"Chanhee pulang..."
Seorang wanita berjalan mendekat, dengan masih mengenakan apron kuning motif bunga-bundanya chanhee.
"Selamat datang sayang-eh? Siapa ini? Baru kali ini kamu bawa temen"
Sangyeon membungkuk sopan, "perkenalkan bu, sayang sangyeon. Kakak kelas chanhee"
Bunda choi menepuk pundak anak tampan itu pelan, "kamu tampan sekali"
Sangyeon dan chanhee bertatapan. Ragu untuk membeberkan status mereka apa tidak.
"Bunda tahu kok, sangyeon ini soulmatenya chanhee"
"B-bunda?"
"Chanhee, bunda kan ibu kamu. Bunda ngerasain apa yang kamu rasa"
"Ah, silahkan duduk nak sangyeon. Bunda akan buatkan minum, kebetulan juga selesai bikin bolu coklat"
"Tidak usah repot bunda"
"Gapapa"
Sepeninggalan bunda, mereka duduk di sofa dengan kaku.
"Kalau begitu, aku ganti baju ya kak"
"Oke"
Sangyeon tersenyum lalu memperhatikan rumah chanheenya, modern namun minimalis. Suasana hangat terasa, juga beberapa bingkai foto terpajang di dinding.
"Sepertinya keluarga chanhee begitu manis"
Tak lama kemudian yang dibicarakan kembali. Sangyeon terpesona dengan chanhee sedang dirumah. Penampilannya makin cantik.
"Kenapa kak?"
"Choi chanhee ketika di rumah sangat manis ya"
"Bisa saja"
"Saya serius. Oh iya, kamu menyembunyikan aroma dengan baik"
"Um-bunda yang nambahin cairan ekstra. Jadi aroma omegaku makin tersembunyi kak"
"Kakak pengen nyium?" Lanjut chanhee dengan ekspresi polos
"J-jangan, bisa bahaya"
"Iya deh"
Sangyeon bernafas lega, sempat berfikir chanhee gila karena memancing sangyeon. Bisa-bisanya, bagaimana jika dia lepas kendali
"Maaf ya agak lama, tadi temen bunda nelfon sebentar"
Wanita cantik itu terkekeh lembut, meletakkan nampan berisi minuman ringan dan sepiring bolu.
Sangyeon tak bisa menyembunyikan rasa senang, bunda chanhee menerimanya dengan baik.
.