Celebrity | OO9

151 10 4
                                    

Masih ada yang nungguin?

Happy reading!
jangan lupa tekan bintang diujung kiri bawah. Thankyou ❤❤

•  •  •

Frisly, perempuan itu tengah berjalan sendirian di jalan yang sepi. Tujuannya sekarang adalah ke kos-an Naya, kakak kandungnya, untuk menumpahkan segala hal yang beberapa hari ini ia pendam sendiri. Ia sedang tidak ada jadwal untuk beberapa hari kedepan, dan malam ini hingga esok siang akan ia habiskan untuk menumpahkan segalanya ke Naya, dan beberapa hari sisanya akan ia jalani bersama Angga, kekasihnya.

Frisly membuka kacamata hitam yang bertengger manis di hidung bangirnya. Ia berani melakukan itu sebab jalanan kali ini begitu sepi. Takut? Tentu tidak. Sudah biasa, Frisly terbiasa dengan kesepian dan kesendirian.

Yang orang lihat, dirinya sangat ceria, padahal itu hanya topeng. Ya, di dunia sandiwara ini ia harus pintar pintar memakai topeng. Jika boleh jujur ia lelah. Lelah harus tersenyum saat semua sedang tidak baik baik saja. Tubuh dan hatinya butuh istirahat.

Namun kembali lagi, pekerjaannya lebih penting. Kalau ia tidak bekerja, siapa yang akan memenuhi kebutuhan dirinya dan kakaknya?. Tidak ada. Di dunia ini ia hanya punya Naya dan Angga.

Kanaya Anastasya, kakak kandungnya yang tidak mau terekspos publik itu sekarang tinggal di sebuah kos-an kecil disebuah gang. Naya tidak mau tinggal dengan Frisly. Alasannya simple namun cukup membuat Frisly tau bahwa kakaknya masih belum menyetujui tentang pekerjaannya saat ini.

Dan Angga, laki laki yang resmi menjadi kekasihnya beberapa bulan yang lalu. Bisa dibilang cinlok, cinta lokasi. Berawal dari sering beradu akting dan perasaan juga ikut terbawa hingga ke dunia asli. Angga yang menurutnya laki laki sempurna itu adalah kekasihnya, iya kekasihnya.

Berbicara tentang Angga, ingatannya jadi kembali kedua hari belakang. Dimana Angga yang sedang mabuk dan terus menyebut nama Tsabina. Musuhnya didalam dunia entertain

Flashback on.

Saat itu, Frisly diajak oleh Sarah temannya untuk pergi ke club. Sarah memaksa, katanya ia butuh hiburan setelah bekerja dua bulan penuh. Memang, Frisly lelah, namun cara dirinya dan Sarah untuk menghilangkan rasa lelah jauh berbeda.

Frisly dengan berdiam diri dirumah dan Sarah malah kebalikannya. Dia akan pergi ke club, dan biasanya akan mengajak ---memaksa Frisly untuk ikut bersamanya.

Dan kebetulan, disaat yang bersamaan, ia melihat seseorang di bar dengan menangkupkan kepalanya diatas meja. Dari punggungnya saja Frisly sudah dapat menebak itu siapa. Karna penasaran, Frisly menghampiri orang itu tanpa memperdulikan Sarah yang sudah asik dengan dunianya sendiri.

Sesampainya tepat disebelah pria itu, Frisly memperhatikan sekeliling meja. Disana terdapat sebuah botol, gelas yang ia yakini bekas meminum alkohol dan juga ponsel milik Angga.

Tubuh Frisly mematung. Ponsel tersebut menyala dengan foto seorang perempuan yang amat ia kenali. Tsabina, lawan terberatnya di dunia artis.

Belum sampai disana, Frisly dapat mendengar dengan jelas bahwa Angga menggumamkan sesuatu.

"Bina, maaf.."

Frisly diam, sakit dan kecewa bercampur menjadi satu. Frisly tidak berharap bahwa dirinya disebut, namun ada yang mengganjal dihatinya tentang hubungan Angga dan Tsabina. Bagaimana mereka saling mengenal dan bagaimana Tsabina bisa membuat Angga menyebut namanya disaat laki laki itu sedang mabuk.

Tangan Frisly terulur untuk menyadarkan Angga yang semakin lama semakin meracau tidak jelas. Kening Frisly mengerut, lengan kekar Angga terasa sangat panas.

Apa mungkin laki laki itu demam?

"Angga, bangun." Panggil Frisly menggoyangkan lengan Angga.

Merasa terusik, Angga mengangkat kepalanya. Matanya menyipit menyesuaikan dengan keadaan sekitar.

"Bina?" Panggil Angga dengan suara seraknya. Karna sudah terpengaruh oleh alkohol, tanpa sadar Angga menyebut Bina.

Frisly semakin dibuat tertohok, "Ini aku --" Belum sempat perempuan itu menjawab, Angga sudah memeluk Frisly erat sambil terus menggumamkan nama Bina dan juga kata 'Maaf'.

Kening Angga menempel pada pundak kiri Frisly membuat perempuan itu menyadari bahwa kekasihnya ini sedang demam. Tidak lama, ia juga merasakan air menetes dipundaknya.

Apakah Angga menangis?. Batin Frisly bertanya tanya.

Masih dalam keadaan sama, tangan Frisly terulur ke sling bagnya untuk mengambil ponsel. Setahunya, ia pernah menyimpan nomor Bina, namun ia tidak pernah berkomunikasi dengan Bina lewat ponsel.

Jari Frisly melayang diatas layar ponselnya. Ia ragu, apa ia harus memberitahu Bina atau tidak. Dengan tekad yang sudah bulat, Frisly menekan tombol telepon.

Flashback off.

"Ada hubungan apa diantara mereka?" Gumam Frisly tanpa sadar.

"Siapa?"

Jantung Frisly rasanya mau copot saat seseorang tiba tiba saja muncul disebelahnya. Perempuan itu menengok, ternyata si kelinci alias kakaknya yang tengah menenteng satu kantong plastik besar. Frisly yakin isinya kebanyakan adalah mie pedas kesukaannya kakaknya itu.

"Ngagetin aja si." Ujar Frisly memegang dadanya kaget.

Kanaya mengangkat bahunya, "Siapa suruh bengong ditengah jalan. Untung sepi."

"Eh, ngga ada untungnya juga. Nanti klo tiba tiba lu dihipnotis gimana? Ngga ada yang tau kan." Lanjut Kanaya mengangkat kedua bahunya sambil membayangkan apa yang dia ucapkan menjadi kenyataan.

Serasa mengingat sesuatu, kepalanya menoleh kearah sang adik dengan tatapan heran. "Ngapain kamu disini?"

"Ya mau ke kost -an kakak lah! Emang mau kemana lagi?"

"Tumben. Ada masalah apa?"

Frisly diam, ia bingung harus menceritakan hal ini atau tidak. "Di rumah aja deh aku ceritanya, ngga enak disini."

"Oke."

•  •  •

mwehehe, sabar...

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 02, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

CelebrityTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang