Chapter 18

403 36 16
                                    


"Apa maksud, Tou-san?" tanyaku bingung.

"Ayah dan Ibu sudah sepakat menjodohkanmu dengan Shion," jawab Tou-san dengan tenang.

Jderr

Seperti disambar petir di siang bolong. Perjodohan? Dengan Shion? Pasti ini hanya mimpi burukku saja.

"Shion?" tanyaku memastikan sekali lagi.

"Iya, Shion. Bukannya dari dulu kalian cukup dekat? Kemarin Ayah bertemu dengan Ayahnya. Kami sepakat untuk melakukan kerja sama perusahaan. Juga sepakat menjodohkan kau dan putrinya."

Tidak. Aku pasti salah dengar. Kenyataan macam apa ini? Cukup dekat? Asal ayah tahu, hubunganku dengan Shion hanya sebatas teman biasa. Tak ada yang special di antara kami. Dan sekarang ayah justru berniat menikahkan aku dengannya? Tidak. Aku tidak akan menerima begitu saja. Dan Sakura. Aku mempunyai Sakura yang masih harus aku berjuangkan. Lebih baik aku berjuang sampai mati untuk mendapatkan Sakura dari pada harus bersama Shion, wanita yang sama sekali tidak aku cintai.

"Tidak, Tou-san. Aku menolak perjodohan ini," tolakku tegas.

"Kau tidak bisa menolak, Sasuke. Jika kau menolak, kau akan Ayah hapus dari daftar nama keluarga," ancamnya.

Aku bangkit dari dudukku. Dadaku bergemuruh. Amarah telah menguasaiku. Badanku terasa panas, pedahal jelas ada pendingin ruangan yang berhembus sejuk di sini. "Aku tak peduli. Jika memang Tou-san akan menghapusku dari nama keluarga, aku terima. Dari pada aku harus bersama dengan gadis itu," suaraku mulai meninggi.

Ayah juga ikut berdiri. "Jaga ucapanmu, Sasuke. Shion itu gadis baik. Dan juga dari keluarga terpandang pula," teriak Tou-san. Suaranya menggelegar di dalam ruanganku.

Sudut bibirku tersungging sedikit. "Keluarganya memang terpandang, Tou-san. Tapi itu tidak akan menjamin kebahagiaan kami. Dan aku juga yakin bahwa Shion tidak akan menerima perjodohan ini," balasku sinis.

"Ayah tidak mau tahu. Kau harus menerima perjodohan ini. Apapun yang terjadi, pernikahan kalian harus tetap terlaksana," ucap Tou-san seraya melanggang pergi dari ruanganku.

Aku terduduk lemas di kursiku. Memijat keningku yang terasa pening. Kejutan apa lagi ini? Setelah kejutan dari Sakura yang telah memiliki kekasih, dan sekarang malah mendapat kejutan dari ayah yang menyatakan soal perjodohanku dengan Shion.

Apa ayah tak bisa membiarkan aku hidup bebas tanpa tekanan darinya? Apa ayah tak bisa membiarkan aku memilih seseorang yang aku cinta? Sejujurnya aku lelah seperti ini. Aku bukan Itachi yang akan selalu mengikuti segala kemauannya. Cukup sudah selama ini aku selalu mengikuti keinginan ayah. Dan sekarang tidak lagi. Aku akan mencari kebahagiaanku sendiri dengan jalanku sendiri.

Tunggu-tunggu. Kalau tidak salah Shion itu mantan kekasih Sasori. Itu yang aku dengar dari Naruto saat liburan ke pantai kemarin. Dan dari tatapannya pada Sasori, aku yakin jika gadis itu masih menyimpan rasa untuk pemuda itu. Ya, aku pasti tak salah. Dan kalau memang benar begitu, Shion pasti akan menolak perjodohan ini. Sedangkan aku tak harus bersusah payah untuk membujuk gadis itu agar menolaknya.
~
~
~
"Aku menerimanya," ucap Shion sambil tersenyum.

Onixs kelam milikku membulat sempurna. Aku sampai tersedak kopi pahit yang sedang ku minum. Sungguh terkejut mendengar jawaban Shion. Gadis itu menerima perjodohannya? Apa aku tak salah dengar? Lagi-lagi aku meragukan pendengaranku. Jawaban Shion meleset jauh dari perkiraanku. Tak kusangka dia akan menerimanya. Apa tujuan gadis itu sebenarnya? Aku yakin dia sama sekali tak tertarik padaku? Lalu kenapa dengan mudahnya dia menerima ini semua?

"Apa maksudmu? Kau menerimanya?" ku sunggingkan bibirku sedikit. "Tak bisa ku percaya jika kau akan menerima perjodohan bodoh ini," lanjutku dengan nada dingin.

Sayonara, AishiteruTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang