Youngblood

4.5K 53 10
                                    

Rambut Anin entah kenapa semakin panjang akhir-akhir ini.Tubuhnya pun ikutan agak menggemuk,walaupun ia akuin hobi makannya semakin banyak. Kulitnya semakin putih dan mulus. Dirinya makin sensitif dengan bau,yang terkadang jika Rona memasak sesuatu di dapur kosannya,Anin selalu mengeluh kalau ia cepat mengetahui masakan Rona yang selalu berbumbu pedas.

Ia tersadar kalau ia sudah lama tidak menstruasi. Pekerjaannya terkadang membuat pola menstruasinya cepat berubah. Namun,beberapa minggu ini ada yang berbeda. Tidak selama ini ia terlambat menstruasi.

"Apa aku......"Anin berpikir macam-macam.

----------------------------------------------------------------------------------------------

Hari ini,ia melakukan pekerjaan sehari yang diminta oleh keluarga Sabdodipuro:menjadi pacar sehari untuk Arief. Ia teringat betapa konyolnya permintaan keluarga terpandang itu kepadanya,bahkan saat ia mengabari Filbert,ia sendiri tertawa terbahak-bahak.

Kilas balik saat Anin mengunjungi rumah keluarga Sabdodipuro karena permintaan Filbert.Sekitar 3 tahun lalu, ia sering mengunjungi rumah itu saat awal-awal menjadi sekretaris dan sering mengajak ngobrol Arief,yang saat itu masih SMP, karena sifat malunya sangat besar terhadap perempuan. Filbert sering bertemu dengan Pak Sartono,sang kepala keluarga. Istrinya sudah lama meninggal karena sakit kanker saat Arief masih SD. Si sulung,Bagas berjarak 6 tahun dari Arief. Walaupun ia kakak yang sangat perhatian ke adiknya,faktor jarak membuat dengan tidak dekat sebagai adik-kakak karena kakaknya terlalu sibuk sekolah di luar negeri. Ayahnya memaksa otak genius kakaknya di bidang bisnis agar bisa meneruskan bisnis venture capital nya.

Keluarga Sabdodipuro adalah keluarga terpandang dengan gurita bisnisnya sangat besar di Indonesia. Dari hutan,tambang,FnB,media hingga startup, mereka menunjukan kekuatan bisnisnya di Indonesia walaupun mereka sangat jarang disorot oleh publik.

"Ah..Anindhita Rahma.. si cantik ini.. apa kabar?"Pak Sartono menyambut Anin.

"Om..apa kabar?Lama gak jumpa..."Anin tersenyum

Ia tidak memakai nama formal bapak lagi,karena mereka sudah terlalu akrab bahkan dianggap keluarga sendiri karena Anin sangat dekat dengan Arief. Selain faktor malu Arief,Anin suka mengobrol ke Arief karena mirip dengan adik bungsunya di Palembang,sehingga sebagai obat rindu,ia sangat senang sekali mengajak ngobrol Arief.

Anin memakai dress single-piece hitam dengan lipstik pink merekah di bibirnya.

"Halo Arief...kamu sekarang udah gede ya?"Suara mesra Anin ke Arief mengagetkan dirinya.

Wajah Arief merah padam.Ia sudah menjadi remaja dewasa kelas 3 SMA yang sebentar lagi akan lulus. Ia sudah belajar berpacaran dengan berbagai wanita namun hanya Anin yang masih membuat ia terlihat gugup di depannya.

 Ia sudah belajar berpacaran dengan berbagai wanita namun hanya Anin yang masih membuat ia terlihat gugup di depannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Halo kak,kaka masih cantik kayak dulu..."

Anin tersenyum simpul

"Okay,to the point,Anin...Aku tahu kamu cukup sibuk hari ini dan punya waktu ke tempat ini..
Kakaknya akan menikah. Dan kamu,atas izin Filbert sebagai atasanmu, aku meminta kamu menjadi pacar sehari Arief. Bagaimana?" Pak Sartono bertanya serius layaknya ia merunding sebuah keputsuan bisnis.

AmortentiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang