Perkenalan

588 28 0
                                    

Brukkkk....

Seorang gadis bersurai pink dengan kecemata yang mencantul indah dihidungnya terjatuh dengan tak layak.

"Mangkanya kalau jalan hati-hati dong, jatuh kan." Ucap salah satu siswi yang diketahui bernama Tenten tersebut.
"Tenten bukannya lo yang nyela kaki si culun itu?" Ucap salah satu temannya bernama temari.

"SAKURAAAA" Teriak gadis bersurai pirang dibelakang, ia berlari pelan untuk menyusul sahabatnya yang tengah merapikan buku-buku dilantai.

"Lo apain sahabat gua!" Ino yang tak terima kelakuan dari geng siswi nakal disekolah itu pun mulai melawan.
"Suruh siapa sahabat culun lo itu jalan ga pake mata." Jawab tenten sengit.
"Heh dia sahabat gua, dan awas lo yah berani ngituin sahabat gua lagi, gua BAKAR LO." Ino menekan kata diakhir ucapannya.

Sakura yang tak merasa enak hati karena semakin banyak murid yang melihat pertengkaran tenten dengan ino pun mulai melerai. Sakura menarik tangan ino untuk menjauh dari kerumunan.

"sakura mengapa kau menarikku..." Sakura melepaskan genggamannya kepada ino.
"tidak ino jangan bertengkar hanya karena aku, lagipula aku menerima perbuatan tenten padaku kok." Ino menatap miris sahabatnya itu, sakura dengan hati yang sangat baik mampu meluluhkan amarah ino yang hampir memuncak tadi.
"Tapi sakura aku tak terima jika mereka semua melakukan hal yang sangat membahayakan kepadamu." Ucap ino, sebenarnya didalam diri ino ada rasa khawatir jika harus meninggalkan sakura sendirian, ino tidak ingin sakura terluka, hanya sakura lah sahabat terbaiknya, ino tak pernah mempermasalahkan tentang bagaimana sakura diledeki dengan keculunan yang dirinya miliki, sakura sempurna sakura cantik yang mampu mengalahkan seluruh siswi disekolah ini.

"Mari ino, kita ke kelas kau tahu aku sudah menemukan buku terbaru." Ucap sakura dengan nada senangnya, ino memperhatikan sakura berjalan, ada rasa heran.
"Sakura apa kau kesakitan?" Tanya ino, sakura bersegera menggelengkan kepala, sakura tahu ino memperhatikan jalannya.
"Aku tahu sakura, ada hal yang tidak beres terjadi kepadamu." Ucap ino, sakura tak bisa berbohong, sakura tak pandai dalam hal menyembunyikan sesuatu mangka dari itu sakura adalah murid terjujur disekolah.
"Kakimu?" Sakura mengangguk dan menduduki tubuhnya dilantai.

Ada lebam merah terlihat di dengkul kakinya, sakura tahu tadi ia sangat kesakitan saat terjatuh hingga menggores keramik dengan sangat cepat.
"Benar benar yah si tenten itu." Gerutu ino kesabarannya tak bisa dibendung lagi, ia harus memberi pelajaran kepada si tenten itu.
"Sudahlah ino aku baik-baik saja." Ucap sakura menunduk.
"Tidak sakura, baiklah hayu aku papah dirimu untuk berjalan, nanti kita ke uks aku akan obati kakimu dahulu." Sakura tersenyum dan akhirnya tangan kanan sakura memegang erat kerah baju ino dan pergi dari tempat tersebut.

Sakura merasa bersyukur mempunyai sahabat sebaik ino, yang membuatnya betah dan kuat dalam mengalami cobaan.

Didalam kelas.

"Sakura kau tahu tidak, kakak ketua osis akan melatih kita." Ucap Ino dengan senang, ia sangat senang akhirnya bisa bertemu dengan sai wakil ketua osis.
"Oh yah, kakak ketua osis itu yang mana?" Sakura bertanya, ia ingin tahu siapa kaka osis yang akan melatih kelasnya itu.
"Mangkanya kita tunggu disini saja, sebentar lagi juga datang kok."

Sakura merasa dirinya ingin membuang air kecil akhirnya ia meminta izin kepada ino, untuk ke kamar mandi, ino mengangguk. Tak berapa lama sakura keluar dari kelas kakak ketua osis masuk dengan panitia yang lainnya.

Sakura berjalan dengan sedikit cepat untuk sampai ke kamar mandi, setelah melepas kendalannya akhirnya ia ingin pergi keluar, tapi sial pintu kamar mandi terkunci dari luar menyebabkan dirinya terjebak didalam kamar mandi, pasti ada yang mengusili dirinya lagi.

Sakura berteriak-teriak memanggil-manggil siapa saja murid yang diluar tapi nihil, tak ada sautan, karena jam ini adalah waktu dimana semua murid belajar dengan fokus.

"SIAPA SAJA TOLONG BUKAKAN PINTUNYA"

"TOLONG AKU... AKU TERKUNCIII"

Sakura terus menerus menggedor pintu kamar mandi hingga 15 menit berlalu tak ada tanda-tanda murid datang, akhirnya sakura merasakan dirinya penat karena terlalu banyak teriak.

Sakura mendudukan dirinya didekat pintu kamar mandi, dengan kepala yang ditundukan. Ia ingin menangis tapi untuk apa menangis?
baginya ini adalah makan sehari-harinya.
Bullyan ini tak mungkin sakura lupakan ketika dirinya lulus sekolah nanti.

Sementara itu.....

Ino merasa resah sudah 20 menit berlalu tak ada tanda-tanda sakura muncul untuk mengikuti kegiatan osis, hingga akhirnya kegiatan pun selesai.

"Baiklah sekian dari kami, materi yang tadi buat pr kalian semoga bermanfaat." Ucap ketua osis memiliki onyx hitam pekat dengan wajah tampan tersebut.
"Untuk Haruno Sakura, jika dirinya sudah ada nanti, katakan suruh menghadap kepadaku." sambungnya lagi.

Ceklek....

Sakura mendengar pintu kamar mandi terbuka menampilkan ino dengan wajah kagetnya.
"Sakura kau kenapa bisa terkunci seperti ini?" Sakura langsung memeluk ino, dirinya sedikit mengeluarkan air mata sakura ketakutan.
"T-tadi, kuncinya terkunci aku tak tahu siapa yang menguncinya, hingga terpaksa aku harus menunggu disini." Ino sekali lagi menatap iba sakura, kenapa dengan gadis baik ini mengapa dirinya yang menjadi sasaran bullyan disekolahnya.
Sungguh sangat tak berperikemanusiaan sekali mereka.

"Baiklah sakura, mari kita keluar." Ucap ino mengenggam erat tangan sakura.
"Apa pelajarannya sudah selesai?" Ino mengangguk.
"Sudah sakura, kau disuruh menghadap kakak ketua osis tadi, karena kau tak hadir." Sakura mengangguk lemah, sebenarnya ia ingin tahu bagaimana wajah kakak ketua osis tersebut.

My Culun My GirlFriendsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang