4. Envy

651 112 39
                                    

Vote dan komentarnya yang banyaaaak yaa. Jangan kaya part kemarin, sepi!

___
Seperti tengah berada di antara jalanan yang memiliki dua pilihan. Maju dengan memilih jalan nomor satu akan membuatnya menembus dinding yang sangat tidak mungkin dia robohkan seorang diri. Tetapi kalau memilih jalan nomor dua, Taehyung akan tenggelam dalam genangan air yang dalam sehingga perlahan akan terus menenggelamkannya tanpa bisa kembali ke permukaan. Dan Taehyung, mungkin akan lebih memilih kembali, mundur meskipun rasa kecewa akan menjadi temannya.

Benar, mencoba merusak pertahanan hubungan Irene dan Seojoon yang seperti tembok kokoh itu tidak mungkin rasanya. Apalagi setelah Taehyung melihat sendiri bagaimana sepasang kekasih itu memperlakukan satu sama lain, terlihat sekali jika mereka saling mencintai.

Sedangkan kalau memaksa, berpura-pura dengan cara mendekati Irene perlahan, berakting seakan dia hanya menjadi bagian dari mereka sebagai 'adiknya teman'. Sama saja Taehyung menggali lubang untuk dirinya sendiri, sudah jelas dia yang akan patah hati. Terbawa perasaan dan terus menanggung cinta yang bertepuk sebelah tangan seorang diri.

Pada akhirnya, mundur adalah yang terbaik.

"Hyung, noona, aku masuk dulu." Taehyung berbicara dengan kaku. Terlihat jelas ada kecanggungan yang Taehyung rasakan. Bayangkan saja, diperkenalkan dengan kekasih orang yang kau sukai, bagaimana mungkin tidak merasa canggung?

Seokjin dan Minha menganggukan kepalanya, mengerti jelas alasan Taehyung seperti itu. Berbeda dengan Irene yang sesekali menatap Taehyung, juga merangkulkan tangannya pada lengan Seojoon, memperjelas rasa patah hati Taehyung.

Tanpa basa-basi lagi, Taehyung kembali menaiki anak tangga, menuju ke kamar miliknya yang berada di lantai atas.

"Choi Taehyung, sadarkan dirimu!" ucap Taehyung setelah berhasil memasuki kamarnya. Tangannya menepuk-nepuk dada kiri. Rasanya sesak, kesal, sakit hati, cemburu. Semuanya melebur menjadi satu.

"Oke, lebih baik tidur dan lupakan apa yang terjadi. Lupakan Irene noona," Tambahnya lagi, dengan tubuh yang dia lemparkan ke atas ranjang miliknya. Memejamkan mata dengan tangan yang terus memegangi dada kirinya.

Beberapa menit, tak ada tanda-tanda jika Taehyung tertidur. Matanya dipejamkan dengan rapat, namun nihil. Taehyung masih tidak bisa tertidur. Membuat pria dengan perawakan tinggi itu lebih memilih mandi, berganti pakaian dan menyemprotkan parfum ke pakaian yang dia gunakan sekarang. Dari pada sesak terus di sini, lebih baik mencari udara segar!

Taehyung turun, kaos hitam dengan ripped jeans berwarna hitam melekat sempurna membentuk tubuh atletisnya. Di tangannya memegang sebuah kunci mobil dan juga jaket kulit berwarna merah yang digantungkan di lengannya. Rambutnya setengah basah, dibiarkan sedikit teracak namun menambah kesan seksi pada dirinya. Choi Taehyung yang luar biasa tampan!

"Seokjin hyung, dimana?" tanya Taehyung setelah sampai di ruang tamu. Agak ragu untuk bertanya, namun tak ada orang lain yang bisa dia tanyakan lagi, selain sepasang kekasih yang tengah menggenggam tangan satu sama lain sebelum Taehyung menghampiri keduanya.

"Ah, Seokjin sedang pergi bersama Minha. Katanya, mengambil beberapa pakaian milik Minha di apartemennya." Seojoon, pria itu yang menjawab pertanyaan Taehyung.

Taehyung terdiam. Seokjin dan Minha pergi? Itu berarti kalau Taehyung juga pergi, Irene dan Seojoon tinggal berdua? Oh ayolah, Choi Taehyung. Biarkan saja, kau itu sudah mundur, tidak ada harapan. Biarkan mereka, terserah mereka!

"Mau pergi, Tae? Kelihatannya rapi sekali," tanya Seojoon. Dalam hati Taehyung rasanya ingin memaki, sok akrab sekali sih. Baru juga berkenalan tadi.

IT'S GONNA BE YOUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang