Aku membencimu; merupakan dua kata dengan makna yang begitu dalam.
Biasanya, mereka bekerja dengan kasar--menimbulkan sebuah penyakit yang mengendap disudut hati terdalam. Efeknya? Tentu saja rasa kesal, amarah, emosi, bahkan yang terburuk bisa sampai mendorong paksa air mata untuk meluruh tanpa diperintah.
Rose juga tidak mengerti mengapa kebencian bisa mengubah perasaan cinta yang semula bermekaran didalam dada. Ada rasa tidak percaya, namun kenyataan pada jarak pandangnya telah membuktikan hal itu.
"Benci! Benci! Aku benci Ahn Jungkook!" Lisa mendengus kasar, melempar pelan tasnya ke atas meja.
Rose menghembuskan napas. Sebagai seorang sahabat yang baik, sudah sewajarnya ia bertanya, "Ada apa?"--lagi.
Ketua OSIS bermarga Hwang itu mendudukkan diri dikursinya dan menyandarkan punggung. "Tidak tahu. Pokoknya benci saja. Sebal melihat wajahnya."
"Kenapa begitu? Dahulu, bukankah wajah Jungkook justru menjadi salah satu yang paling kau favoritkan?"
"Bisakah kau berhenti membahas masalalu?" Lisa terdengar tidak senang atas ucapan Rose. Benar, 'kan? Kebencian selalu menghadirkan kekesalan dalam diri.
"Kalau begitu, kau juga harus berhenti untuk memedulikannya."
"Aku tidak peduli padanya, Rosie... Untuk apa aku memedulikannya?"
"Hanya dengan melihat wajahnya saja, kau sudah merasa benci. Jadi sudah cukup. Tidak usah dilihat lagi. Tidak usah dipikirkan lagi. Tidak usah--"
"Aku tidak seperti itu." potong Lisa, keras kepala. "Aku punya mata. Jadi wajar saja jika aku bisa melihat wajahnya yang menyebalkan itu."
"Kau tahu, bukan itu yang kumaksud, Lalisa." Agaknya percuma saja. Rose sudah menasehati berulang kali. Namun Lisa masih saja denial, menyangkal segalanya. "Tidak usah pedulikan dia, apapun yang terjadi. Entah itu dia merasa paling tampan, paling menawan, atau bahkan menggandeng gadis lain sekalipun. Sudah cukup. Abaikan saja. Dengan kau menggerutu seperti tadi, itu artinya dia masih memiliki tempat didalam celah pikiranmu. Mengerti?"
Lisa memanyunkan bibirnya. "Aku menggerutu bukan karena aku peduli. Tapi karena... ya, kesal saja! Pokoknya kesal! Benci! Benci sekali!"
Rose mendengus pelan. Rasanya ia ingin menarik daun telinga Lisa agar sahabatnya itu bisa mendengar dan mencerna kalimatnya dengan baik, serius!
Kendati Lisa bisa bersikap normal dihadapan banyak orang, berperilaku seolah ia dan Jungkook tak pernah memiliki hubungan sama sekali--namun Rose bukanlah orang asing yang bisa dengan mudah tertipu. Mereka berdua sudah bersahabat selama bertahun-tahun. Jadi kendati Lisa berusaha untuk menutupi isi hatinya, Rose seakan dapat membacanya dengan mudah.
"Lagipula, kau benar-benar sudah move on darinya, 'kan?"
"Apa? Tentu saja aku sudah move on!" Lisa berkacak pinggang. "Hubungan kami sudah berakhir enam bulan yang lalu. Jadi sudah pasti aku telah membuang perasaanku terhadapnya. Tidak ada yang tersisa walau hanya seujung kuku!"
KAMU SEDANG MEMBACA
My Ex | Lizkook✔️
Fanfiction[M] Agaknya, nyaris tiada hari tanpa pertengkaran dalam hidup Lalisa Hwang beserta Ahn Jungkook. Beragam makian serta sumpah serapah seakan tak ada habisnya terlontar dari belah bibir masing-masing. Mereka selalu saling menatap tajam, seolah siap me...