Part 4 - Minyak Urut

91 12 0
                                    

Gue sudah mematikan mesin motor sebelum tiba-tiba sebuah beban membuat badan gue jadi oleng. Gue langsung menoleh ke belakang, sontak melebarkan mata sambil memegangi dada gue yang jantungan.

"Astaga," gumam gue dengan ekspresi kaget.

Alfa mengulum senyum. "Selamat pagi lovely, sweety, tugas kimia, si cantiknya ketua osis!!!!"

Alfa mengibaskan tangannya didepan wajah gue. "Aya?"

Gue tersentak sadar. "Lo ngapain sih tiba-tiba duduk disini? Coba kalo tadi nggak gue tahan ini motornya kan oleng jadinya!!" Ucap gue ngegas.

"Ngapain juga lo panggil-panggil lovely!! Dikira gue merek body lotion apa ya?!"

Alfa agak mengerutkan dahi. "Alesan aja lo. Perasaan kemarin baper gitu di chat."

Gue mengernyit, langsung membalikkan badan. "Diem."

"Udah ah, gue mau ke kelas aja. Mau ketemu Gavin. Mau bahas tugas," ucap Alfa setelah turun dari motor.

"Lah? Emang hari ini ada tugas?"

"Ada."

"Apa?"

"Tugas kimia,"

"Alfa bisa nggak sih nggak usah bahas yang kemarin?!" Teriak gue yang masih setia duduk di motor.

"Siapa sih yang mau bahas? Kan emang hari ini ada tugas kimia. Lo nya aja kali yang kepedean!" Teriak Alfa beberapa meter didepan gue.

Gue mengambil kunci motor yang tertancap di motor. "Eh, gue berharap banget ya?" gumam gue sambil berjalan menuju kelas.

"Aya." Gue yang merasa terpanggil menoleh kearah Jojo yang sedang berjalan kearah gue. Jojo menyodorkan sebuah tas kecil. "Nih. Kasih ke Mama lo ya, bilang jangan marah-marah lagi. Tuh, udah gue balikin."

Gue mengangguk paham. "Lo mau kemana? Kelas ada disebalah sana," Tunjuk gue kearah kelas setelah sadar Jojo berjalan kearah yang berbeda.

"Gue mau ke ruang guru dulu," Seru Jojo menuju ruang guru.

Gue membuka isi tas kecil yang diberi Jojo tadi. "WOI JOJO INI KENAPA TUPPERWARE NYA KECUIL GINI?! NANTI KALAU MOTOR GUE DIBERETIN LAGI GIMANA?! WOI JOJO!" Teriak kesal gue ke Jojo yang direspon dengan menutup telinga nya rapat-rapat.

Gue menoleh kearah dimana motor gue terparkir rapi. "Aduh, maaf ya choco, kayaknya nanti kamu bakal diberetin lagi deh."

Gue merangkul tas dan menghembuskan napas berat. Berjalan menyusuri koridor  dengan lesu. Gue masih memikirkan bagaimana nasib choco nanti.

Begitu sampai dibelokan tepat kelas berada, gue masuk. Melempar tas gue di kursi paling depan, membuat seisi kelas memperhatikan heran.

Imel si sekertaris kelas, menatap heran gue. "Pms lo?" tanyanya sambil memainkan ujung rambut yang kemarin sore selesai main dari salon.

Gue menghembuskan napas berat. Tampak tak berselera melakukan apapun. "Kyl, lo nanti ekskul kan?" tanya gue ke Kyla yang kebetulan satu ekskul dengan gue setelah mendudukkan bokong ke kursi.

Kyla membalas dengan anggukan kecil.

•.•

Bel pulang berbunyi. Gue segera membereskan buku-buku dan bersiap ke aula untuk ekskul jurnal. Gue mengikat asal rambut dan beranjak dari kursi.

"Oke, karena semua sudah saya absen saya akan memberitahu tugas kali ini." Kata Bu Rahma, pembimbing ekskul jurnal. "Minggu lalu kan tugas nya cuman menghias mading tuh, nah untuk kali ini saya kasih tugas liputan yang kebetulan beberapa hari lagi ada gerak jalan, dan pertandingan basket disekolah kita." Murid-murid yang ada di depan Bu Rahma termasuk gue dan Kyla balas dengan anggukan kepala tanda paham.

RidiculousTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang