Chapter 23

727 54 8
                                    

"Sasuke, aku buatkan teh sebentar ya," ujar Sakura seraya melangkahkan kakinya menuju dapur. Namun, baru beberapa langkah berjalan, Sasuke menahan pergelangan tangannya. Sakura yang terkejut pun menoleh ke belakang menatap Sasuke dengat raut wajah bingung. "Ada apa, Sasu?"

"Sakura, aku ingin bicara dengannmu," setelah mengucapkan itu, Sasuke menuntun Sakura menuju sofa ruang tengah.

Meski Sakura terlihat bingung, namun Sakura sama sekali tak menolak keinginan Sasuke. Dia hanya berpikir, sesuatu yang ingin dibicarakan Sasuke itu adalah hal penting yang tidak boleh didengar orang lain, dan Sasuke memilih ruang tengah karena di sini lebih aman dari seseorang yang mungkin saja akan menguping pembicaraan mereka.

"Duduk sini," Sasuke menepuk sofa di sebelahnya.

"Aku di sini saja, Sasu," Sakura memilih duduk di sofa yang agak jauh dari Sasuke.

Sasuke mengembuskan napas kesal. Jika Sakura tidak mau berada dekat dengannya, maka Sasuke lah yang akan mendekat. Sasuke pun berpindah duduk di sebelah Sakura.

"Sasu--,"

"Sebentar saja," sela Sasuke sebelum Sakura mengajukan protes. "Aku hanya ingin bicara sebentar saja denganmu."

"Baiklah. Apa yang ingin kau bicarakan."

Onixs kelam Sasuke menatap Sakura lekat. Dia bertekad akan mengatakannya sekarang. Semua rasa yang dia pendam selama ini. Rasa cinta, sayang, sakit dan kecewa yang selama ini dia rasakan, Sakura harus mengetahuinya. Jika rasa cinta yang dia miliki untuk Sakura, mungkin Sakura sudah mengetahuinya. Tapi rasa sakit dan kecewa yang dia rasakan saat Sakura bersama dengan Sasori, Sakura tidak pernah tahu. Mungkin saja tahu, tapi gadis itu memilih tidak mau tahu dan tidak peduli.

Tanpa ragu Sasuke meraih kedua tangan Sakura lalu menggenggamnya lembut. Sakura pun terkesiap. Emeraldnya membulat. Dia sangat terkejut dengan tindakan Sasuke yang tak terduga.

"Sasu, lepaskan," Sakura mencoba melepas tangannya dari genggaman tangan Sasuke.

"Sebentar saja, Saku. Aku hanya ingin kau mendengar apa yang akan aku katakan padamu," pinta Sasuke penuh permohonan dalam nada suaranya.

Sakura pun menghentikan gerakannya. Ditatapnya wajah Sasuke yang tampak sayu. Sakura baru menyadarinya, jika ada yang berbeda dengan Sasuke. Jika dulu wajah Sasuke tampak bersinar dengan kesan dinginnya, kini sinar itu tampak meredup. Bahkan cenderung padam. Tak ada lagi pancaran bahagia dari kedua matanya. Hanya kesedihanlah yang sekarang bernaung di sana. Sakura tahu, karena dulu Sakura selalu mengamati setiap perubahan yang terjadi pada Sasuke. Dulu. Dulu sekali. Sebelum Sasuke sendirilah yang pada akhirnya membuat Sakura memilih menjauh.

"Saku, aku yakin kau sudah tahu jika aku sangat mencintaimu. Besar harapanku untuk bisa memilikimu. Kali ini aku mohon, beri aku kesempatan. Kesempatan untuk bisa memilikimu dan membahagiakanmu," ungkap Sasuke dengan tatapan sendu.

Lagi-lagi Sakura dikejutkan dengan ucapan Sasuke. Sakura tak menyangka jika sesuatu yang ingin dibicarakan Sasuke padanya adalah ungkapan perasaan pemuda itu. Padahal Sasuke tahu jelas, jika saat ini Sakura telah bersama Sasori. Bahkan bulan depan mereka akan mengadakan pernikahan. Tapi bisa-bisanya Sasuke masih memohon kesempatan pada dirinya. Sakura tak habis pikir dengan pemikiran Sasuke saat ini.

"Sasuke, maaf. Aku tidak bisa. Aku sudah menjadi milik Sasori dan aku tidak bisa memberimu kesempatan," Sakura menatap Sasuke lekat. Dia ingin membicarakan masalah ini dengan baik-baik. Tak ada emosi yang mengiringinya seperti pada pembicaraan sebelumnya. Dia ingin masalah dengan Sasuke terselesaikan sebelum hari pernikahannnya tiba. Sakura tidak ingin ada masalah yang masih mengganggu pikirannya di hari bahagianya kelak.

Sayonara, AishiteruTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang