Chapter.04

722 166 41
                                    

Seperti sebuah alarm pagi, ponsel Yeji berdering karena sebuah panggilan masuk. Jeno yang tidak suka waktu tidurnya terganggu meminta Hyunjin untuk membangunkan Yeji. 

Untungnya, belum sempat Hyunjin bangkit dari kasur. Yeji sudah mengangkat panggilan tersebut. Tanpa melihat siapa yang memanggilnya. 

“Good morning darling.” Yeji mendengus mendengar sapaan halus di telinganya. 

“Bisa ga sih gausah bikin aku khawatir?” tanya Yeji langsung. Masih dalam keadaan memejamkan mata dan menempelkan ponsel ke telinga. 

Yeonjun, Hyunjin dan Jeno yang sebelumnya berniat kembali tidur berujung menguping apa yang dibicarakan Yeji. 

“Kan ibu udah bilang, jangan khawatir sama ibu. Kamu di sana dulu untuk beberapa waktu ke depan. Keadaan di sini lagi kacau banget.” 

“Iya lah. Gimana ga kacau.” Yeji mendesah pelan. Membuka matanya dan mengusap wajah kasar. “Are you okay mom?” 

“Kalo kamu baik baik aja, ibu bakal lebih baik baik aja.” 

Mom, aku serius.” 

“Saya juga serius Yeji, kamu harus jaga diri kamu supaya ibu baik baik aja.” 

Okay, love you mom. Take care. And,” 

“What?” 

Don't take any action for those girls.” 

Jennie terkekeh mendengar nada sarat akan khawatir putrinya. “Jangan lupa belajar.” 

Dan panggilan ditutup oleh Jennie. Yeji mendengus menatap layar ponselnya. Memandangi lockscreen yang tidak pernah ia ganti sejak ibu membelikannya ponsel. Foto dirinya bersama ibunya. 

Meregangkan tubuhnya karena ia baru bangun tidur. Yeji menatap Yeonjun dan Hyunjin dengan raut terkejut. Dua laki-laki yang baru tersadar mereka ketahuan menguping itu kompak membenahi diri dan bersiap bangkit dari tidur. Padahal niat mereka awalnya adalah kembali tidur. 

Jeno merasa beruntung karena Yeji tidak bisa melihatnya. Jadi laki-laki itu dengan tenang kembali tidur. 

“Kalian kenapa?” tanya gadis itu bingung. Memutuskan turun dari kasurnya. 

“Gue harus masuk kelas pagi.” Hyunjin berdalih. Merapikan tempat tidurnya dengan gerakan tergesa. 

Yeji melirik jam di dinding. “Masih jam 6 pagi, so rajin banget.” Yeji mendudukkan dirinya di pinggir kasur Jeno. 

“Iya soalnya mau beli sarapan dulu. Iya ga jun?” Yeonjun menoleh kaget. Tidak menyangka Hyunjin akan menyebut namanya secara tiba-tiba. 

“Nitip.” Hyunjin mengangguk. Kemudian buru-buru mengajak Yeonjun untuk pergi membeli sarapan. 

Yeji tidak mengerti ada apa dengan dua temannya itu. Tapi masa bodoh dengan mereka. Yeji beralih menatap Jeno yang masih terpejam di bawah selimut. 

Kalau begini, Yeji merasa dirinya kembali mengantuk. 

“Jen, geser.” Yeji mendorong tubuh Jeno perlahan. Tapi tidak ada pergerakan. 

“Jen,” Yeji mendengus. “Aish.” 

Gadis itu berniat untuk merebahkan diri di kasur Hyunjin kalau saja Jeno tidak menarik tangannya. Membuatnya punggungnya tidak sengaja menabrak tubuh Jeno. 

Yeji membalik tubuh, “Santai aja kali.” Gadis itu menjauhkan wajahnya. “Kenapa?” tanyanya panik melihat Jeno menatap tajam. 

“Jen, jangan liat gue kaya gitu. Lo ga boleh suka sama gue, apalagi naksir, astaga, jangan pernah.” 

BERMUDA TRIANGLETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang