Ketika suara mu menjadi candu ku.
────────────────────
Insp. song
Celebrity ── IU
____________________________________
!! ×mengandung bahasa kasar× !!
[ slow update ]
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Karna satu vote darimu sangat berharga 🙂💖 - akabhu lelah -
• • •
Hari ini sudah tepat dua minggu setelah kejadian Bina makan bersama dengan Jerald. Bina bersyukur karna tidak ada simpang siur tentang dan Jerald setelah itu. Bahkan seperti tidak ada yang tahu, membuat Bina bisa bernafas lega, sangat lega bahkan.
Selepas syuting, Sevanya dan juga Bina langsung meluncur ke salah satu cafe terkenal yang ada di Jakarta. Malam hari ini mereka ingin menghabiskan waktu dengan memakan waffle terenak dari cafe favorit mereka.
Keduanya duduk berdampingan disudut cafe seraya menikmati makanan dan minuman diiringi dari band yang ada dipanggung depan sana.
Penampilan Bina cukup tertutup tapi tidak membuat orang mencurigainya secara berlebih. Hanya bermodal kacamata hitam dan juga topi. Rambutnya ia gulung dan ditutupi oleh topi yang ia pakai. Masalahnya memang ada disini, di rambutnya yang berwarna blonde cukup membuatnya dikenal. Tidak sedikit yang memanggil ia dengan sebutan "SiRambut pirang, Si Rambut kuning." dan lain lain.
Jika dilihat lihat, cafe ini lebih ramai daripada biasanya. Sebab tanpa sepengetahuan mereka, Bina sering kali kesini. Entah itu bersama Sevanya, Liana, Ka Ansley, atau Ka Jeje. Atau bahkan ia sendirian. Tergantung mood dan tergantung dompet saja.
Bina menyenggol lengan Sevanya sedikir membuat sang empu yang tadinya ikut bersorak sorai bersama yang lain menjadi menoleh kearah Bina dengan tatapan bertanya. Bina mendekatkan diri ke Sevanya untuk membisikkan sesuatu. "Kok tumben rame banget?"
Sevanya yang mendengar itu mengangguk lalu menatap ke depan kembali memperhatikan satu persatu anggota band disana. "Mungkin karna ada mereka."
Dahi Bina berkerut, "Mereka siapa?"
Sevanya menoleh kearah Bina dengan tangan yang menutup mulutnya kaget. Bina memutar bola matanya malas, Sevanya terlalu lebay.
"Lu ngga tau mereka?"
"Kalau gua tau, gua ngga bakalan nanya."
"Iya juga." Sevanya mengangguk. "Mereka itu band yang suka dipanggil sama acara acara kampus gitu, kadang juga ke cafe cafe kayak gini." Ungkap Sevanya.
"Oh."
"Dih?! Cuma itu balesannya? Singkat amat kayak typing doi."
"Kayak punya doi aja." Ujar Bina sambil memakan wafflenya.
"Nyelekit anjir."
"Eh, bentar. Lu dapet info dari mana? Kok bisa tau tau-an tentang mereka?." Bina heran, setaunya selama ini mereka selalu bersama tapi Bina baru tahu tentang band itu sekarang dan Sevanya bahkan sudah tau dulua.
"Dari temen gua, temen gua kan penggemar mereka. Terus temen gua ngenalin nama nama mereka."
"Mereka tau lu?" Bina menunjuk anggota band yanh ada di depan sana dengan dagunya.