6

389 46 0
                                    

.

.

.

Keesokan harinya, [Your Name] dibangunkan salah satu pelayan disana yang memberitahunya bahwa sarapan sudah siap dan dia ditunggu Jin Ling di tempat makan. Setelah bersiap, tentu dengan memakai sepatu yang diberikan Jin Ling yang satunya sudah berada di sana, [Your Name] keluar dan diantarkan pelayan itu menuju tempat makan. Disana hanya ada Jin Ling dan makanan serta minuman yang sudah disiapkan. Setelah [Your Name] duduk, pelayan yang mengantarkan [Your Name] tadi meninggalkan tempat itu.

"A-Ling, pamanmu kemana? Bukannya kemarin dia disini?"

"Oh paman sudah kembali ke Lian Hua Wu. Daripada itu aku mau minta maaf padamu."

"Tidak usah dipikirkan, lagipula aku semalam mendengarmu kok."

"Eh?"

"Justru aku yang sebenarnya harus minta maaf karena sudah merepotkanmu, A-Ling. Dan aku juga sepertinya merepotkan pamanmu. Tapi terima kasih sudah menolongku."

[Your Name] tersenyum padanya yang dibalas senyum tipis dari Jin Ling. Mereka pun mulai makan. Selesai makan, [Your Name] bertanya sesuatu pada Jin Ling.

"A-Ling, di dekat sini ada sungai tapi yang tidak terlalu besar? Atau mungkin taman?"

"Ada. Kau bisa ke taman belakang, tidak jauh dari ruanganmu tapi kau harus berjalan dulu kesana. Disana ada sungai kecil juga. Kenapa kau menanyakan itu?"

"Aku ingin jalan-jalan melihat pemandangan disini, bolehkan aku berkeliling?"

"Apa perlu kutemani?"

"Tidak perlu tidak perlu, kau pasti masih ada kerjaan sebagai pemimpin klan kan? Jangan khawatir aku hanya di sekitar sini kok."

"...Baiklah kalau begitu, tapi jangan berkeliling terlalu jauh, pastikan kau masih bisa melihat bangunan disini dari tempatmu berada."

"Iya iya, A-Ling kenapa kau tiba-tiba jadi seperti ibu? Haha, yasudah aku pergi keliling dulu ya, kau semangat dengan urusanmu."

"Iya hati-hati. Kurasa [Your Name] sudah baik-baik saja, yah setidaknya dia sudah lebih baik."

[Your Name] berjalan melewati lorong depan ruangannya sampai ke belakang. Karena ruangan [Your Name] memang berada di ujung, tidak sulit baginya menemukan pintu kecil yang menghubungkan dengan taman yang dimaksud Jin Ling.

Begitu dia masuk dia bisa melihat pohon-pohon bambu yang berwarna hijau, bunga-bunga beraneka warna, batu pijakan yang tertata rapi, serta sungai yang airnya jernih bergemericik mengalir, tidak jarang juga ada burung-burung yang beterbangan disana.

Jin Ling yang setelah makan langsung menuju ruang tengah, dihampiri pelayannya yang menyampaikan bahwa ada tamu yang mendatanginya. Karena dikatakannya adalah tamu, Jin Ling tau itu bukan Jiang Cheng.

"Siapa tamunya?"

Pelayan itu menyebutkan tamu yang datang itu yang berjumlah 4 orang. Segera setelahnya Jin Ling ditemani pelayan itu menemui tamu yang mendatanginya.

Di sisi [Your Name], gadis itu beranjak duduk di tepi sungai sambil melihat air yang mengalir. Keadaan tenang dan sunyi dari suara manusia itu membuatnya nyaman, tapi pikirannya berbeda dengan kenyamanan yang dirasakannya. Pikirannya kembali melayang ke malam dimana dia diculik, perlahan rasa takut yang dia rasakan saat itu mulai merambati dirinya, air mata yang saat itu belum sempat ia tumpahkan mulai menggenang di matanya. [Your Name] menekuk lututnya lalu memeluknya. Kepalanya dia tenggelamkan ke dalam lipatan tangannya, dan terakhir air mata yang sudah menggenang mulai mengalir membasahi pipinya. [Your Name] menangis dalam diam tanpa seorang pun yang tau.

Wo Ai Ni, Jingyi [Lan Jingyi x Reader]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang