Chapter 15 : Wanita Cantik dengan Luka Bakar

594 84 4
                                    

Pada malam hari, Distrik Amaryllis terkenal dengan pemandangan aurora di atas bukitnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pada malam hari, Distrik Amaryllis terkenal dengan pemandangan aurora di atas bukitnya. Dan akan banyak sekali penduduk distrik yang datang kesini untuk menikmati suasana pemandangan ini. Namun, semuanya berubah ketika pandemi hilangnya stok pil supressant. Tempat ini atau lebih tepatnya distrik menjadi kota mati tak berpenghuni. Beberapa mobil militer berlalu-lalang untuk berpatroli dan berusaha mencari apakah masih ada warga Amaryllis di luar sana yang masih perlu di evakuasi.

Megumi masih berdiam diri di sebuah tenda kecil kumuh ini, membajak tempat orang tidak menjadi sebuah hukum illegalitas yang berlaku ketika situasi darurat seperti ini. Setidaknya seperti itu, bukan begitu?

"Ahh, Aku sangat lapar. Ck.", Megumi mendecak kesal, tangan ramping kurusnya berusaha mencari makanan ke sekitar ruang tenda. Di dalam tas kecil warna hitam ia menemukan sebungkus  biskuit. Biskuit ini nampaknya masih layak untuk dimakan.

"Aku tidak dapat berdiam telalu lama disini. Serangan berikutnya harus segera aku hentikan."

Dikemasnya alat navigasi serta perangkat komunikasi kecil untuk memantau pergerakan Gojou, dan tidak lupa juga, Megumi menganti pakaiannya dengan pakaian set serba hitam yang tersimpan rapih di kotak penyimpanan pemilik tenda ini. Kaos kecil dengan rompi anti peluru yang sedikit longgar dan bawahan yang sangat longgar.

"Yang benar saja?! Celana ini terlalu longgar, sialan."

Menampik untuk kesekian kalinya jika Megumi memiliki tubuh yang sangat ramping. Wajar karena dia adalah seorang omega. Pilihan terakhir adalah dengan tetap menggunakan celana pendek ini, agak tidak enak untuk dipandang dengan kombinasi pakaian yang sangat bertabrakan tetapi Megumi tidak mempedulikan hal itu.

Motor yang sebelumnya ia bawa tidak bisa digunakan kembali. Berjalan menuruni bukit ini dengan melewati hutan sepertinya pilihan yang tidak buruk, terlepas dari populasi hewan buas di setiap distrik tidak terlalu banyak dan jenis yang ada hanyalah kelas 3 saja atau bisa disebut dalam kategori tidak terlalu ganas.

Kondisi fisik Megumi belum sepenuhnya pulih ditambah mark atau tanda dilehernya masih terasa perih, dia butuh kehangatan, butuh alphanya untuk memberikan dia rasa keamanaan dan kenyamanan. Buah sudah terlanjur jatuh dari pohon dan tidak bisa dikembalikan lagi, sama halnya seperti situasi seperti ini yang sudah terlanjur terjadi. Megumi tidak siap. Tidak siap untuk kembali ke markas dan bertemu dengan ayah tercintanya.

Udara dingin malam hari menusuk tulang Megumi, kakinya masih terus berjalan menuju pinggiran pusat distrik. ranting pohon menjadi korban Megumi karena entah begitu banyak sekali ranting pohon yang berjatuhan di bawah. Perjalanan dengan berjalan kaki menghabiskan waktu sekitar 2 jam. Bohong sekali jika Megumi tidak merasakan kedua kakinya terasa begitu kram saat ini. Di depan ada sebuah toko kecil yang terlihat kosong, Megumi segera masuk ke dalam toko tersebut untuk beristirahat sebentar.

Pemilik toko bahan kue ini nampaknya sudah ikut pergi untuk mengungsi ke tempat yang Megumi sendiri tidak tahu persis letaknya dimana. Tas yang sedari tadi dia gendong diletakkan di meja kasir. Mata runcing indahnya mengamati keadaan toko kosong ini. Di ujung ruangan terdapat kulkas berukuran sedang berisi beberapa minuman energi. Kursi serta meja terlihat sedikit berantakan, mungkin karena situasi evakuasi yang membuat semua orang sedikit panik dan khawatir apa yang akan terjadi. 

𝐔𝐛𝐢 𝐀𝐦𝐨𝐫, 𝐈𝐛𝐢 𝐃𝐨𝐥𝐨𝐫 ; 𝙂𝙤𝙟𝙤𝙪 𝙭 𝙈𝙚𝙜𝙪𝙢𝙞Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang