16. Rumor

496 83 18
                                    

Awalnya, Taehyung jelas terkejut. Masih belum bisa menerima dengan baik apa yang Irene katakan. Tidak ingin menikah, katanya. Sedangkan Taehyung sendiri sangat menginginkan sebuah pernikahan entah kapan pun itu. Tapi bukan berarti dia akan memaksa Irene, dia tidak memiliki hak untuk hal itu. Dia hanya perlu menghargai keputusan Irene, atau menunggu sekiranya Irene suatu saat nanti akan berubah pikiran. Mengingat Irene yang mungkin masih belum lepas sepenuhnya dari sang mantan kekasih yang hampir menikah dengannya.

Dan untuk kemungkinan kehamilan Irene pun, sepertinya mereka tak perlu cemas, karena Irene memilih meminum pil. Sekali lagi keputusan Irene yang harus Taehyung hargai. Itu tubuh Irene, miliknya sendiri, bukan milik Taehyung.

"Mau berangkat sekarang?" tanya Taehyung saat melihat Irene sudah berdandan rapi dengan pakaian kerjanya pagi ini.

Ngomong-ngomong, ini sudah satu minggu sejak Taehyung mendeklarkan diri dia sebagai kekasih Irene. Tinggal bersama di sebuah apartemen yang pernah mereka bahas. Meskipun, tak ada satu orang lain pun yang tahu tentang hal ini termasuk Seokjin atau pun kekasihnya.

"Iya, ada rapat pagi ini. Aku harus datang lebih cepat karena harus menyiapkan beberapa hal." Irene duduk di meja riasnya. Memoleskan make up tipis pada wajahnya di sana.

Taehyung yang sebelumnya masih berbaring di atas ranjang kini sudah bangun dari sana, kakinya berjalan untuk mendekat pada Irene.
"Aku antar, ya?"

Irene menggeleng untuk menjawab pertanyaan Taehyung. "Akan terlihat aneh kalau sampai orang lain tahu aku diantar olehmu, Taehyung."

Taehyung menekuk bibirnya, cemberut tak terima dengan jawaban Irene. Taehyung yang berdiri di belakang Irene menggerakkan tangannya untuk menyentuh rambut wanita itu, berniat untuk membantu merapikannya. "Sekali-sekali tidak masalah, noona."

Irene melihat pantulan Taehyung pada kaca di depannya. Senyuman tipis dia tunjukan saat Taehyung juga baru saja menatapnya lewat pantulan kaca. "Iya, nanti, ya?"

Pada akhirnya Taehyung hanya mengangguk terpaksa. Sudah satu minggu mengubah statusnya menjadi seorang kekasih, tapi rasanya tak ada yang berbeda saat berada di luar sana. Walaupun memang saat berada di dalam apartemen seperti ini, Taehyung memiliki Irene sepenuhnya.

"Seokjin hyung bersikeras untuk datang kemari, tapi aku sudah mengatakan padanya kalau dia tidak perlu datang," jelas Taehyung dengan tangan yang masih bergerak untuk mengusap rambut Irene.

Irene yang telah selesai mengoleskan lipcream di bibirnya kini berbalik, menghadap Taehyung yang kini melepaskan kedua tangannya dari rambut Irene. "Haruskah aku pindah ke apart lain? Rasanya akan semakin sulit jika kita terus tinggal bersama seperti ini. Tidak hanya Seokjin, tapi Minha juga."

"Tidak! Jawabannya jelas tidak. Kau tetap di sini bersamaku," ucap Taehyung cepat. Benar-benar tidak menerima saran Irene barusan.

Kalau sudah seperti ini, Irene hanya bisa menghela nafasnya. "Iya, tidak akan," ucap irene lembut dengan tangan yang sudah mengusap lengan Taehyung. "Aku sudah siapkan sarapan untukmu. Aku berangkat sekarang."

Taehyung segera menahan tubuh Irene yang sudah bangkit dan berniat berjalan meninggalkannya. Tubuh kecil itu berhasil dia peluk setelahnya, mengecupi pucuk kepala gadis itu berkali-kali. "Noona tahu kan kalau aku cinta sekali padamu?"

Irene tersenyum, tangannya bergerak membalas pelukan Taehyung. "Tahu, terima kasih sudah mencintaiku."

"Masih belum bisa, ya?" tanya Taehyung dengan suara yang lebih pelan.

Irene yang mengerti apa maksud dari pertanyaan Taehyung hanya bisa terdiam. Yang di maksud di sini adalah tentang dirinya yang masih tidak bisa mengatakan kalau dia juga mencintai Taehyung. Meskipun hubungan mereka sudah dimulai sejak satu minggu lalu, tapi Irene masih belum yakin dengan perasaannya. Dia hanya membiarkan semuanya berjalan dengan sendirinya selama ini.

IT'S GONNA BE YOUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang