17. Jealousy

497 88 20
                                    

Taehyung bergegas dengan mobil miliknya. Masa bodoh dengan kedatangannya yang tiba-tiba ke tempat Irene. Toh, rasanya dia butuh penjelasan saat ini juga. Tidak sabar. Dia tidak bisa menunggu lebih lama lagi. Pikirannya benar-benar kacau dan hanya dikuasai oleh foto-foto yang Joshua tunjukan. Pasalnya, semua itu terlihat begitu jelas. Bukan rekayasa semata.

Tak jarang Taehyung mengepalkan jemarinya kuat saat menyetir. Beberapa kali memukul stir kemudinya. Rahangnya juga jelas ikut mengeras, emosi benar-benar menguasai dirinya sekarang.

"Dimana kau sekarang? Kutanya dimana kau sekarang, Seo Irene!" tegas Taehyung bersamaan dengan pintu yang dia tutup dengan kasar setelah berhenti pada tujuan. Berbicara pada ponsel yang kini tengah tersambung pada nomor Irene.

Taehyung langsung mematikan sambungannya setelah mendengar jawaban Irene dan tidak lagi meresponnya dengan basa basi lain. Berjalan dengan langkah yang lebar untuk menghampiri ke tempat Irene berada.

Kantin di kantor tersebut menjadi tujuan Taehyung sekarang. Irene yang terdengar terkejut di tempatnya jelas bertanya-tanya karena beberapa kali mengirim pesan pun Taehyung mengabaikannya. Irene sendiri tahu kalau Taehyung tidak dalam keadaan yang baik.

Tepat setelah sosok tampan itu ia lihat tak jauh dari tempatnya berdiri, Irene berjalan tergesa untuk menghampirinya.

"Tae, kenapa?" tanya Irene dengan benak yang penuh tanya. Menatap Taehyung terkejut meski pertanyaannya terdengar tenang. Lebih tepatnya, dia ingin terlihat lebih tenang.

"Aku butuh penjelasan darimu. Apa kau berbohong, ha?" Taehyung benar-benar dikuasai emosinya. Dia bahkan mencengkram lengan Irene, memaksa wanita itu untuk berbicara.

"Oke, jangan bicara di sini, ya?" Irene masih mencoba untuk bersikap tenang. Matanya melirik paa sekitarnya, dimana beberapa pasang mata kini sudah memperhatikan mereka berdua.

"Aku butuh penjelasanmu sekarang juga. Kenapa kau takut kalau orang-orang tahu kalau ka—"

Belum selesai apa yang Taehyung katakan. Pria itu tiba-tiba menghentikan ucapannya karena sebuah tangan sudah menlepaskan cengkramannya pada lengan Irene dengan paksa. Secara bersamaan juga tubuh Irene tertarik ke belakang, sedikit menjauh dari hadapan Taehyung.

"Kau mengenalnya, Irene?"

Taehyung menaikan satu alisnya. Menusukkan lidahnya pada bagian dalam pipinya, menatap tajam pria yang baru saja menarik tubuh Irene.

"Ah, iya. Tidak apa-apa," ucap Irene dengan kepala yang mengangguk.

"Siapa dia? Apa kalian memiliki urusan yang penting?" tanya pria itu lagi. Menatap Irene dengan khawatir.

Sedangkan Taehyung kali ini hanya terdiam memperhatikan dengan raut wajah yang sama seperti sebelumnya.

"Ah, ini, dia adik temanku. Iya, adik Seokjin. Kau mengenalnya bukan?" Irene berbicara dengan kegugupan yang ada dalam dirinya. Kebingungan saat ditanya hal seperti itu. Sehingga setelah menjawabnya seperti itu, dia segera kembali menatap Taehyung yang sekarang sudah tertawa sinis tanpa suara.

"Bersikap sopanlah. Jangan bersikap kasar seperti itu. Terlebih pada orang yang lebih tua darimu," kali ini pria itu berbicara pada Taehyung. Berbicara dengan tegas seolah tak menerima jika Irene diperlakukan seperti itu.

Taehyung kembali tertawa tanpa suara. Satu alisnya terangkat dengan kepala yang sedikit dia miringkan. Menatap keduanya bergantian dengan lidah yang kembali dia tusukkan pada pipi bagian dalamnya.

Sebelum akhirnya berbalik dan pergi meninggalkan keduanya begitu saja. Mengambil langkah lebar dengan raut wajah yang kini berubah, alisnya menujik menunjukan kekesalannya yang semakin memuncak. Meninggalkan banyak pertanyaan yang tercipta di antara yang lainnya.

"Tidak sopan sekali. Padahal bukankah Seokjin sendiri orangnya sopan sekali? Aku tidak menyangka adiknya seperti itu," ucap pria di samping Irene dengan gelengan di kepalanya.

"Sebentar, aku harus menyusulnya dulu." Mengabaikan apa yang pria itu katakan, Irene berucap dengan cepat. Kemudian sedikit berlari untuk mengejar langkah Taehyung.

Irene sendiri sebenarnya tidak mengerti kenapa Taehyung bersikap seperti itu. Dia tak paham dengan alasannya. Hanya saja, rasanya dia tidak bisa membiarkan semuanya begitu saja. Membiarkan sebuah masalah terus menerus bukanlah hal yang baik, dia tidak suka dengan itu. Pasti akan terus mengganggu pikirannya saat bekerja, membubarkan konsentrasinya.

"Taehyung!" panggil Irene untuk ke sekian kalinya pada pria yang melangkahkan kaki lebar di depannya. Jelas panggilan Irene yang tidak pelan berhasil membuat beberapa orang di sana juga menoleh padanya.

Irene tidak suka menjadi pusat perhatian, tapi dia juga tidak mungkin terus diam saja sembari mengejar langkah Taehyung yang cepat.

"CHOI TAEHYUNG!" Irene kehabisan kesabarannya. Langkahnya berhenti dan memekik memanggil nama pria di depannya yang akhirnya berhenti. Helaan nafas yang berat Irene lakukan sebelum akhirnya melangkah perlahan pada Taehyung yang masih diam pada tempatnya.

"Kemarikan kunci mobilmu," ujar Irene dingin dengan tangan yang bergerak untuk merebut kunci mobil pada tangan Taehyung.

Taehyung diam tak memprotes karena Irene melakukannya secara tiba-tiba dan segera melangkah untuk mencari mobil dengan cepat. Taehyung kesal, masih merasakan emosi pada dirinya, tapi dia juga tahu Irene tengah berada dalam kekesalannya juga. Membuat Taehyung kini mengekor di belakang wanita itu. Berjalan dengan malas.

"Mau mengatakannya di sini atau kau meu berbicara di tempat lain?" tanya Irene. Terkesan begitu dingin dengan kedua tangan yang sudah dia lipat di depan dada. Menatap Taehyung tajam.

Tidak menjawab pertanyaan Irene, Taehyung malah terdiam dan tenggelam dalam pikirannya. Memutar mata untuk menghindari tatapan Irene. Terlihat jelas seolah dia sedang tidak ingin berbicara dengan wanita di hadapannya.

"Masuk ke dalam," sekali lagi Irene bicara dengan nada yang begitu dingin. Sebelum akhirnya membuka pintu mobil dan memilih duduk di kursi pengemudi.

"Kubilang masuk, Choi Taehyung!" Kesal Irene saat melihat Taehyung masih diam di tempatnya. Sama sekali tidak menuruti perintahnya untuk masuk ke dalam mobil. "Masuk atau kau akan terus memikirkan apa yang menjadi penyebabmu seperti ini."

Taehyung kalah. Dia juga ingin penjelasan dari Irene. Dia sudah melihatnya di depan mata, pria yang sebelumnya berada di dalam foto yang Joshua tunjukan adalah pria yang sama yang baru saja bersama dengan Irene di kantin. Pria yang menarik tubuh Irene untuk menjauh darinya. Meski begitu, dia tetap ingin penjelasan yang lebih detail.

Pada akhirnya, Taehyung berjalan memutari mobil, mengambil tempat untuk duduk di samping Irene.

Tanpa menunggu lebih lama lagi, Irene kini mulai melajukan mobilnya. Membuat keduanya terdiam dalam keheningan dan kekesalannya masing-masing.

Taehyung bahkan tidak sadar, dia membiarkan Irene yang menyetir, padahal biasanya dia yang selalu menyetir untuk Irene. Kali ini menjadi berbeda, membuat Irene yang lebih mendominasi di sana.

"Aku tidak suka." Taehyung menatap lurus jalanan di depannya berucap begitu saja. Suara beratnya terdengar begitu jelas karena sebelumnya hanya keheningan yang berada di antara mereka.

"Aku ini sedang cemburu, noona!" Sekali lagi Taehyung berbicara. Kali ini dengan kepala yang sudah menoleh pada Irene. Menatap wanita yang terlihat serius dengan kemudinya.

••••

IT'S GONNA BE YOUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang