Solemn

3.6K 35 1
                                    


Jangan lupa support penulis ya.

Shoutout @Hasbiewahyuwardana,terima kasih atas sawerianya.

----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Malam dini hari itu terasa sangat dingin sekali.Di musim dingin ini,mencari perapian terdekat adalah pilihan terbaik untuk menghindari dinginnya malam itu. Di salah satu sudut kota Roma,Frieska dan Filbert duduk di atas kursi meja bar favorit suami Frieska dan juga Filbert.

"Kau tahu,aku sangat beruntung punya suami seperti kakakmu itu.." Frieska memecah keheningan akward mereka.Frieska selalu menyebut Alex sebagai kakak di hadapan Filbert. Ia hanya diam sembari meneguk whisky favoritnya.Freiska menutupi baju hitamnya dengan jaket bulu tebal karena suhu dingin di luar mulai masuk ke bar itu. Tangannya sibuk menggoyang gelas kecil, sudah tidak ingat lagi berapa kali ia meneguk whisky untuk menenangkan pikirannya.

"Aku gak mungkin bisa ada disini tanpanya..Lui mi ha cambiata,bert..."

"Stop it,mpries... You just make yourself hurt....Mengingat kehilangannya justru membuatmu menderita"Filbert memotong cerita Frieska dengan bahasa inggrisnya. Terdengar aneh bagi dirinya berbicara bahasa inggris ke keluarganya sendiri apalagi di tanah kelahirannya. Walaupun kakaknya meninggal,Freiska akan selalu menjadi bagian keluarga besarnya sebagai kakak iparnya.

"GW KEHILANGAN SUAMI DAN ANAK GW!"Frieska berteriak ke wajah Filbert. Bahasa Indonesia Freiska sangat mengagetkan suasana bar tersebut karena terdengar sangat asing.Beruntung sekali kafe itu sepi karena faktor cuasa buruk malam itu sehingga orang-orang di kota enggan untuk keluar rumah.Cuma alunan lagu jazz dari phonograf tua di sudut ruangan itu mengisi keheningan bar itu.

"Signore....Ancora Uno" Wajah Frieska mulai memerah karena pengaruh alkohol namun ia enggan menyudahi minumannya.

Filbert sebenarnya ingin menghentikan tindakan kakak iparnya itu, tapi ia tahu kehilangan suami dan anaknya yang ia kandung jelas memberi trauma besar bagi pikirannya. Ia juga mendengar kalau Frieska diminta pulang oleh orang tuanya dan juga Melody tapi meninggal Italy berarti ia meninggalkan kuburan suami dan anaknya.

Freiska tidak pernah terlibat dengan urusan suaminya tentang pekerjaanny ini tapi ia selalu mendengar cerita suaminya bagaimana urusan mafia ini sangat membebani pikirannya namun ia bertanggung jawab atas nama keluarga besarnya. Saat suaminya terbunuh,Frieska tidak bisa berbuat apa-apa selain meratapi kehilangan suaminya dan juga mengalami keguguran.

"bert,tolong bantu aku...Balas dendamku kepada mereka...tolong..."Mata Frieska terlihat mabuk berat namun terkesan serius dengan kata-kata ia sebutkan.

"itulah sebabnya aku pulang. Maaf,aku tidak bisa hadir saat pemakaman suamimu. Bagaimana pun ia kakak ku,senior,panutan dan kepala keluargaku.Dendamku sudah dimulai sejak aku menerima kabar kematiannya,mpries.." Filbert berbicara dengan bahasa indonesia sangat lancar.tentu saja atas bantuan Anin,pasangannya.

Mereka sama-sama hening. Alunan suara alto wanita menemani keheningan mereka. Pikiran mereka tentang kematian Alex jelas membuat pikiran mereka masing-masing menjadi kalut. Suara tegukan whisky dari Filbert dan Frieska saling berlomba untuk menenangkan pikiran mereka.

"So..apa kabar Anin? Aku dengar,kamu masih dengan dia kan?"

"Dia...baik-baik saja..Dia sedang hamil muda.."

"Oh..wow..selamat kalau begitu.."

Filbert tersenyum atas ucapan Frieska."Thanks,mpries...Anin memberitahuku sebelum aku berangkat ke sini,ia ingin menghiburku setelah kabar Alex dibunuh. Berita kehamilannya itulah membuatku punya alasan untuk hidup dan juga menenangkan pikiranku.Aku sangat jarang menunjukan emosi kebahagiaanku saat mendengar berita itu. "Filbert agak berhati-hati supaya Frieska tidak tersinggung dengan ucapannya.

AmortentiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang