Eros

3.6K 38 2
                                    

"Selamat makan ya dek.."Anin menghidangkan omelette dan beberapa sosis goreng ke piring Arief.

"Hoammmh....Tumben ini kak,sarapan pagi dibuatin cewek selain Mbok Inah."Arief berkomentar. 

Mbok Inah adalah pembantu setia di rumahnya. Mbok Inah sendiri sering diajak obrol oleh Anin perihal masakan jika ia mampir di rumahnya.

"Cewek kalau dah jadi wanita dewasa wajib masak di pagi hari,dek. Apalagi buat cowok yang temenin tidurnya semalem.Biar harmonis." 

Anin tersenyum dengan reflek sembari mengelus perutnya.Hormon keibuan nya mulai muncul akhir-akhir ini. Rambut hitamnya sudah memanjang lebih dari sebahu sembari memakai daster kebeasaran milik Aya,kakak ipar Arief. Sekarang ia memasak sop hangat dari bahan isi kulkasnya yang terisi banyak di apartemen itu. Bakat masaknya terpanggil saat melihat kulkas pertama kalinya tadi pagi.

Anin masih kegirangan sejak kemaren karena ia baru mengetahui kalau Arief masih perjaka soal kejantannya. Menurut cerita Arief,belum ada pernah wanita ia tiduri,karena ia berprinsip wanita harus dijaga kehormatannnya soal keperawanan. Terdengar naif dan lugu namun ia sering berpacaran dengan petting atau sekeder mengajak bermasturbasi bersama dengan teman-teman wanitanya. Semua wanita yang ia pacari adalah wanita selebgram atau yang terkenal di sekolahnya. Semuanya mengincar kekayaan Arief yang orangnya pemalu dan tertutup. Hanya Anin yang bisa mengeluarkan sisi Arief apalagi semalam.

Arief hanya bisa terdiam saat Anin telanjang dan melayani dirinya semalem. Tidak menyangka perempuan ia diam-diam ia suka sejak ia kecil akhirnya terwujud. Fantasi akan wanita impian yang dalam wujud Anin terpuaskan dalam waktu semalam kecuali dengan 1 pengecualian: perutnya terlihat membesar. Arief ingin berkomentar namun Anin mencegah hal itu,ia memulai dengan menyedot penisnya. Penis Arief mengingatkan Anin pada cowoknya dulu bernama M;tidak terlalu panjang dan terlalu besar namun pas dengan ukuran vaginanya.

Anin mendominasi selama mereka bercinta semalam. Lenguhan Anin selalu dibalas dengan belaian lembut tangan Arief yang menggerayangi tubuhnya. Mulai dari leher,payudara hingga perutnya yang sedang hamil. Ia tidak bertanya banyak soal kehamilannya,Arief selalu berhati-hati agar penisnya tidak mengganggu janin yang Anin kandung. Walaupun ia terkesan amatir karena baru pertama kali, pancingan seduktif Anin membuat Arief merasa nyaman saat melakukan penetrasi ke dalam vaginanya.

Tak terhitung berapa ronde Anin melayani Arief semalam. Walaupun awal-awal Arief sudah ejakulasi duluan,namun selanjutnya ia bisa mengendalikan diri bahkan membuat Anin kewalahan. Sperma hangat Arief selalu dikeluarkan ke perut dan mulut Anin.

"Enak rasa buah.."kata Anin semalam sembari menjentikkan jari jemarinya yang lengket akibat cairan sperma Arief.

Hingga sarapan sudah tersedia di mejanya,suara Anin semalam masih terngiang-ngiang di kepala Arief. 

"Kak Anin.." Arief bertanya sambil mengunyah telurnya. Bayang-bayang pantat Anin yang telanjang masih tersisa walaupun Anin membelakangi dirinya.

"Ya...?"Anin sedang menuangkan kopi ke kedua gelas dekat meja makan.

"Kakak bener-bener mencintai kak Filbert?"

Anin terdiam lalu terhenti sebentar

"Kok kamu tanya serius gitu?"

"Setau ku kak Anin pekerja keras banget...Ya aku sering sih kakak cerita soal kak Anin yang gonta ganti pacar. Tapi gak nyangka kak Anin bakal punya anak,soalnya aku sering ketemu teman-teman Papa yang gak married soalnya,apalagi punya Anak.."

Anin masih fokus memasak sop di kompor listrik itu.Namun ia serius mendengarkan pertanyaan Arief. Sebagai kakak angkat,dia memang sangat sayang dan memperhatikan adek laki-lakinya itu. Apalagi ia menolong dirinya saat pingsan di pernikahan kakaknya.

"Aku yang beruntung dapet dia ,rief. Aku tuh bisa dibilang cewek egois dan brengsek." Anin menumpahkan curhatannya ke adik angkatnya itu. "Aku tuh awalnya ya coba manfaatin Filbert,ya kayak cewek kota lain lah klo punya cowok ganteng,kaya,tinggi,kekar...hadeuh..Kan gak mungkin lah ya,soalnya aku tuh juga insekyur. Mana mungkin cewek kayak gw dapet selevel dia? "

AmortentiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang