Happy Reading🧡
Dengan modal tekat Aletta menanyakan kepada orang orang yang berlalu lalang.
Dapat dia lihat sang ketua OSIS alias mantan nya itu sedang merangkul salah satu cewek yang dihukum.
"Palingan di jadiin mainan lagi."
Hingga sampai nya di ruang guru dia mengetuk pintu dan tak lupa mengucap salam, ingat yang muda harus hormat ke yang tua jatuhnya jadi menghargai oke.
"Permisi pak."
"Silahkan nak duduk disini."
"Terimakasih." balas Aletta dengan tersenyum manis.
"Tidak ada kelas unggul dalam arti semuanya kita campur rata jadi jangan memandang kelas berapa yang kamu dapat."
"Iya pak makasih, terus saya kelas berapa?"
"Kamu kelas XI E, tunggu disini dulu nanti ada murid yang akan mengantar kamu masuk ke kelas."
"Hemm iya makasih pak."
Lama menunggu akhirnya suara ketukan pintu dan masuk lah pria remaja dengan baju tidak di kancing dan dikeluarkan tak lupa baju kaos hitam.
Aletta memandang dari bawah ahh pikirannya langsung ke cowok ganteng hingga akhirnya.
HA?
Lagi?
Mantan nya?!!
Apakah dunia sesempit ini?
"Jadi kamu akan satu kelas sama dia, silahkan masuk ke kelas kalian."
"Saya pak?" tunjuk Aletta kepada dirinya untuk memastikan bahwa telinga nya masih berfungsi atau tidak.
"Iya siapa lagi?"
"Permisi pak." kata pria tersebut dan menarik tangannya keluar, Oh my god!.
"Permisi pak." ucap Aletta dan mengikuti langkah pria didepannya ini dengan tenang jadilah asing sebagaimana sumpah mantan.
Brukk
Suata tas Aletta yang terjatuh karna di sengol oleh manusia di sebelahnyas, dasar mantan ga ada akhlak!, atau jangan jangan waktu pembagian rapor akhlak, mereka tak hadir?.
"Apa?" dengan berusaha sesantai mungkin menghadapi manusia ini, awali pagi hari mu dengan keceriaan.
"Woww udah berani ya." ucapnya sambil tersenyum.
'Aduh manisnya senyum manusia satu ini' batin Alleta, dia hanya manusia biasa yang juga bisa kagum dengan hal-hal indah (❁'◡'❁).
"Trus, masalahnya apa?"
"Jadi maksud kepindahan lo kenapa? sengaja ya nyari info gue sekolah dimana." lagi lagi pria remaja itu tersenyum manis.
duh manis sih tapi kegeeran.
'Sadar Let! Dia udah nyakitin lo, ga usah tergoda lagi dengan senyuman itu' Aletta menatap sengit dan penuh permusuhan.
"Bacot." ucap Alleta dengan sengaja menginjak kaki sang mantan.
"Duh takut deh." uhh lihat lah ekpresi ngeselin sang mantan, rasa ingin menjambak rambut yang tak rapi itu.
Lihat lah mereka, seolah tak pernah terjadi sesuatu dan menyesalinya Aletta ingin sekali mendengar kata 'maaf' yang benar benar tulus, Bukan maaf yang akhirnya di ulangi lagi.
Mereka bersikap berteman baik dan tak jadi masalah, akghhh emang Mantan Kamvrettt, berdosa sekali mereka menyakiti hati mungil anak yatim ini.
"Duluan." titah Aletta karna tak ingin beriringan dengan jelmaan monyet.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mantan The Kamvrettt
Teen Fiction"Melupakan seseorang itu mudah tetapi kenangannya yang sulit" Aletta "Lu cuma pelarian gue aja, lu bodoh mau aja sama gue" -the first ex Trauma pacaran? Ya jelas tapi prinsip nya lupain dan ikhlas kan yang telah terjadi. "Jangan terlalu berharap sam...