1. Marry me, Noona?

2.1K 189 56
                                    

Karena dominan menjawab Vrene, so aku kasih ini buat kalian yang kangen cerita khusus Vrene💜

Vote dan komentar, share juga kalau bisa, biar teman-teman kalian ikut baca hehe

___
Jam dinding akan terus berdetak bersamaan dengan jarum jam yang bergerak menunjuk melewati beberapa angka. Detik demi detik menandakan jika waktu saat ini terus berjalan dan akan tetap seperti itu.

Dan pria dengan pakaian kasualnya itu benar-benar tidak tahan ingin memutar jam agar lebih cepat, seandainya dengan begitu bisa mempercepat waktu. Sudah tidak tahan untuk menunggu jarum jam itu menunjuk pada angka delapan. Waktu yang paling dia tunggu pagi ini, tidak seperti biasanya yang bahkan sangat dia abaikan. Kali ini pukul delapan pagi begitu dia tunggu dengan rasa tidak sabar. Ingin sekali cepat-cepat.

Dan saat tepat pukul delapan, Pria itu segera berjalan dengan langkah lebar. Menuruni anak tangga dengan tergesa-gesa, seperti tengah diburu sesuatu.

"Hyung, aku ikut denganmu!" ucapnya dengan nafas yang terengah karena berlarian tadi.

Pria yang baru saja dipanggil itu menoleh, tepat sebelum dia membuka pintu. Matanya menatap dengan heran, satu alisnya sudah terangkat seakan tengah bertanya-tanya apa maksud dari pria yang baru saja berbicara barusan.

"Seokjin Hyung, aku bilang aku ikut. Aku malas membawa motor ataupun mobil, mau diantar denganmu, Hyung," rengeknya. Wajahnya bahkan sudah berusaha dia buat memelas, berharap sang kakak bisa mengiyakan.

"Taehyung, Jarak kampusmu dengan kantorku cukup jauh. Aku bahkan harus menjemput temanku terlebih dulu, dia pasti sudah menunggu sekarang. Pakai bis atau taksi saja," jelas Seokjin, yang kemudian memilih untuk melanjutkan membuka pintu untuk segera keluar dari sana.

"Tidak mau naik bis, nanti aku harus berdesakan. Tidak mau naik taksi juga nanti uangku habis. Maunya dengan Hyung! Titik!" ucap Taehyung sembari mengekor di belakang Seokjin, dengan bibir yang sudah mengerucut. Merajuk.

Seokjin menoleh mendengar rengekan Taehyung. Adik satu-satunya ini memang sering kekanakan. Tapi dengan tingkah nya yang seperti ini yang membuat Seokjin tidak bisa menolak apapun permintaannya. Sekeras apapun menolak ujungnya tetap dituruti, terlalu sayang. Meskipun alasan Taehyung tidak masuk akal.

Uang akan habis apanya? dia saja memegang satu black card yang sama dengannya.

"Ya sudah, tapi hyung harus mampir ke rumah teman hyung dulu." Seokjin mengusak kepala Taehyung, mengacak rambut depan milik Taehyung yang sekarang sudah menunjukan senyum kotaknya.

Kalau sudah seperti ini Seokjin kadang jadi bingung, adiknya ini sudah menjadi mahasiswa atau sebenarnya masih balita?

Keduanya memasuki mobil berwarna wine milik Seokjin. Duduk berdampingan dengan Seokjin yang menyetir. Seperti yang dibahas sebelumnya, Seokjin menuju rumah teman yang dia sebutkan. Dengan Taehyung yang tidak henti-hentinya tersenyum seperti orang kesetanan. Persis seperti itu, menakutkan kalau dipikir-pikir.

"Hyung, memangnya yang sekarang mau dijemput siapa?" tanya Taehyung.

Sebenarnya ini hanya pertanyaan basa basi. Taehyung sudah tahu sekali siapa yang akan dijemput Seokjin, malah yang menjadi alasan Taehyung memaksa ikut Seokjin saja adalah orang ini. Hanya saja ingin memastikan juga, ingin mendengar lagi.

"Ah itu, sebenarnya kekasih hyung. Yang kemarin datang ke rumah," jawab Seokjin santai.

Taehyung mengangguk-anggukan kepalanya dan tersenyum, jawaban yang dia harapkan dan sudah dia tebak dengan pasti. Matanya kembali menatap jalanan yang sedang dilewati, tidak ada yang menarik di depan sana, tetapi tidak tahu juga harus bicara apalagi.

IT'S GONNA BE YOUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang