Chapter 5

1K 83 0
                                    

5 tahun kemudian

Sang mentari yang akan kembali bersembunyi ke tempat peraduaannya, menciptakan semburat warna jingga yang menghiasi langit Konoha sore ini. Yang sebentar lagi akan berganti dengan kegelapan langit malam.

Aku dan Sasori berjalan beriringan keluar dari bandara Konoha. Setelah 5 tahun aku berada di Kiri, aku sangat bersyukur karena kini aku telah melupakan segala sakit hatiku dulu. Dan kini aku telah siap kembali ke kota kelahiranku. Aku telah mempersiapkan hatiku jika aku kembali bertemu dengan Sasuke di sini. Tak menutup kemungkinan jika bertemu dengannya disini karena memang dia juga tinggal di kota ini. Kecuali jika ia sudah pindah ke negara lain.

Ku hentikan langkahku saat kami sudah berada di luar bandara. Ku pejamkan mata. Menghirup dalam-dalam oksigen yang berada di sekitarku. Sungguh, aku sangat merindukan udara segar di kota kelahiranku ini.

Sasori, pemuda yang berdiri di sampingku menepuk bahuku pelan, "Sakura, mobil jemputan kita sudah sampai," ujarnya dengan lembut. Ia mengenali mobil yang menjemput kami karena sebelumnya aku sudah memberitahukan ciri-cirinya padanya.

Sontak ku buka mataku. Ku lihat di depan sana sahabatku Naruto keluar dari mobilnya dan berlari kecil menghampiriku. Aku tersenyum bahagia melihatnya.

"SAKURA-CHAN," teriak Naruto heboh. Pemuda itu berlari kencang dan menerjangku hingga membuatku hampir terjungkal ke belakang. Memeluk ku erat. "Aku sangat merindukanmu," dia kendurkan pelukannya dan menatap ku dengan pendangan kesal,"kau bohong. Kau bilang akan sering mengunjungiku, tapi sampai kau kembali sekarang, tak pernah sekali pun kau datang kemari. Apa kau sudah melupakanku dan Ino?" Naruto mengerucutkan bibirnya. Aku tahu dia sedang merajuk.

Ku cubit kedua pipinya membuat ia meringis kesakitan, "maafkan aku. Sebenarnya aku juga ingin berkunjung kemari. Namun, aku gak bisa mengambil cuti terlalu lama. Yang penting kan sekarang aku sudah kembali ke sini," ucapku mencoba membujuk Naruto agar tak merajuk lagi.

"Ehemm..," Sasori berdehem. Menyadarkanku akan keberadaannya di sini. Tampangnya tampak kesal. Mungkin merasa di acuhkan sejak tadi.

Naruto melepaskan pelukannya dan beralih menatap Sasori"Eh, dia siapa, Saku?" tanyanya dengan sebelah alis yang terangkat.

"Perkenalkan, dia Akasuna Sasori. Saso, dia Naruto Uzumaki sahabatku," ucapku saling memperkenalkan mereka.

Sasori mengulurkan tangannya di depan Naruto, "Akasuna Sasori,"

Naruto menyambut tangan Sasori dan menggenggamnya sekilas, "Naruto Uzumaki,"tatapannya beralih ke arahku," Saku, kau tak bilang kalau kau akan kembali bersama seorang pria. Jangan-jangan dia kekasihmu, ya?" seru Naruto setengah berteriak heboh.

Semburat merah menghiasi kedua pipiku saat Naruto menyebut kata "kekasih" 0membuatku merasa malu. Sementara Sasori tetap tenang dengan wajah datarnya. "Bu-bukan.. Kau ini ada-ada saja. Sudahlah, ayo kita pulang. Aku sudah sangat merindukan kasurku yang empuk," ucapku mengalihkan pembicaraan.

Aku melangkahkan kaki menuju mobil Naruto,"Sakura, bilang saja kalau dia kekasihmu. Tak usah malu-malu begitu?" ucap Naruto yang masih bisa ku dengar dengan sangat jelas. Membuat wajahku terasa memanas. Tak kuhiraukan teriakan Naruto dan segera masuk ke dalam mobilnya. Menyembunyikan wajahku yang kini bersemu merah.
~
~
~
Sepanjang perjalanan menuju rumahku, Naruto terus saja berceloteh menceritakan tentang Ino, Hinata dan juga Sasuke. Sasuke ya... Bagaimana kabarnya sekarang? Seperti apa rupanya? Apa ia masih tetap tampan seperti dulu atau semakin tampan? Bagaimana hubungannya dengan Karin? Apa hubungan mereka sudah berlanjut ke jenjang serius? Aku tersenyum pahit mengenangnya. Namun, kini rasanya berbeda. Aku tak lagi merasakan sakit hati saat mengingat dia telah bersama gadis lain. Semoga hatiku tak akan goyah saat aku bertemu dengannya kembali. Aku tak ingin segala usahaku selama ini menjadi sia-sia.

Sayonara, AishiteruTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang