Ara tak henti-hentinya tersenyum, bahkan setelah lelah karena latihanpun ia masih mempertahankan senyumannya.
Tentu saja beberapa member yang mempunyai jadwal latihan yang sama seperti ara mengernyit heran menatap gadis itu.
"Nih"
Ara mendongak lalu tersenyum menatap seseorang yang menyodorkan minuman padanya, ara menerimanya lalu menepuk-nepuk sisi disebelahmya mengisyaratkan orang itu untuk duduk disana.
"Makasih sayang"-bisik ara disamping telinga oniel, oniel bergidik geli lalu menjauhkan wajahnya sedikit dari wajah ara.
"Ga usah deket-deket"-ucap oniel.
Ara menaikan alisnya lalu terkekeh pelan, ia meminum minuman yang diberikan oleh oniel lalu ia menyandarkan kepalanya pada pundak oniel.
"Kamu nginep tempat aku ya?"
Oniel menggeleng lalu menghela nafas panjang. Yang membuat ara mendongak menatap oniel.
"Aku ga bisa ra, aku takut yang lain..."
"Oniel!"-tegur ara.
"Kenapa harus mikirin mereka? Kita yang jalanin hubungan ini dan itu karena keinginan kita sendiri jadi ngapain kamu mikirin mereka?"
Oniel menggelengkan kepalanya pelan, ara menarik kepalanya lalu menatap oniel.
"Aku takut ra, aku ga siap dibilang orang ketiga diantara kamu dan mira"-ucap oniel pelan.
"Semua orang juga tau, mira cuma anggep aku adik dia, kamu ga usah khawatir"
"Gimana sama fiony? Kak chika?"
Ara menghela nafas kasar lalu menggeleng pelan.
"Mereka semua juga tau itu konten, yang kamu khawatirin itu apa sih sebenarnya?"-tanya ara sedikit kesal.
"Aku cuma ga siap kalo dibilang orang ketiga diantara mereka"
"Apa masalahnya dari itu? Itu wajar lagipula kamu cuma nginep doang"
"Nggak ra. kamu ga tau rasanya jadi aku, aku bener-bener takut"
Ara menghela nafas lalu berdiri dari duduknya.
"Terserah, tapi jangan salahin aku kalo aku ngelakuin sesuatu yang lebih dari apa yang udah kamu dan fans lihat bareng mereka selama ini"
Deg!
Apa? Apa maksud dari perkataan ara tadi? Oniel menggelengkan pelan mencoba berfikir positif.
"Maafin aku ra, aku belum bisa membawa perubahan apapun untuk kita"
***
Keesokan harinya, ara ada jadwal pagi sedangkan oniel ada jadwal siang, ara sedikit bersyukur karena tidak memiliki jadwal latihan yang sama dengan oniel hari ini.
Setelah selesai latihan ara segera bergegas keruangan dongeng untuk beristirahat disana, jujur saja ia belum mau bertemu oniel, bahkan sejak semalam handphone nya ia matikan agar tidak ada yang mengganggunya.
Ara menyandarkan badannya pada boneka-boneka besar yang tersusun disana, ia menghela nafas lelah.
"Bahkan ini belum ada seminggu"-gumamnya.
Ara menghela nafas lalu menutup matanya mencoba untuk mengistirahatkan tubuh dan otaknya karena memang ia masih harus latihan malam nanti.
Dan ara memilih untuk tidak pulang ke kostan karena memang jarak yang ditempuh cukup jauh jadi lebih baik ia menunggu ditempat latihan saja.