Chapter 4 : Lavender

1.6K 258 16
                                    

Ruangan bernuansa abu-abu dengan sentuhan warna pastel yang lembut dimana tempat ini dijadikan ruang kerja seseorang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ruangan bernuansa abu-abu dengan sentuhan warna pastel yang lembut dimana tempat ini dijadikan ruang kerja seseorang. Wanita berambut sebahu sedang duduk begitu angkuh di kursi besar bak seorang ratu yang berkuasa. Sebelah tangannya melambai-lambaikan sehelai kertas begitu bosan.

"Rupanya cara kau beraksi cukup rapih. Namun, tetap saja. Kau begitu menyebalkan."

Pria yang duduk di sofa besar tertawa lepas. Kacamata hitam nya di lepas dan diletakkan di pertengahan kerah kemeja nya.

"Aku anggap itu sebagai suatu pujian. Terimakasih, Nyonya Utahime."

"Sialan kau Gojou! Wajah mu begitu memancing tangan lembut ku untuk dicabik-cabik."

"Hahaha, begitukah sikap mu terhadap tunangan mu ini sendiri,hm?"

Iori Utahime, seorang wanita yang memiliki bekas luka di wajah nya itu membuang nafas kasar. Sedangkan Gojou Satoru, bersandar santai di sofa.

"Bagaimana kabar dari laboratorium?" Iori meletakkan teh hangat di meja kecil. Gojou mengisap nya sedikit.

"Lancar. Sesuai rencana. 2 bulan menuju peristiwa luar biasa."

"Kau mengerikan."

"Terimakasih, aku sayang kamu."

Iori membuang muka malas. Pria dihadapannya begitu licin dalam hal berbicara omong kosong. Bingkai lukisan artefak nampak begitu menarik untuk diperhatikan. Sosok dua dewa dengan kepribadian yang berbeda, legenda manusia bumi dahulu yang masih menjadi dongeng penghantar tidur anak-anak saat ini. Gojou membaringkan tubuh tinggi nya di sofa dan menutup kedua matanya dengan lengan.

Hari yang sangat melelahkan. Rapat perusahaan, pertemuan dengan para tikus berjas, serta survey lokasi rencana pertama nya dimulai. Gambaran mobil yang begitu kuat dan disiasati tidak akan pernah hancur nyatanya hancur hanya dengan kedipan mata oleh Gojou. Sangat lucu, berjalan mengitari kendaraan tersebut dan melihat isi di dalamnya, Gojou berdecak kagum dengan aroma darah yang kuat dan letak para korban yang tidak karuan. Seorang pria tergeletak namun bisa dilihat jika pria tersebut baru saja pingsan.

Entah apa yang ada dipikirannya pada saat itu, seluruh tubuh nya bergerak secara murni dan mengusap lembut helai rambut hitam legam itu. Lavender. Sangat harum. Kedua iris biru laut Gojou berkilau dan sangat ingin merengkuh tubuh ringkih itu.

"Jangan tidur disini. Sofa mahal ku akan ambruk jika ditiduri oleh kau."

Sialan, suara Iori menganggu mimpi Gojou saja.

"Hah, aku akan pulang. Hubungi Getou, suruh ia untuk melancarkan aksi kedua kita. Aku pamit sayang."

"HENTIKAN PANGGILAN MENJIJIKAN ITU!"

Peraturan tempat tinggal setiap individu sudah ditetapkan dengan disediakannya gedung apartemen di masing-masing blok, bagi yang memiliki penghasilan cukup dapat membeli lahan sebagai tempat mereka tinggal. Namun, hal itu sangat jarang dilakukan. Berbeda hal nya dengan Gojou, dia tidak tinggal di atas, lebih tepatnya dia tinggal di underground tersembunyi Distrik Amaryllis. Melewati hutan belantara, gerbang bawah terbuka lebar ketika mendektesi sensor penghuni bawah tanah.

Mungkin kalian pikir dunia bawah tanah begitu sengsara dan menyedihkan, itu sangat salah. Dunia bawah tanah bisa dibilang lebih maju dibandingkan topeng Amaryllis yang terkadang membuat Gojou begitu muak.

Orang-orang yang tinggal di bawah sini adalah orang-orang yang mengadu nasib bertentangan dengan peraturan Internasional Distrik. Bagaikan wilayah komunis yang diatur seluruhnya tetapi kesejahteraan tidak dapat dipegang sepenuhnya. Menjijikan.

Gojou memarkirkan mobil sedan hitam nya di sebuah bangunan berukuran sederhana. Kaki panjang nya ia bawa untuk memasuki bangunan ini. Pintu terbuka lebar dengan menampilkan pemandangan ruang tamu yang begitu acak-acakan. Sekali lagi ia menghela nafas.

"Oh? Gojou? Kau sudah pulang. Baguslah, ada kabar baik yang harus dengar. Mendekatlah!"

Suara ringan namun serak basah menyapu telingan Gojou. Dia mendekat ke arah seorang pria berambut pirang tersebut.

"Bahan utama pil sudah sampai disini. Shoko sedang bersenang-senang dengan bahan utama itu. Dan untuk outbreak, sudah dipastikan itu akan terjadi beberapa hari lagi."

Gojou mengerutkan dahi nya.

"Beberapa hari? Bukankah perhitungan kita dua bulan, ada faktor apa lagi yang mendukung terjadi nya itu?"

"Sepertinya kau lupa, semenjak pembagian gen status puluhan tahun yang lalu, tingkah sifat kita seperti hewan. Pertengahan tahun sekarang suda h memasuki musim kawin, dan kau tau apa yang terjadi? Para alpha akan terpancing dengan pheromone omega tanpa terkecuali."

"Ahh... Ini akan sangat menyenangkan. Hm, hasil kerja mu memuaskan, Nanami."

"Pastikan kau menambahkan nominal nya."

Gojou menepuk-nepuk bahu Nanami. Orang kepercayaannya ini masih saja begitu materialistis tapi tidak apa-apa selagi Nanami dapat melakukan tugas nya dengan baik dan loyal.

"Nanami, apa kau tidak memiliki niatan untuk membersihkan rumah ini?"

"Menagapa kau tidak memanggil tunangan mu saja untuk datang membantu membersihkan rumah ini?"

"Utahime Iori? Kau yakin?"

"Tidak. Aku tidak yakin."

Yang jelas jika Gojou mengirim Utahime ke rumah ini, beberapa saat kemudian sudah dipastikan rumah ini akan lebih buruk dari sebelumnya.

Ya. Pasangan tunangan yang begitu unik.

 Pasangan tunangan yang begitu unik

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Notes :

Halo! Aku kembali lagi! Hehe, kondisi aku sudah agak mendingan jadi aku bisa update ini. Jika kalian suka dengan cerita ini silahkan klik vote sebagai bentuk apresiasi, itu membuat aku semakin bersemangat untuk melanjutkan story ini^^

𝐔𝐛𝐢 𝐀𝐦𝐨𝐫, 𝐈𝐛𝐢 𝐃𝐨𝐥𝐨𝐫 ; 𝙂𝙤𝙟𝙤𝙪 𝙭 𝙈𝙚𝙜𝙪𝙢𝙞Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang