Jeno dan Mark sedang jalan-jalan kuliner malam. Toko libur karena bibi menjenguk cucu nya yang baru saja lahir. Dan untuk bar? Mark juga ikut Jeno untuk keluar karena pekerjaan itu terlali malam untuk nya. Pernah beberapa kali dia nggak bisa balapan karena kerja di sana.
"Enak ya hyung"
"Hmm....."
"Hyung ayo beli itu"
Jeno menarik tantan Mark ke penjual corndog. Mark hanya mengangguk dan mengikuti Jeno. Mereka habis gajian makanya memilih untuk ke pasar kuliner.
Tapi mereka sadar kok untuk menabung beberapa untuk masa depan.Ekhem
Maksudnya untuk membayar unit Jeno. Jeno udah gak mau di bayarin Mark buat sewa unit. Karena dia juga kerja apalagi sekolah di biayai Mark. Jeno juga punya malu dan akhirnya Mark memutuskan untuk menabung bersama saja.
Mereka sedang asik makan di depan penjual corndog.
"Mark hyung"
Mark tahu ini suara siapa akhirnya dia menyembunyikan wajah nya di pundak dan memeluk erat Jeno.
"Haechan halo"
Jeno menyapa dengan semangat. Dia berharap kalau Haechan mau menjawab nya. Tetapi Haechan seperti tidak menganggap Jeno ada lalu pergi meninggalkan Jeno dengan menyenggol pundak nya. Jeno menepuk tangan satunya.
"Hai Jeno"
Lalu dia tersenyum melihat kepergian Haechan. Mark melepaskan pelukan Jeno.
"Udah jangan di pikirin emang kalau orang gak tau apa-apa tapi sok tau jadi kek gitu. Lu gak di apa-apa in kan sama Haechan?"
"Nggak kok lihat masih utuh"
"Gua tau dia nyenggol bahu lu, lu kira gua patung apa gak berasa? Gua juga kena woy bangke"
"Yuk cari makan lagi"
Sekarang Mark yang menarik Jeno untuk menyenanggkan hati Jeno. Sekali lagi dia bertemu dengan Haechan mereka pun berlari sampai mentok di gang buntu.
Mark mencoba berpikir apa yang harus dia lakukan.
"Jeno maaf"
"Hmmp....."
Mark melumat bibir Jeno sedangkan Jeno hanya diam. Dia masih kaget woy lah. Haechan yang tidak sengaja lewat dan melihat itu langsung menatap jijik mereka. Dia tahu kalau salah satu orang yang dia lihat itu Jeno. Karena baju nya sama seperti yang dia lihat tadi (warnanya).
"Kalau jalang memang tetap akan jadi jalang"
Setelah mengatakan itu Haechan meninggalkan dua anak adam itu sedang berciuman. Air mata Jeno turun karena mendengar itu. Dia nggak habis pikir kalau dia mendapatkan perkataan itu dari sahabatnya sendiri.
Mark melepaskan ciumannya lalu memeluk Jeno.
"Maaf kan ku"
Jeno menggelengkan kepalanya.
"Gua emang jalang hyung hiks, g-gua emang pembawa sial nggak ada yang mau ngadopsi gua hiks"
Mark mengelus punggus Jeno dan menggelengkan kepalanya.
"Nggak Jen, lu tuh orang baik mereka nggak tau apa yang terjadi sebenarnya"
Jeno menggeleng dan terus menangis.
Mari flashback ke jaman Jeno kecil.
Jeno ini dari bayi sudah berada di panti, jika ada orang yang datang Jeno akan berperilaku baik dan manis di hadapan orang yang datang. Dia berharap bisa di adopsi oleh mereka. Tetapi itu tidak ada yang terjadi sampai semua teman-teman, adik-adiknya dan hyung-hyung nya meninggalkan panti. Memang karena sudah tua si nenek pengurus panti menyetop untuk menampung anak-anak lagi. Dengan uang tabungannya nenek menyekolahkan Jeno. Apalagi saat itu Jeno sudah smp kelas 3 dan jarang ada yang akan mengadopsi anak umur seperti Jeno.
Flashback end.
TBC
Dah
KAMU SEDANG MEMBACA
รัก ✅
FanfictionKisah Mark yang kabur dari rumah dan memilih tinggal dengan orang asing. Markno 18+ Bahasa frontal kalo gak bisa baca jangan baca