Part 8 - 3 Bulan

77 8 0
                                    

Bel istirahat berbunyi, suara derap langkah kaki dari luar kelas mulai terdengar bergemuruh. Terlihat banyak siswa siswi SMA Brawijaya berlalu lalang didepan kelas untuk menuju kantin. Tak lama kemudian murid-murid 11 IPA 2 menyusul berhamburan meninggalkan kelas.

"HEH JANGAN PADA BUBAR DULU BAYAR KAS DULU WOI!!!" Teriak gue setelah sadar bahwa hanya gue, Kyla, Alfa, Benny, dan Gavin yang tersisa di kelas.

Gue menghela napas sebal, kalau udah pada keluar ke kantin pasti sedikit yang bakal bayar KAS karena uang jajan nya udah kepakai. Waktu rapat aja bilang, "Bayar KAS nya 5 ribu per minggu ya! Jangan ada yang bolong! Ingat teman-teman, perpisahan kita harus ke jogja!", Kalau udah ditagih malah ditunda-tunda. Itulah susahnya menjadi bendahara kelas.

Kyla yang menyadari suasana hati gue yang sedikit buruk langsung mengeluarkan selembaran uang berwarna kuning itu kehadapan gue. "Nih gue bayar,"

"Emang ya cuman lo doang yang tau isi hati gue," Gue langsung menaruh uang milik Kyla didalam dompet dan menyontreng nama Kyla di kolom buku KAS tanda sudah bayar di minggu ini.

"Itu yang lagi berduaan yang lagi satunya setan nggak mau bayar kas????" Teriak gue dengan keras setelah sadar bahwa ada Alfa, Benny, dan Gavin sedang berbincang dibangku belakang. Alfa, Benny maupun Gavin langsung menoleh kearah gue.

"Gue setannya gitu?" Tanya Benny sambil menunjuk dirinya yang sedang duduk didepan Alfa dan Gavin yang sebangku.

"Gue nggak ada bilang lo yang jadi setannya,"

"Tapi seolah-olah lo ngatain gue karena posisi gue sekarang kayak lagi ganggu orang pacaran,"

"Lo ya yang bilang sendiri bukan gue, udah sini cepet bayar KAS!!! Katanya mau ke Jogja!"

"Kan tadi udah gue kasih jaket, Ya. Masa kurang sih????" Celetuk Alfa yang dihadiahi pukulan di bahunya oleh Benny.

Gue melotot kesal. "Pantes aja tiba-tiba lo mau bantu gue gitu. Biasanya lo yang paling depan ngatain gue. Oh, ternyata kasih jaket itu biar nggak bayar KAS ya??!!" Teriak gue kesal Alfa mencuat.

Benny memutar sedikit bola matanya. "Gini caranya aku tim Nean ajalah," Jawab Benny dengan enteng yang membuat pipi gue sedikit memerah tanpa sebab.

"Gue tim Gavin ajalah ya nggak, Vin?" Alfa menyikut pelan bahu Gavin berusaha menggoda.

Gavin melotot kaget karena ucapan Alfa. "Apaan dah," Jawab Gavin berusaha santai.

Benny menghela napas lesu. "Aya laku banget ya disini. Nggak Gavin, nggak Nean, pada suka sama lo semua. Gue juga mau kali disuka 2 cewe sekaligus kaya lo," Iri Benny.

"Sadar kenapa si, Ben. Jelas-jelas setiap kali lo ke kantin banyak banget yang curi-curi pandang ke lo," Jawab Kyla menyadarkan bahwa banyak murid-murid diluar sana yang tertarik dengan Benny.

"Kok lo tau? Berarti lo sering merhatiin gue ya???" Goda Benny. Kyla hanya bisa menghela napas dengan pasrah karena tingkah laku Benny.

"BAYAR KAS NYA DONG TEMAN-TEMAN KU! NGGAK USAH BAHAS YANG LAIN YA! INI JOGJA MAU DIKEMANAIN INI?! GUE BAKAR JUGA LAMA-LAMA INI BUKU KAS!!!" Teriak gue dengan penuh amarah.

Alfa mendecak kecil. "Percuma anjir gue kasih pinjem lo jaket gue," Gue menatap Alfa dengan tajam. "Emang ya cowo 11 IPA 2 tuh yang paling males bayar KAS, apalagi yang namanya Alfa Altair," Terlihat Alfa sedang menggerutu kecil sambil mengorek isi tasnya dibelakang sana. Gue cuman bisa menatap Alfa dengan kesal karena perilakunya di pagi hari tadi.

"Gue rajin bayar kok," Celetuk Gavin. Gue tersentak kaget karena posisi Gavin yang terbilang cukup dekat dan tiba-tiba. Posisi Gavin yang sedang menunjuk namanya di buku KAS dari samping ini membuat gue sedikit susah bernapas. Gue bahkan bisa melihat kulit Gavin yang putih mulus ini. Hidung nya yang mancung dan juga mata hitamnya yang belok.

Gue masih terkejut karena nggak bisa menangkap pergerakan Gavin yang awal mulanya duduk anteng disamping Alfa tiba-tiba berada tepat disamping gue.

Gavin Aksara. Satu-satunya cowo 11 IPA 2 yang rajin banget bayar KAS. Terbukti dari kolom tiap minggunya yang nggak pernah bolong.

"Kok nggak dicentang nama gue?" Lagi dan lagi gue tersentak karena Gavin saat ini telah membalas tatapan gue. Gue buru-buru ambil pulpen dan menyentang nama Gavin dikolom ke sembilan. Tanpa gue sadari Gavin sedang tersenyum simpul saat melihat tanda rumput yang gue gambar ini terlihat tidak rapi karena tangan gue yang bergetar kecil ini. Gue merutuki diri sendiri bisa-bisanya grogi disituasi seperti ini.

Kyla yang sedari tadi berada disamping melihat interaksi antara gue dan Gavin ini langsung beranjak pergi menuju bangku Benny. "Ben, pacaran aja yuk. Capek juga gue lama-lama liat Aya begini mulu,"

Benny melongo lebar tidak percaya. "Hah?"

Alfa melotot kaget. "Kyl, lo kalau ngomong mikir dikit napa sih. Udah tau Benny anaknya baperan," Ungkap Alfa setelah memukul bahu Kyla.

Kyla mengusap pelan bahunya. "Capek banget tiap hari tontonan gue Aya berduaan mulu sama cowo," Jawab Kyla dengan lesu.

"Yaudah sabar ya, Kyl. Nanti gue tembak lo kok." Ujar Benny dengan senyuman manisnya. Seketika atmosfer dikelas berubah hening. Tidak percaya bahwa Benny menganggap serius candaan Kyla. Semua tatapan tertuju kepada kedua oknum yang sedang duduk bersandingan itu.

Kyla berdehem dan menggaruk tenguknya yang tak gatal merasa tidak nyaman dengan situasi ini. Sedangkan Benny mulai memfokuskan diri ke handphone digenggamannya. Terlihat jari jemari Benny bergerak dengan lincah dilayar sentuh handphone miliknya.

"Sip gue udah nemuin tanggal cantiknya. Berarti cuman ada waktu 3 bulan nih buat pdkt. Bisa kan ya 3 bulan kita udah jadian?" Benny menoleh kearah Kyla dengan senyum manis khasnya. Kyla mulai terlihat gelagapan.

Alfa yang sedang duduk dihadapan Kyla dan Benny ini terlihat menunggu jawaban, terlihat dari gerakan bola mata Alfa yang sedang menatap Kyla dan Benny secara bergantian. Kyla yang merasa semua orang tengah menunggu jawaban dari dirinya ini semakin merasa tertekan. Terbukti saat ia terlihat lebih gelagapan dari sebelumnya. Kyla menoleh kearah gue untuk meminta pertolongan agar situasi ini cepat berakhir.

Hendak gue mau membuka mulut Gavin telah menyelat seolah paham dengan gelagat Kyla yang merasa tak nyaman dengan situasi tadi. "Ben, lo nggak beli nyam-nyam?" Tanya Gavin.

"IYA ANJIR NYAM-NYAM GUE!!! AH GARA-GARA LO SIH, KYL!!" Benny memukul pelan bahu Kyla ditempat yang sama saat Alfa memukul tadi. Kyla hanya bisa melongo melihat perilaku cowo berkulit kuning langsat disamping ini.

Benny berdiri dari bangkunya. "Kayaknya kita nggak bisa jadian deh, Kyl. Belum mulai aja nyam-nyam udah gue lupain. Sori ya, tapi nyam-nyam itu prioritas gue,"

"Sinting tuh bocah," Umpat kecil Gavin setelah melihat Benny yang lari tergesah-gesah menuju kantin.

"Yaudah lo sama gue aja, Kyl." Kyla menoleh kesal dan menghadiahi Alfa dengan hantaman buku paket tepat di wajahnya setelah mendengar ucapan yang dilontarkan.

Kyla beranjak dari duduknya dengan kasar dan menarik tangan gue menuju keluar pintu kelas. "Kantin kejujuran lagi buka, ayo temenin gue kesana,"

Dengan pasrah gue mengikuti kemauan Kyla mengetahui suasana hatinya yang sedang buruk itu.

---

masa depan mas jaeyun kembaliiii~



yuhu slamat membaca manteman

RidiculousTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang