TUOV : #16. The Demon.

116 15 0
                                    

Terasa aneh bagi Kwon Joo berkumpul di sini. Di meja panjang putih. Bersama para manusia serta para Malaikat. Atensi Kwon Joo sejak tadi tertuju pada sosok perempuan cantik bergaun biru, berambut panjang yang duduk disamping Mo Tak dan berhadapan dengannya. Ketika Kapten barunya itu memperkenalkan dia sebagai Kim Jeong Yeong, Kwon Joo rasanya melotot cukup lama.

Tapi sudahlah, hidup Kwon Joo selama ini sudah cukup absurd, sehingga ia tidak terlalu kaget lagi mendapati hal supernatural serta ajaib terjadi padanya sekarang.

Dikelilingi oleh roh orang yang telah meninggal.

Melirik sekilas Kang Woo di sisi kanannya. Pria itu kembali ke mode sosok Do Kang Woo yang ia kenal selama ini.

Duduk diam, dengan punggung tegak serta melipat kedua tangan depan dada.

"Baiklah. Alasan saya mengumpulkan anda semua kali ini, dan terakhir kali adalah untuk membahas mengenai target kita" akhirnya Wigen memecah keheningan.

Semua netra segera tertuju pada perempuan itu.

"Seperti yang kita ketahui, alasan keberadaan Patron dan Protector, pada akhirnya, lagi. Juga kembalinya Nona Kim dalam wujud baru" melirik sopan ke arah Kang Woo dan Jeong Yeong bergantian. "Tak lepas dari permasalahan utama kita. Bang Je Soo".

Kwon Joo bisa merasakan tensi segera meningkat begitu nama itu disebut. Kembali ia melirik Kang Woo, ekspresinya berubah sedetik menjadi, jengkel? Lalu kembali datar lagi. Ini sama persis seperti masa lalu.

"Track record kehidupannya mungkin Nona Kang dan Tuan Do lebih memahami sosoknya, sebab anda berdua bersinggungan langsung dengannya. Bang Je Soo bisa dibilang kasus spesial sebab dia mampu memisahkan diri dari iblisnya. Padahal, mengingat kasus Ji Cheong Sin sebelumnya, sudah tak ada lagi Ji Cheong Sin manusia. Jadi kurasa kekuatan Bang Je Soo manusia untuk tetap membentuk entitasnya sendiri sangat kuat" .

"Kurasa dia bahkan tidak pantas disebut manusia" Kang Woo memotong. Dengan dingin.

Semua orang seketika terdiam.

"Tapi iblis itu memang ada kan. Maksudku di dalam tubuhnya?akan lebih baik kalau kalian memberitahu kami segala hal soal iblis ini lebih dulu" Mae Ok angkat suara.

Kwon Joo serta para Counters melemparkan tatapan bertanya padanya.

"Kenapa memandangku begitu? Su Ho bilang kalau iblisnya kabur saat tengah disidang oleh anggota Dewan tertinggi, mengacaukan seisi Yung bahkan melukai penjaga pintu dua alam. Itu artinya iblis ini luar biasa kurang ajar bukan?".

"Mwo?!" Mo Tak memekik.

"Ya. Su Ho sudah kubilang jaga rahasia" Gi Ran mendengus sebal.

Su Ho memutar bola mata. Mae Ok segera menutup mulutnya saat sadar telah mengatakan hal yang tak seharusnya disampaikan.

"Kenapa ini harus menjadi rahasia? Jika kami harus menangkap mahluk berbahaya seperti itu, harusnya kalian menjelaskan segala hal secara terbuka dari awal" tuntut Ha Na.

Diikuti anggukan So Mun. "Nuuna benar. Kita semua satu tim bukan. Harus ada keterbukaan" .

"Kami bukannya tidak jujur hanya menunggu waktu yang tepat" celetuk U Shik. Kalem.

Kwon Joo mulai pusing melihat kondisi seperti ini.

"Saya paham. Itu sebabnya saya akan memberitahu kalian semua" suara Wigen sedikit naik.

Seketika semua orang berhenti berbicara.

Pandangan Wigen terjatuh pada Kwon Joo. Ia mendesah cukup panjang.

"Nona Kang, ini akan sangat terkait dengan anda. aku harap anda siap pada fakta yang akan kami paparkan" Wigen berdiri dari bangkunya.

Kwon Joo mengerjapkan netranya beberapa kali, menoleh memandang Kang Woo meminta jawaban, namun pria itu hanya menatapnya lembut sebagai jawaban.

Wigen menggerakkan tangannya di udara, tak lama kemudian sebuah layar bergambar seperti proyektor muncul. Itu adalah sosok Bang Je Soo.

"Pertama kali dirasuki ia melakukan pembunuhan pertamanya. Ini adalah memori yang bisa kami dapatkan dari Malaikat penjaga gerbang lain saat melacak si Iblis. Kemudian" Wigen menggerakkan lengan kanannya lagi.

Sebuah gambar bergerak. Memperlihatkan Bang Je Soo berada di dalam tempat gelap lalu sesuatu muncul diantara bayang-bayang kelam, membentuk sesosok wujud.

" Ini dari alam bawah sadarnya. Ketika penampakan si iblis muncul pertama kali. Sangat langka iblis melakukan hal ini pada inangnya biasanya mereka berkomunikasi dalam bentuk pikiran atau gumaman di kepala secara tak nyata" Gi Ran menambahkan.

Sosok itu berbentuk. Lelaki. Tinggi. Ramping. Memakai baju kemeja berwarna putih dengan bagian depan dipenuhi oleh lumuran darah.

Kwon Joo merinding. Jantungnya seakan dilempar keluar begitu saja dari rongganya di detik ia menatap ke arah layar tersebut.

Sepasang mata sipit dan hitam itu bagai lumpur kepedihan tak berujung. Wajah tirus, pucat serta dingin. Lalu, kedua seringai lebar yang memperlihatkan deretan gigi tajamnya. Lantas tertawa bagai maniak.

Kwon Joo refleks bangkit berdiri. Nafasnya tersenggal-sengal, paru-parunya seakan tak berfungsi dengan baik.

"Anio..." Dia mulai panik.

Para Counters dan Jeong Yeong  kini menatapnya. Kebingungan.

Namun tepat saat itu kehangatan menjalari tangan kanannya. Menundukkan kepala, Kwon Joo tertegun kala menyadari Kang Woo tengah menahan lengan kanannya. Memandangnya tepat di kedua mata dan seakan berkata kalau semua akan baik-baik saja.

Ketenangannya perlahan kembali. Butuh waktu beberapa menit hingga Kwon Joo kembali duduk lagi.

"Kang Center, apa jangan-jangan kamu..." Mo Tak bahkan tidak bisa meneruskan ucapannya.

Kwon Joo menelan saliva.

"Semasa hidup, iblis ini telah melakukan begitu banyak dosa hingga kesalahannya terlalu sulit dimaafkan. Bahkan setelah menjadi ruh dia begitu pendendam. Saat ia berusaha kabur, sesungguhnya adalah hari dimana hukuman untuk penghancuran jiwanya dilaksanakan" Wigen menerangkan .

" Penghancur jiwa?!" Para Counters minus So Mun terkejut.

Ha Na melirik So Mun lantas menambahkan. "Hukuman terberat adalah tak bisa bereinkarnasi dan jiwamu disiksa dalam proses penghancuran jiwa. Itu hukuman paling mengerikan yang bisa diterima oleh ruh".

Bibir So Mun membentuk huruf 'O'.

"Dan dia berhasil kabur. Sekarang aku paham mengapa Bang Je Soo begitu mengincar ku. Bukan murni keinginannya namun juga pengaruh si iblis bukan" Kwon Joo berkata lirih.

Wigen mengangguk. "Benar. Mungkin ini sudah menjadi suratan takdir anda juga, Nona Kang. Untuk menangkapnya. Lagi".

"Lagi?" Ha Na mengulangi ucapan Wigen.

"Seolma!" Mo Tak akhirnya tersadar akan sesuatu. Menatap intens Kwon Joo penuh arti.

"Benar, aku sangat mengenal si iblis. Sebab ketika dia masih hidup, dialah alasan utama akhirnya aku membentuk Golden Time" melemparkan pandangan ke seluruh ruangan, lalu berakhir pada Kang Woo.

"Sepertinya dia benar-benar tak akan membiarkan aku hidup dengan tenang. Mo Tae Gu".

##########

 ( COMPLETED) The Uncanny Of Voice : ( The Uncanny Counter  x Voice Kdrama) . Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang