By Desy Karmilaa
===
Seorang gadis berparas cantik yang memakai seragam SMA itu sedang berlari-lari kecil menuju rumahnya. Wajahnya begitu semringah sambil membawa selembar kertas.
"Ayah, Ibu...!"
"Ada apa, Nak? Kenapa kamu lari-lari?" tanya sang ibu memperhatikan anaknya dengan perasaan heran.
"Kalau mau masuk rumah harus pakai salam, Nak," tegur sang ayah.
Gadis cantik itu pun tersipu malu dan mengucapkan salam sembari mencium tangan kedua orang tuanya.
"Alhamdulillah, Ratmi mendapatkan beasiswa kedokteran, Buk, Pak." Ratmi pun memeluk sang ibu sambil berlinang air mata. Bagaimana tidak, orang tua Ratmi hanya berprofesi sebagai petani dan menjadi dokter sudah menjadi cita-citanya sejak kecil.
Ratmi Ayunda Putri adalah seorang gadis dari desa terpencil yang memiliki semangat tinggi untuk mengubah desa menjadi lebih maju. Desa Batur termaksud desa terpencil dan masyarakatnya masih percaya akan pengobatan tradisional ketimbang medis.
Di Desa Batur, rata-rata gadis di desa ini memang tidak memiliki pendidikan yang tinggi, karena kebanyakan gadis menikah di usia muda. Namun, Ratmi berbeda dengan kebanyakan gadis lain. Tekat ia mengubah pemikiran masyarakat sangat mulia.
***
Tinggal beberapa hari lagi Ratmi akan pergi ke kota untuk menggapai mimpinya. Namun, tiba-tiba tetua adat mendatangi rumah Ratmi dan berniat melamarnya untuk cucu semata wayangnya. Orang tua Ratmi tidak dapat berkata apa-apa karena semua orang kampung tahu bahwa Samsul bukanlah pria baik-baik, meskipun ia seorang cucu dari tetua adat yang sangat disegani.
Melihat kedua orang tuanya hanya terdiam, akhirnya Ratmi memutuskan untuk angkat bicara. Menarik napas panjang agar menenangkan dirinya yang sudah gugup sedari tadi.
"Maaf, Opus. Sepertinya Ratmi tidak bisa menerima lamaran Mas Samsul, karena Ratmi akan melanjutkan pendidikan di kota," ucap Ratmi tanpa berani melihat wajah sang tetua adat yang memperhatikannya dengan saksama. Opus adalah panggilan bagi tetua adat di desa ini.
"Bagaimana denganmu, Wardi?" tanyanya pada ayah Ratmi.
Wardi perlahan memperhatikan anaknya dengan raut wajah bingung. Bagaimana tidak, tetua adat termasuk orang yang keras dan akan melakukan apa pun demi mendapatkan yang ia inginkan.
Di Desa Batur, terdapat dua kubu yang berbeda keyakinan. Wardi dan keluarganya termasuk dalam kategori yang religius terhadap agama, sedangkan kubu tetua adat lebih percaya akan leluhur yang sudah lama meninggal. Namun, mereka tidak pernah memperdebatkan itu. Semua masyarakat hidup berdampingan dengan rukun.
KAMU SEDANG MEMBACA
JAGAD KUNTILANAK (Antologi Kisah Horor Indonesia)
HororGerbang Pembuka "Jagad Kuntilanak" === Buku Antologi ini adalah karya bersama Author-Author Horor yang tergabung di dalam grub Facebook "Kisah Horor Indonesia (KHI)", sebuah grub khusus cerita horor yang bernaung di bawah grub literasi "Komunitas Pe...