13.Hukuman

1.7K 237 7
                                    

Happy Reading... 🧡
.
.
.
.
.
.

"Sini duduk." perintah Sadewa.

"Jadi..?" tanya Aletta sambil mengangkat alisnya ia jadi takut jika Sadewa berbuat baik begini pasti ada maunya.

"Ya nanti lo juga tau." Sadewa pergi dan berbalik sambil menunjuk "tunggu disini awas aja lu kabur."

"Iye iye bawel lu huuuu!!" sorak Aletta kesal ia berjalan jalan melihat ruangan Osis dan melihat cermin sambil menatap diri nya dari ujung kaki hingga pandangan nya lurus menatap lekat dirinya yang berada di cermin.

"Gua heran" ucap nya sambil mengelus dagu "kok gua ditinggal mulu, dapat yang toxic terusss!! Ga ada yang bener, sakit hati pasti lah bahkan masih ingat jelas tapi.. kok gua ga bisa benci mereka." ucapannya lirih.

"Ini definisi terlalu baik atau goblok?" ujarnya "keknya opsi kedua deh, karna gua juga bukan orang baik." ujarnya.

"Tapi.. gua ga jelek jelek amat, sampe sampe diselingkuhin, padahal mereka pacaran di saat gue udah bisa merawat diri, udah ga gendut lagi." Aletta dulu adalah pejuang diet karna lelah di bullying verbal dengan nekatnya ia diet ekstrem bukannya kurus yang ada masuk rumah sakit, setelah itu Mamanya mensuport untuk ia diet dengan benar bahkan menemaninya ke dokter yang ahli pada bidangnya.

"Lo emang ga jelek cuma lo terlalu baik aja buat orang brengsek." sahut suara yang muncul dibalik pintu.

"Sejak kapan lo udah nyampe?!" tanya Aletta sedangkan Sadewa hanya mengangkat bahunya acuh.

"Oh iya juga ya omongan lo... Lo kan emang brengsek iya kan."

"Iya." jawab Sadewa tegas dan mulai berjalan menuju Aletta sambil memegang pergelangan tangan nya dan mendudukkan Aletta di kursi yang tak jauh dari tempat mereka berdiri.

"Buat apa?" tanya Aletta binggung.

"Ya buat lo lah." Aletta terdiam kala Sadewa mengompres pipinya, hingga keduanya merasa Dejavu karna mata yang saling menatap satu sama lain, pupil mata yang selalu berkilau indah.

"Gua bisa sendiri." ujar Aletta dan langsung mengambil kompresan tersebut sepertinya memang ia sudah move on cuma memang hati kurang kasih sayang ya gini.

"Dan ya jangan lupa hukuman lo."

"Kok hukuman!!"

"Ya iya lah lo pikir hukuman buat lo ga ada."

"Ya gua binggung aja gitu kita ga ngelakuin kesalahan malah di hukum!!"

"Ga ngelakuin kesalahan ya?" kata Sadewa sambil memajukan wajahnya pelan pelan sontak hal itu membuat Aletta harus memundurkan wajahnya dengan gugup.

Hingga jarak keduanya sangat dekat bahkan hembusan nafas Sadewa terasa sangat jelas di wajah Aletta "Jadi... yang kemaren bolos siapa?"

Mampus

Aletta lupa akan hal ini dia hanya bisa merapalkan do'a takut takut akan Sadewa yang bisa saja khilaf atau dirinya yang khilaf.

"Kalo ruangan ini ga bersih hukuman lo nambah, untung ke gua rugi ke elo" ucap Sadewa dan menatap wajah Aletta intens dengan jarak dekat hingga baru lah dia menjauhkan wajahnya dengan ekspresi tengil yang membuat Aletta gondok.

Sadewa yang akhirnya menjauhkan wajahnya membuat Aletta dapat bernafas dengan benar.

"Segitunya sampe nahan nafas."

"Bukan nahan nafas!! Tapi.." Aletta memalingkan wajahnya hampir saja dia keceplosan.

"Tapi apa..? hati lo berdebar debar?" goda Sadewa.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 16 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Mantan The KamvretttTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang