisan napas dan mati ditempat, kau tahu?!" Lisa mengancam dengan galak. Kedua tangannya masih melingkari perut Jungkook.
Pemuda tersebut mendecih. Ternyata ia sudah salah sangka. Lisa bukanlah singa betina, melainkan seekor anaconda yang bisa melilit buruannya sampai tewas. Hih, mengerikan.
Selanjutnya, mereka berdua hanya banyak terdiam. Cuaca semakin dingin. Asap tipis bahkan mengepul tatkala mereka menghembuskan napas. Ketika sampai dilampu merah, tanpa disangka-sangka Jungkook memasukkan kedua tangan Lisa ke dalam saku hoodienya.