Zahra Nur K.
X
Fiony A. T.
(Canda doang)
...
Fiony tersenyum menatap ara yang sedang tertidur dalam pangkuannya.
Rasanya sudah lama sekali ah bahkan ia lupa kapan terakhir kali ia sedekat ini dengan ara.
Fiony maklum jika ara tak punya waktu bagi dirinya, ia tidak masalah toh itu sudah biasa.
Fiony mengelus-elus rambut ara lembut, ia rindu! Sungguh! Ia rindu saat-saat ia bisa meladeni ara seperti ini.
Walaupun formasi JKT sudah mejadi 'One' tapi entah mengapa ia malah mersa semakin jauh dari Aranya? Masih pantaskah ia mengakui ara sebagai Aranya saat ini?
Seharusnya masih karena memang mereka masih menjalin hubungan, tapi entahlah. Fiony sendiri sudah tidak memikirkan status lagi, yang penting ia bisa melihat ara itu sudah cukup, dan ia bahagia melihat ara bahagia.
Fiony memejamkan matanya ketika merasakan sedikit rasa sesak menusuk kedalam hatinya.
Tak lama ada sebuah tangan yang mengelus pipinya, ia membuka matanya lalu menunduk menatap ara yang juga sedang menatapnya.
"Aku nyakitin kamu lagi?"
Fiony menggeleng, ia tidak tau. Rasanya ia sudah berulang kali meyakinkan hatinya bahwa ia baik-baik saja ketika suatu saat nanti ara akan menjauh dari diri nya.
Tapi tetap saja, Rasanya memang sesakit itu.
Ara duduk dari rebahan nya lalu menangkup wajah fiony dan mengarahkan untuk menatapnya.
"Kenapa?"
"Ga papa ra"
"Jangan bohong sama aku, aku nyakitin kamu lagi?"
Fiony tersenyum lalu menggeleng singkat.
"Enggak"
Ara tau ia sudah keterlaluan dengan gadisnya, ia bahkan tak menyiksakan waktu sedikit saja untuk fiony akhir-akhir ini.
"Maafin aku"
Fiony mendongak, ia menatap ara sayu lalu tersenyum manis.
"Kenapa minta maaf? Kamu ga salah ara"
"Aku salah fio, aku udah banyak kecewain kamu, maafin aku"
Fiony menghela nafas lalu tersenyum menatap ara, ini ketakutan terbesarnya, ketika ara merasa bersalah dan mencoba mencari celah untuk meninggalkannya.
Fiony akan rela, fiony ikhlas tapi tidak untuk saat ini, ia masih membutuhkan ara, ia masih menyayangi gadis itu dengan sangat.
"Kenapa sih? Aku baik-baik aja"-ucap fiony lalu mengenggam tangan ara yang masih menangkup pipinya.
Ara menarik fiony kedalam pelukannya, jelas ia takut kehilangan fiony karena sifatnya ini, tapi ia tidak bisa berhenti. Image nya memaksa untuk tetap seperti ini.
Ara takut, sangat takut ketika fiony mulai lelah karena sifatnya, fiony akan meninggalkan ara, sampai kapanpun ara tak akan siap untuk itu.
"Aku sayang kamu fio, sayang banget"
"Aku tau"
Ara menyatukan keningnya dengan kening fiony, secara perlahan ara menutup matanya dan memajukan bibirnya perlahan untuk menggapai bibir fiony.