Part 19

199 28 3
                                    

Mata sipit Baekhyun bergerak gelisah, tubuhnya tiba-tiba kaku hingga tak bisa bergerak barang seinci. Yang ia lakukan hanya berdiri mematung menghadap makam kedua orangtua dan saudara kembarnya, membelakangi Chanyeol yang langkahnya dengan pasti terdengar mendekat ke arahnya.

'Kenapa hari ini aku sial sekali, Tuhan? Kenapa harus bertemu dengan kakak pertama ku disini? Jika dia bertanya apa yang ku lakukan disini bagaimana? Jika dia bertanya bagaimana aku tahu makam kakak kembar ku,  eomma dan juga appa bagaimana? Aku harus segera pergi, ya, pergi adalah jalan terbaik lalu sebisa mungkin menghindar darinya di masa yang akan datang'.

Setelah berperang dengan batinnya sendiri, Baekhyun memutuskan untuk berbalik dan mengabaikan kehadiran Chanyeol. Secepat yang ia bisa pergi dari sana namun sayangnya lengannya berhasil ditahan oleh Chanyeol.

"Tunggu Baek, tolong jangan pergi dulu! Hyung merindukan mu, sayang. Tolong jangan pergi dulu!".

Lagi-lagi Baekhyun tak dapat berkata ataupun bergerak, pikirannya mendadak kosong apalagi ketika perlahan tubuh kecilnya ditarik ke dalam dekapan Chanyeol.

"Baekhyun, kau tahu bagaimana sesaknya hyung mu ini menahan rindu? Bahkan ketika di kantor tadi hyung ingin memeluk mu".

'Kenapa aku tak bisa melawan? Kenapa pelukan ini terasa begitu nyaman?'.

Baekhyun tak dapat memberontak untuk menolak pelukan kakaknya itu, mau disangkal sebagaimana yang ia mampu nyatanya Baekhyun tak bisa melakukannya. Pelukan itu terlalu nyaman baginya, terlebih saat Chanyeol mulai mengusap kepalanya dengan lembut.

"Hyung tak akan bertanya tentang kenapa kau ada disini, apakah kau sudah tahu semua kebenarannya, dari siapa kau tahu? Dan pertanyaan apapun berkaitan dengan keberadaan mu disini. Jadi jangan takut, oke? Hyung tak akan bertanya hal itu sayang karena melihat kehadiran mu disini dan juga bunga segar di atas makam eomma, appa dan Chanhyun sudah membuat ku yakin jika kau sudah tahu semuanya. Maafkan hyung Baekhyun-ah, mereka sudah pergi dari kita namun kau baru tahu sekarang. Maafkan hyung juga yang tak tahu apapun tentang mu selama ini dan baru tahu tepat setelah pertemuan kita di Busan beberapa bulan yang lalu".

Kalimat panjang Chanyeol masuk ke telingan Baekhyun dan dicerna dengan baik oleh otak cerdasnya. Namun bibir Baekhyun masih enggan terbuka untuk membalas, jadi yang ia lakukan lagi-lagi hanya diam. Jangankan membalas ucapan Chanyeol, membalas pelukan dari sang kakak pun seakan tak mampu ia lakukan.

'Siapapun yang telah memberitahu adik ku tentang kebenaran ini aku akan sangat berterimakasih, meski aku belum tahu apakah dia akan memaafkan ku, meski aku tak tahu apa yang ada di dalam pikirannya kini, setidaknya adik ku sudah tahu semua rahasia ini. Dengan begini aku akan menjaganya dengan ekstra, apapun yang terjadi aku tak boleh membiarkannya merasakan sakit seperti Chanhyun. Aku akan mencurahkan semua kasih sayang ku sebagai seorang kakak padanya. Terimakasih Tuhan, takdir Mu sungguh luar biasa'.

Chanyeol mengeratkan pelukannya pada Baekhyun, menyalurkan betapa dalam kerinduannya pada sang adik yang selama ini sangat sulit ia jangkau. Tak dapat yang bisa ia lakukan selain memeluk adiknya erat-erat, seakan jika ia mengendorkan pelukannya sedikit saja maka Baekhyun akan hilang.

Dan perlahan tak hanya pelukan yang Baekhyun dapatkan, tapi juga kecupan bertubi di kepalanya.

'Aku harus apa? Ada banyak hal yang ingin ku tanyakan tapi aku bingung harus memulainya dari mana. Menyebalkan sekali, ingin menangis saja rasanya'. Batin Baekhyun yang dilanda kebingungan sebelum akhirnya ia mengeluarkan kata yang sejak tadi ia tahan.

"Eung... Chanyeol hyung bisakah pelukannya di lepas? Aku sedikit sesak".

Ini kenyataan, meski pelukan itu terasa begitu nyaman, dipeluk sedemikian erat dalam waktu lebih dari 5 menit akan membuat tubuh mu terasa agak kaku. Apalagi tadinya tubuh Baekhyun sempat menegang karena terkejut akan kehadiran Chanyeol yang tiba-tiba disana.

[12] Comma | BROTHERSHIP | ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang