Chapter 3 : Pohon Tumbang

191 144 106
                                    

DAY 17
Tiba-tiba mobil van milik kami menabrak pohon yang tumbang menghalangi jalan. Aku tersentak kaget dan takut mobilnya rusak, karena benturannya sangat keras.

“Kalian gapapa ?” tanya papa.

“Kami baik-baik aja pa, apa yang terjadi?” jawabku.

“Ada pohon tumbang didepan untuk melanjutkan perjalanan, harus ada yang menyingkirkannya.”

Louis menawarkan diri untuk menyingkirkan pohonnya dan aku langsung sigap untuk membantunya. Alex pun ikut membantuku. Gerry dan papa yang bertugas untuk memantau zombie jika ada yang mendekati kami.

“1....2...3 angkat!!!” perintah Alex sembari mengangkat pohon.

Tiba-tiba terdengar suara erangan zombie dan muncul segerombolan zombie sekitar 15 zombie mendekati kami. Aku pun langsung mengeluarkan pisauku. Alex dan Louis segera meletakkan pohon ke pinggir jalan dan langsung membantuku.

“RRRRRGHHHHH!!!!”

Zombie-zombie dengan wajah yang hancur, membusuk berlumuran darah, dan perutnya yang sudah tidak karuan siap menerkam kami.

“Jlebbbbbb!!!!”

“Braaakkkk!!!”

Aku berhasil membunuh 3 zombie. Louis berteriak, “Lily, belakangmu!!”

Aku terkejut ketika ada 2 zombie ada tepat dibelakangku, aku terpeleset ke jalanan dan zombie itu siap menerkamku. Pisauku terlempar jauh dan tanganku sulit menggapainya, ku ulurkan tangan kananku untuk mengambil pisauku dan tangan kiriku menahan zombie-zombie.

Pisaunya terlalu jauh dan aku sudah tidak kuat lagi menahan zombie-zombie itu. Aku sudah pasrah, yang lain masih sibuk mengalahkan zombie-zombie sehingga tidak bisa membantuku.

“DOOORRR!!! DORRR!!!”

Suara tembakan dan peluru menembus kepala zombie-zombie yang menyerangku. Zombie terjatuh ke pelukanku dan aku langsung menyingkirkannya. Alex lah yang menembak, ia langsung mengulurkan tangan untuk membantuku berdiri.

“Bisa ga kamu pegang tanganku ?” uluran tangan Alex dan tatapannya yang tulus membuatku tidak fokus.

Aku segera meraih tangannya dan sekali lagi aku berterima kasih kepadanya sudah menyelamatkan hidupku. Aku melihat gerombolan zombie itu sudah mati semua dan tergeletak di jalanan. Darah zombie-zombie itu hitam layaknya pelumas mesin. “Pemandangan yang menjijikkan”, batinku.

Alex menuntunku untuk masuk ke mobil, aku segera mengusap darah-darah zombie yang terkena tubuhku dengan kain lap.

“Kamu gapapa Ly ?” tanya Papa.

Aku mengangguk. Karin menghampiriku dan membawakan air mineral. Louis dan Gerry sedang melihat keadaan mobil yang menabrak pohon tadi. Papa mencoba menghidupkan kembali mobilnya. Setelah berulangkali mencoba akhirnya mobil bisa menyala lagi. Aku sangat bersyukur. Mereka segera masuk ke mobil. Setelah mobil menyala, papa mengarahkan mobil dipinggir jalan dekat pohon besar.

“Kita istirahat disini saja, hujan masih deras.” ucap papa.

“Baik pa.” jawab Karin.

Alex menyuruhku tidur dan mengatakan bergantian tidurnya seperti malam sebelumnya. Semua setuju dan segera beristirahat agar tidak membuang-buang waktu. Aku tidak bisa tidur karena takut tiba-tiba zombie mendatangiku lagi. Aku membuka yogurt kaleng dan memakannya, tiba-tiba Alex memintanya.

“Aku juga mau, apa tidak ada yogurt untukku ?”

“Ini, makan saja.” jawabku sambil menyodorkan yogurt kepadanya.

VACCINETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang